Saturday, June 29, 2013

CARA MENGATASI GALAU

di jaman sekarang ini banyak sekali anak2 muda yg mengalamin kegalauan
banyak dintaranya dikarenakan masalah CINTA
biasanya dikarenakan pertengkaran,putuscinta,dll
disini saya membagikan tips untuk mengatasi GALAU mudah2an bermanfaat untuk anda

1: jalan-jalan
    ajaklah teman anda untuk berjalan-jalan ini berguna untuk menghilangkan suntuk yg dikarenakan galau
    tapi jangan jalan-jalan ketempat yg tidak tepat seperti discotic,cafe ini tidak baik dan tidak bisa
    menghilangkan galau anda
   jalan-jalanlah ketempat yg baik seperti ketempat rekreasi,mall,dll
   karna kebanyakan orang yg galau tidak bisa berpikir jernih disinilah saatnya anda me refres otak anda
   agar anda bisa berfikir jernih dan melupakan masalah anda

2:curhat
  curhat juga bisa membantu anda melepaskan kegalauan dalam hati anda
  akan tetapi lihat dulu orang yg anda pilih untuk menjadi tempat curhat anda
  apakah dia bisa dipercaya,bisa menyimpan rahasia,dan bisa memberi solusi yg tepat untuk
   masalah anda,jika anda sudah mendapatkan orang yg tepat keluarkanlah semua masalah yg membuat
  anda galau

3: datang kepada tuhan
  tuhan yesus mengatakan dalam firmannya di
  MATIUS 11:28
 MARILAH KEPADAKU SEMUA YG LETIH LESU
 DAN BERBEBAN BERAT, AKU AKAN MEMBERI KELEGAAN KEPADAPU
 disini jelas tuhan yesus tidak pernah diam dia selalu mau menerima kita asal kita mau
 menemuinya melalui doa disaat kita mau menemuinya dia akan memberikan kelegaan
 kepada kita akan tetapi banyak anak2 muda yg malu bahkan genggsi datang kepada tuhan
 disinilah letak kebodohannya janganlah malu tuhan akan slalu memberikan kelegaan kepada kita di setiap
 masalah kiat dan jalan keluar yg dia berikan dalam setiap masalah kita teramat indah


lakukan 3cara di atas untuk menggatasi kegalauan dihati saudara ingat ANAK TUHAN TIDAK PERNAH GALAU jadi slalu berpegang teguhlah kepada firmannya dan percaya akan segala janji2nya di dalam hidup
saudara
TUHAN YESUS BERKATI.

kejar dan ambil kembali

1 Samuel 30 : 8 — “ Kemudian bertanyalah Daud
kepada TUHAN, katanya: "Haruskah aku
mengejar gerombolan itu? Akan dapatkah mereka
kususul?" Dan IA berfirman kepadanya: "Kejarlah,
sebab sesungguhnya, engkau akan dapat menyusul
mereka dan melepaskan para tawanan.”
Roma 1 : 16 — “ Sebab aku mempunyai keyakinan
yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah
kekuatan ALLAH yang menyelamatkan setiap
orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi,
tetapi juga orang Yunani."
Pengkhotbah 12 : 1 — “ Ingatlah akan Penciptamu
pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang
malang dan mendekat tahun-tahun yang kau
katakan: "Tak ada kesenangan bagiku di
dalamnya!"
Suatu ketika Daud dan pasukannya kembali dari
medan perang. Tetapi ternyata tanah Negeb dan
Ziklag di Israel telah dikalahkan dan dibakar habis
oleh orang Amalek. Istri dan anak mereka ditawan.
Melihat hal itu Daud dan rakyatnya menangis
bahkan sampai tidak kuat lagi menangis. Tetapi
Daud tidak berlarut-larut dalam kesedihan. Anak
dan istrinya tidak akan kembali hanya dengan
meratapi nasib mereka.
Rakyat yang bersama dengan dia juga hendak
melemparinya dengan batu. Tetapi meskipun Daud
dirajam dengan batu, keluarga mereka yang telah
ditawan Amalek tidak akan kembali. Karena itu
Daud datang kepada TUHAN dan bertanya :
“Haruskah aku mengejar gerombolan itu? Akan
dapatkah mereka kususul?” Lalu TUHAN
berfirman : "Kejarlah, sebab sesungguhnya, engkau
akan dapat menyusul mereka dan melepaskan para
tawanan." Daud berhasil merampas keluarganya
dari tangan orang Amalek.
Mungkin istri, suami dan anak-anakmu telah
diambil daripadamu, ditarik oleh dunia ini. Firman
TUHAN hari ini mengingatkan bahwa mereka
harus kita rebut kembali. Di sekeliling kita juga
begitu banyak orang yang belum percaya kepada
TUHAN YESUS KRISTUS. Beratus juta orang
yang sedang menuju kepada kebinasaan. Karena itu
rebutlah mereka, bawalah mereka bagi ALLAH.
YESUS KRISTUS sudah mati bagi kita supaya
kita selamat, memperoleh hidup kekal dan masuk
ke dalam Kerajaan ALLAH. Dan ALLAH
memanggil kita supaya kita juga memberitakan
Injil kepada mereka yang belum selamat.
Dalam Perjanjian Lama kita baca bahwa selalu ada
perintah untuk membunuh musuh. Bahkan orang
Israel yang bergaul dengan orang asing harus
dibinasakan. Tetapi dalam Perjanjian Baru, YESUS
KRISTUS memerintahkan kita untuk pergi
memberitakan Injil sampai ke ujung bumi.
Dalam pelayanannya, TUHAN YESUS banyak
melakukan mujizat dan perbuatan-perbuatan yang
baik; membangkitkan orang mati, mencelikkan
mata yang buta, yang bisu berbicara, yang tuli
mendengar, dan menyembuhkan banyak jenis
penyakit.
YESUS KRISTUS memberikan teladan tentang
kasih yang besar. Kita harus mengasihi orang lain
bukan membenci apalagi membinasakan.
Yohanes 3 : 16 — “ Karena begitu besar kasih
ALLAH akan dunia ini, sehingga IA telah
mengaruniakan ANAK-NYA yang tunggal,
supaya setiap orang yang percaya kepada-NYA
tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."
Murid-murid TUHAN YESUS yang kemudian
menjadi rasul pergi memberitakan Injil ke seluruh
dunia. Mereka tidak bersantai atau bermalas-
malasan tetapi mengejar dan mendapatkan jiwa.
Zaman ini banyak orang Kristen malu akan Firman
TUHAN. Roma 1 : 16
Kita tidak perlu malu akan Injil, sebab Injil adalah
kekuatan ALLAH yang menyelamatkan setiap
orang yang percaya. Karena itu, sebagai warga
negara Indonesia, bangkitlah untuk memenangkan
Indonesia bagi Kerajaan ALLAH.
Bagaimana cara kita melakukannya ?
1. Bermimpi.
Mimpikan pemulihan terjadi di Indonesia. Tokoh-
tokoh besar dalam Alkitab adalah para pemimpi;
misalnya Yusuf, Daniel, Samuel, Daud. Kalau
kita mau melihat pemulihan terjadi di negeri ini,
maka kita harus mulai dengan mimpi. Kita yakin
bahwa dari segala suku, bahasa dan kaum di
Indonesia akan datang kepada YESUS KRISTUS.
Percaya bahwa suatu saat TUHAN akan bekerja
luar biasa di Indonesia.
2. Jangan menyerah.
Jangan mudah menyerah akan tantangan. Beragam
tantangan akan muncul ketika kita memberitakan
Injil. Tantangan itu bisa datang dari lingkungan
masyarakat, dari keluarga, tekanan dipekerjaan,
dlsb. Tidak dipungkiri bahwa ada anak TUHAN
bahkan Hamba TUHAN yang akhirnya menyerah
dan mundur. Ini merupakan siasat iblis untuk
mengalihkan perhatian kita. Tetapi perlu kita
ketahui dan harus kita ketahui bahwa TUHAN
pasti mengatasi semua tantangan. TUHAN
berkuasa mengangkat semua tantangan kita.
3. Kesatuan.
Kesalahan dari banyak gereja di akhir zaman ini
adalah kurangnya kesatuan. Kita harus berjejaring
satu dengan yang lain. Mari kita bangun
kerjasama dengan gereja-gereja lain, dengan anak-
anak TUHAN yang lain. Harus ada satu
kesatuan bagi gereja TUHAN untuk
memenangkan Indonesia bagi Kerajaan ALLAH.
Walaupun gereja kita besar, kita tidak bisa
bekerja sendiri. Kita harus bersatupadu dan
bekerjasama. Jangan kerjakan sendiri. Masalah
bagi gereja saat ini adalah mereka mengerjakannya
sendiri-sendiri. Kita harus menjadi satu tim,
bergandengan tangan.
4. Jadilah Pembebas.
Kita harus menjadi seorang pembebas, yang bisa
merubah keadaan. Musa dirawat dan dibesarkan di
istana Firaun. Dia hidup dalam kemewahan dan
kenyamanan istana Mesir. Tetapi demi membela
bangsanya yang ditindas, ia rela meninggalkan
Mesir dan pergi ke tanah Midian. Di Midian
hidupnya nyaman, memiliki istri dan anak-anak.
Tetapi setelah 40 tahun, TUHAN memerintahkan
Musa pergi ke Mesir untuk membebaskan bangsa
Israel, sebab teriakan mereka sudah sampai kepada
TUHAN.
Banyak orang sedang berteriak dan menunggu
pertolongan TUHAN. Apakah Anda mau menjadi
'Musa-Musa' rohani yang mau membebaskan
bangsa ini. Apakah Anda rela meninggalkan zona
nyaman demi jiwa-jiwa yang membutuhkan
jamahan TUHAN ?
5. Pergunakanlah talentamu.
Setiap orang percaya pasti memiliki karunia/
talenta. Masing-masing kita diperlengkapi
TUHAN dengan talenta. Karena itu
pergunakanlah itu untuk menyelamatkan bangsa.
Daud adalah seorang yang mahir memainkan
kecapi. Di samping itu ia seorang yang pandai
berperang. Ia menggunakan seluruh bakat dan
kemampuannya untuk merebut bangsanya.
Pergunakanlah karunia yang sudah TUHAN
berikan kepada Anda. Kalau Anda bisa
menggunakan facebook, twitter atau internet,
pakailah itu untuk menyelamatkan banyak orang.
Kejar dan dapatkan jiwa-jiwa bagi Kerajaan
ALLAH melalui talenta-talenta anda.
6. Tinggikan TUHAN YESUS KRISTUS.
Di mana pun kita berada saksikanlah kasih
TUHAN.
TUHAN YESUS bukan menyuruh kita untuk
membinasakan orang tetapi menyelamatkan orang
dengan memberitakan keselamatan di dalam
KRISTUS. Di manapun Anda bekerja jangan lupa
untuk menyampaikan kabar tentang YESUS
KRISTUS. Jangan takut dan jangan malu sebab
TUHAN YESUS pasti menyertai kita dengan
kuasa-NYA.
Anda tentu mengenal Ps. Yonggi Cho. Beliau
adalah gembala sebuah gereja besar di Seoul,
Korea Selatan. Namun awal perjumpaannya dengan
TUHAN adalah berkat kesaksian seorang gadis di
rumah sakit. Waktu itu Yonggi Cho sakit keras.
Lalu gadis muda itu menghampirinya dan
menyampaikan tentang kesembuhan di dalam
TUHAN YESUS KRISTUS.
Ia juga memberikan sebuah Alkitab untuk dibaca
Yonggi Cho. Ternyata Yonggi Cho membuka
Matius pasal 1 yaitu tentang silsilah YESUS
KRISTUS. Pertama-tama ia tidak merasakan apa-
apa sebab ia menganggap hanya sebuah catatan
silsilah saja. Tetapi gadis itu membujuknya
supaya terus membaca, dan akhirnya TUHAN
YESUS menjamah Yonggi Cho.
Ps. Yonggi Cho sekarang menjadi Gembala dengan
gereja terbesar di dunia. Padahal pertemuannya
dengan TUHAN YESUS adalah melalui pelayanan
seorang gadis muda. Karena itu rebut jiwa-jiwa
yang belum menerima TUHAN YESUS KRISTUS.
Kita tidak boleh memaksa, tetapi beritakan saja
bahwa YESUS KRISTUS sudah mati di kayu salib
untuk keselamatan manusia.
7. Berdoa untuk Indonesia.
Mazmur 2 : 8 berbunyi : “Mintalah kepada-KU,
maka bangsa-bangsa akan KUberikan kepadamu
menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi
kepunyaanmu.”
Kalau kita meminta bangsa-bangsa maka TUHAN
akan memberikannya. Karena itu jangan takut
berdoa untuk hal-hal yang besar sebab TUHAN
YESUS sanggup berikan Berdoalah untuk
Indonesia, supaya TUHAN melawat dan
menyelamatkan bangsa ini,

Friday, June 28, 2013

bersukacitalah selalu

Nehemia 8 : 10b — “ Jangan kamu bersusah hati,
sebab sukacita karena TUHAN itulah
perlindunganmu!”
Berbagai tekanan hidup sepertinya terus berusaha
untuk membuat kita semakin jauh dari rasa
sukacita. Harga bahan pokok yang terus
meningkat sementara gaji masih menyangkut
ditempat yang sama, para siswa yang bingung
karena tidak tahu harus melanjutkan kemana,
orang-orang yang kehilangan arah, kehilangan
sesuatu yang berharga, sedang bimbang, merasa
takut untuk melangkah/mengambil keputusan
atau dalam skala kecil dalam rumah tangga ketika
anda tengah capai bekerja seharian tapi masih
mendapat reaksi tidak mengenakkan di rumah,
semua ini hanyalah sedikit contoh dari betapa
banyak kejadian dalam hidup yang siap merampas
sukacita dari diri kita.
Benar, berbagai hal seperti itu memang bisa
membuat kita kehilangan kegembiraan, itu normal.
Yang salah adalah ketika kita menggantungkan
gembira-tidaknya kita kepada situasi yang tengah
kita alami. Problems may come, but to be joyful or
not depends on our decision. Masalah boleh saja
datang, situasi tidak menyenangkan boleh saja
ada, tapi bersukacita atau tidak sesungguhnya
tergantung dari keputusan kita. Lantas apa yang
bisa membuat kita tidak harus kehilangan sukacita
ditengah himpitan masalah?
Alkitab sudah memberikan jawaban atas
pertanyaan tersebut. Bukan hanya dalam satu
kalimat saja tetapi bisa kita temukan dalam
banyak bagian di dalamnya. Coba lihat ayat
bacaan diatas yang secara jelas memberikan
jawaban: "Jangan kamu bersusah hati, sebab
sukacita karena Tuhan itulah perlindunganmu!"
Nehemia 8 : 10b
Firman TUHAN berkata bahwa kita tidak perlu
bersusah hati, bersedih atau kecewa. Mengapa ?
Sebab sukacita seharusnya bukan tergantung dari
dunia tapi karena kita memiliki TUHAN. Itulah
perlindungan kita, itulah benteng kita yang teguh,
itulah yang akan memampukan kita untuk tetap
bisa dipenuhi sukacita meski situasi sedang tidak
kondusif. Be not grieved and depressed, for the joy
of the Lord is your strength and stronghold. Amin.
TUHAN berulang kali mengingatkan kita untuk
senantiasa bersukacita dan memahami betul dari
mana sumber sukacita itu berasal. Bersukacita
tentu mudah jika kita sedang dalam kondisi baik
dan berlimpah, tapi biasanya menjadi sulit ketika
tengah didera masalah. Masalah kecil saja sudah
bisa merusak mood atau suasana hati kita, apalagi
kalau masalah besar. Mampukah kita ?
Tergantung kita sendiri, tetapi ingatlah bahwa
TUHAN mau kita mampu, karena disanalah kita
bisa mengukur seberapa besar kepercayaan kita
pada TUHAN.
Kalau saja kita mau belajar untuk percaya
sepenuhnya dengan menyerahkan seluruh hidup
kita ke dalam tangan-NYA, kita pun akan berada
dalam pemeliharaan TUHAN yang luar biasa. Itu
janji TUHAN yang akan selalu ditepati. Oleh
karena itu kita jangan sampai kehilangan sukacita.
Kita harus bisa terus bersukacita, sekali lagi
bukan tergantung situasi hidup tetapi karena
TUHAN, dan sesungguhnya itulah kuncinya
karena disana terletak perlindungan atas kita.
Jika kita membaca Galatia 5 : 22 - 23 — “ Tetapi
buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera,
kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada
hukum yang menentang hal-hal itu."
Maka kita bisa melihat bahwa sukacita
merupakan salah satu buah Roh. Itu artinya,
selama kita hidup dengan bimbingan ROH
KUDUS yang diam dalam diri kita, maka sukacita
sudah seharusnya atau secara otomatis menjadi
bagian dari hidup kita. Ingatlah bahwa tidak ada
yang mustahil bagi TUHAN. Seberat apapun
beban yang anda hadapi hari ini, yang paling
mustahil bisa selesai menurut logika terpintar kita
sekalipun, itu hanya akan menjadi sebuah lahan
subur bagi TUHAN untuk menyatakan kuasa-
NYA. Dalam sukacita karena TUHAN terletak
perlindungan kita, bukan dari baik tidaknya hidup
yang tengah anda jalani hari ini.
Daud berkata: "dan bergembiralah karena
TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu
apa yang diinginkan hatimu." Mazmur 37 : 4
Meski hati sedang tidak enak, mood sedang
kacau, kita harus ingat bahwa TUHAN bisa
memberi kelegaan dan menggantikan perasaan yang
penuh kemelut dengan sebentuk hati penuh
sukacita. Anda mungkin sulit untuk bisa
menggantikannya sendiri, tetapi ayat ini
mengatakan bahwa TUHAN sendirilah yang akan
mengabulkan keinginan hati untuk terus bisa
dipenuhi sukacita. Sukacita harus bersumber dari
TUHAN, sukacita berasal dari TUHAN dan
sukacita bergantung pada TUHAN. Sukacita
tidak boleh berakar pada dunia dan situasi terkini
kita tetapi harus berpusat pada TUHAN.
Adakah diantara anda yang saat ini tengah
bingung, berbeban berat, merasa kosong dan
kehilangan sukacita ? Atau anda merasa terlalu
sulit untuk bisa mengembalikan sukacita dalam
diri anda ?
Pagi ini, datanglah kepada-NYA, bukan untuk
mengais harapan kosong, bukan untuk sekedar
mencoba, tapi untuk membuktikan bahwa
TUHAN bisa mengembalikan sukacita sepenuhnya
tidak peduli apapun suasana hati anda saat ini.
Sandarkan seluruh hidup anda pada-NYA dengan
sukacita, seperti halnya Daud yang berkata:
"Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita,
datanglah ke hadapan-NYA dengan sorak-sorai!"
Mazmur 100 : 2
Mengapa ? "Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-
NYA untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-NYA
tetap turun-temurun." Mazmur 100 : 5
Percayakan hidup anda sepenuhnya pada TUHAN,
dan nikmatilah sukacita sesungguhnya ditengah
kesulitan.
"Bersukacitalah senantiasa dalam TUHAN! Sekali
lagi kukatakan: Bersukacitalah!" Filipi 4 : 4
Percayakan segalanya pada TUHAN, dan
bersukacitalah, maka TUHAN akan melepaskan
kita.

penyembah yg benar

Yohanes 4 : 23 - 24 — “ Tetapi saatnya akan
datang dan sudah tiba sekarang, bahwa
penyembah-penyembah benar akan menyembah
BAPA dalam roh dan kebenaran; sebab BAPA
menghendaki penyembah-penyembah demikian.
ALLAH itu ROH dan barangsiapa menyembah
DIA, harus menyembah-NYA dalam roh dan
kebenaran.”
Firman TUHAN berkata bahwa TUHAN
menyukai penyembahan yang benar yaitu dalam
roh dan kebenaran. Yohanes 4 : 23 - 24
Penyembahan yang benar adalah seperti kita
sedang membangun hubungan dengan TUHAN,
tanpa adanya penyembahan maka kita tidak
memiliki saluran/jalan untuk kita berhubungan
dengan TUHAN.
Penyembahan yang benar akan membangun saluran
sehingga TUHAN bisa bekerja dengan bebas di
dalam kita. Melalui penyembahanlah TUHAN
dapat menolong dan memberkati kita. Inilah
pentingnya penyembahan bagi orang percaya.
Abraham setiap kali berpindah tempat ke tempat
yang baru maka hal pertama yang ia lakukan
adalah membangun mezbah, mezbah adalah
gambaran dari penyembahan.
Abraham mengerti benar bahwa penyembahan
memungkinkan TUHAN hadir dan campur tangan
dalam setiap kehidupannya. Raja Salomo, adalah
seorang yang mengorbankan 1000 korban bakaran
sekaligus, dan setelah Salomo selesai memberikan
1000 korban bakaran, TUHAN pun mendatangi
Salomo dan TUHAN berfirman apa saja yang
Salomo minta akan dikabulkan. 1 Raja-Raja 3 : 4
- 5 — “ Pada suatu hari raja pergi ke Gibeon untuk
mempersembahkan korban, sebab di situlah bukit
pengorbanan yang paling besar; seribu korban
bakaran dipersembahkan Salomo di atas mezbah
itu. Di Gibeon itu TUHAN menampakkan diri
kepada Salomo dalam mimpi pada waktu malam.
Berfirmanlah ALLAH: "Mintalah apa yang hendak
KUberikan kepadamu."
Mungkin kita seringkali tidak menyembah
TUHAN dengan benar sehingga pertolongan dan
berkat TUHAN tidak sampai kepada kita. Atau
banyak anak TUHAN tidak mengerti bagaimana
menyembah TUHAN. Seringkali kita tidak bisa
menikmati ketika kita menyembah TUHAN,
sehingga kita merasa penyembahan adalah
rutinitas belaka. Jika kita tidak bisa menikmati
penyembahan maka artinya ada yang salah dalam
penyembahan kita.
Ada penyembahan yang tidak berkenan di hadapan
TUHAN.
Amsal 21 : 27 — “ Korban orang fasik adalah
kekejian, lebih-lebih kalau dipersembahkan dengan
maksud jahat."
Penyembahan yang benar ditentukan oleh
penyembah atau orang yang menyembah bukan
lagu, suasana dan situasi. Bagaimana sikap hati
kita saat kita menyembah TUHAN adalah
penyebab utama kegagalan kita saat menyembah
TUHAN, seringkali kita merasa tertuduh dan
tidak layak untuk menghadap TUHAN. Pada saat
kita datang menyembah janganlah kita
memusingkan tentang kekudusan dan kesucian
sebab kekudusan kita tidak akan mencapai
standarnya TUHAN.
Jika kita memiliki sikap hati seperti ini maka kita
tidak bisa menyembah TUHAN dengan benar.
Sesungguhnya segala kesalehan kita seperti kain
kotor, karenanya jika kita datang pada TUHAN
dengan modal kesucian maka kita tidak akan
berkenan pada TUHAN. Yesaya 64 : 6 — “
Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis
dan segala kesalehan kami seperti kain kotor;
kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami
lenyap oleh kejahatan kami seperti daun
dilenyapkan oleh angin."
Pada satu sisi orang merasa tidak layak karena
dosa, dan di satu sisi lagi orang yang sombong
merasa layak sehingga ia pun tidak dijamah oleh
TUHAN, seperti orang Farisi yang merasa benar
dan suci namun doanya tidak berkenan di hadapan
TUHAN. Penghalang yang kedua adalah kita
terlalu memusingkan bagaimana cara yang benar
dalam menyembah TUHAN, seperti tata cara
duduk atau berdiri dalam menyembah,
menggunakan bahasa roh atau tidak.
Namun inti penyembahan adalah kita menikmati
TUHAN dan TUHAN pun menikmati
penyembahan kita. Seringkali kita terlalu
memusingkan bagaimana cara kita menyembah
TUHAN sehingga pada akhirnya penyembahan
kita tidak berkenan di hadapan TUHAN.
Janganlah kita membuat rumit hubungan kita
dengan TUHAN. Datanglah kepada TUHAN apa
adanya.
Maria memilih untuk duduk diam di kaki
TUHAN dan mendengar suara TUHAN. Lukas
10 : 39, 42
10:39 Perempuan itu mempunyai seorang saudara
yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki
TUHAN dan terus mendengarkan perkataan-
NYA.
10:42 tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria
telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak
akan diambil dari padanya."
Maria memilih bagian yang terbaik dengan
menikmati TUHAN. Maria berdiam diri dan
hatinya menyembah TUHAN. Sering kita
terpengaruh dengan gaya penyembahan orang lain
sehingga kita meniru gaya mereka. Kita berkata-
kata hanya sebatas di mulut hanya karena
kebiasaan, ini tidak berkenan kepada TUHAN,
penyembahan adalah sikap hati. Yesaya 29 : 13 — “
Dan TUHAN telah berfirman: "Oleh karena
bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan
memuliakan AKU dengan bibirnya, padahal
hatinya menjauh dari pada-KU, dan ibadahnya
kepada-KU hanyalah perintah manusia yang
dihafalkan."
Daud memiliki gaya penyembahan yang berbeda. 2
Samuel 6 : 15 - 16 — “ Daud dan seluruh orang
Israel mengangkut tabut TUHAN itu dengan
diiringi sorak dan bunyi sangkakala. Ketika tabut
TUHAN itu masuk ke kota Daud, maka Mikhal,
anak perempuan Saul, menjenguk dari jendela, lalu
melihat raja Daud meloncat-loncat serta menari-
nari di hadapan TUHAN. Sebab itu ia memandang
rendah Daud dalam hatinya."
Daud adalah orang yang bersemangat dalam
penyembahan. Daud menari, melompat, bersorak
dengan sekuat tenaga. Ini bukan ekspresi yang
dibuat-buat tetapi karena ucapan syukur dan
cintanya yang mendalam kepada TUHAN.
TUHAN sangat berkenan dengan penyembahan
Daud. Jika kita melihat orang lain yang melakukan
penyembahan dengan gaya yang tidak biasa maka
janganlah kita terburu-buru untuk menghakimi
orang tersebut. Marilah kita menyembah TUHAN
dengan alami sesuai dengan hati kita, kita tidak
perlu meniru-niru cara orang lain dalam
menyembah TUHAN.
Maria sebagai perempuan berdosa datang
tersungkur di kaki TUHAN, ia menangis sambil
meminyaki kaki YESUS KRISTUS. Lukas 7 : 37 -
38 — “ Di kota itu ada seorang perempuan yang
terkenal sebagai seorang berdosa. Ketika
perempuan itu mendengar, bahwa YESUS sedang
makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia
membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak
wangi. Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang
YESUS dekat kaki-NYA, lalu membasahi kaki-
NYA itu dengan air matanya dan menyekanya
dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-
NYA dan meminyakinya dengan minyak wangi
itu."
Kita bebas mengekspresikan diri kita saat kita
menyembah TUHAN, Maria hanya menangis di
kaki TUHAN tanpa berkata apa-apa, namun
penyembahannya menjadi penyembahan yang
berbau harum di hadapan TUHAN.
Janganlah penyembahan kita hanya sekedar lip
service di hadapan TUHAN, tetapi hendaklah
keluar dari hati kita. Penyembahan yang tidak
berkenan di hadapan TUHAN adalah
penyembahan yang pura-pura. Kita mau
menyembah TUHAN dengan benar, dengan
segenap hati kita sehingga penyembahan yang kita
naikkan berkenan di hadapan

Wednesday, June 26, 2013

dewasa dalam iman

Bertumbuh Dewasa Dalam Iman
Sorotan Yakobus perihal pertumbuhan iman
menjadi evaluasi kita sebagai orang Kristen. Salah
satu yang menjadi sorotan adalah kebiasaan
bersumpah yang menjadi faktor penghambat
menuju kedewasaan iman.
YAKOBUS 5 : 12 — “ Tetapi yang terutama,
saudara-saudara, janganlah kamu bersumpah demi
sorga maupun demi bumi atau demi sesuatu yang
lain. Jika ya, hendaklah kamu katakan ya, jika
tidak hendaklah kamu katakan tidak, supaya
kamu jangan kena hukuman.”
Berbicara perihal kedewasaan, tentunya tidak lepas
dari attitude yang mencakup pemikiran, pandangan,
perkataan dan tindakan yang tercermin dalam
keseharian. Banyak hal penting dalam Firman yang
harus kita lakukan, namun kita remehkan dan
lupakan. Dan justru hal yang terlarang menurut
Firman malah menjadi kebiasaan dalam interaksi
sosial kita. Padahal hal tersebut merupakan
cerminan tingkat kedewasaan iman.
Ketentuan tentang bersumpah menjadi salah satu
yang menjadi sorotan dalam surat Yakobus pasal
5, bahkan Yakobus menjadikannya ketentuan
utama dalam kehidupan orang Kristen. Ketentuan
itu meliputi larangan bersumpah (baik demi sorga,
bumi atau sesuatu yang lain). Sumpah terkait erat
perihal pembuktian sesuatu, juga muncul akibat
lunturnya rasa ketidakpercayaan antar manusia.
Alasan utama manusia tidak boleh bersumpah
karena manusia tidak bisa menepatinya. Sebab
biasanya sumpah dilakukan bukan untuk
menunjukkan kebenaran, melainkan untuk
menutupi kebohongan. Memang sumpah itu
hanyalah perkataan. Tetapi biasanya sumpah itu
dibubuhi "Demi Nama TUHAN" atau TUHAN
dijadikan "garansi". Yang pasti, TUHAN tidak
mau menjamin sumpah siapa pun. Jelas ini
perbuatan yang kurang ajar dan pantas tertimpa
hukuman berat dari TUHAN.
Banyak contoh tentang bersumpah dalam lingkup
keluarga, persahabatan apalagi urusan bisnis. Di
saat seseorang memberikan keterangan namun
tidak dipercayai kebenarannya oleh lawan
bicaranya, biasanya orang tersebut segera
mengambil jalan pintas : berucap sumpah demi
Nama TUHAN atau demi yang lainnya.
Umumnya motifnya kurang baik : entah menutupi
kekurangan, kesalahan atau kebohongan. Sumpah
sering sengaja diset menjadi alat untuk
mengelabuhi, dengan tujuan mengeruk keuntungan
pribadi dan mengorbankan orang lain.
Dalam dunia perdagangan, tidak sedikit penjual
yang menunjukkan dan menerangkan kualitas
produknya dengan disisipi sumpah bahwa
produknya berkualitas. Sebenarnya, sales person ini
sudah membuka "aib" dagangannya yang tidak
bonafide. Sebab kalau bonafide, rasanya kata
sumpah tidak perlu lagi diucapkan.
Sama halnya kesepakatan mengenai waktu. Orang
yang memiliki kebiasaan ngaret sangat mudah
mengobral sumpah dan janji untuk datang tepat
waktu. Dari sini kita belajar bahwa bersumpah
bisa dilakukan siapa saja. Karena itu, marilah kita
mengkoreksi diri sendiri supaya membuang
kebiasaan bersumpah sehingga kita tidak menerima
hukuman karena tak menaati Firman.
Yakobus mengajarkan, katakan "Ya" atau "Tidak"
sesuai kenyataan, alias mengutamakan kejujuran.
Sebab sumpah memiliki konsekuensi yang berat.
Jika terlanjur diucapkan - meski dengan dalih tidak
serius alias bercanda - maka tetap saja hukuman
berlaku. Hendaklah ketentuan ini mampu
menyadarkan kita, agar terhindar dari hukuman
akibat sumpah. Jika larangan sumpah yang
merupakan hal utama tidak dapat kita taati,
otomatis dengan hal menuruti aturan lain dalam
Firman akan turut berantakan.
Bagaimana dengan aturan pengambilan sumpah
sebelum seorang Kristen menjalankan tugasnya
menjadi saksi di pengadilan ? Sebagai ganti
sumpah, orang Kristen boleh menggunakan kata
"berjanji".
Selanjutnya kita akan buktikan lewat study kasus
bahwa sumpah manusia hanyalah kedok menutupi
kebohongannya.
MATIUS 26 : 74 — “ Maka mulailah Petrus
mengutuk dan bersumpah: "Aku tidak kenal orang
itu." Dan pada saat itu berkokoklah ayam."
Ketika orang bertanya apakah Petrus murid YESUS
KRISTUS, Petrus mulai mengutuki dirinya sendiri
(NIV: curses on himself) Contoh mengutuki diri
sendiri: "biar disambar geledek", "biar aku mati !!!"
Tindakannya itu dirasakan Petrus belum cukup. Ia
juga bersumpah bahwa ia tidak mengenal YESUS
KRISTUS. Ini bukti bahwa sumpah yang
dilakukan Petrus karena kepepet, untuk menutupi
kebohongannya.
Apakah pantas disebut dan mengaku dewasa
iman, jika kesehariannya berselimutkan kabut
dusta ? Sumpah yang terucap, bukan berdasarkan
keyakinan bahwa dirinya benar, melainkan untuk
menutupi kesalahannya. Kedewasaan iman
seharusnya membuat orang sadar dan mengakui
akan kesalahannya, memohon ampun dan bertobat.
Sebaliknya dengan ciri orang yang belum dewasa
iman, berkutat dalam mata rantai kebohongan
dengan jalan bersumpah.
Petrus yang mengutuk dirinya sendiri, telah
menciptakan sebuah jerat "senjata makan tuan."
Kemungkinan besar Petrus mengutuki dirinya demi
TUHAN. Artinya dia mengatakan bahwa bila dia
berbohong, TUHAN akan menghukumnya. Jika
YESUS KRISTUS tidak penuh kasih, Petrus
tentunya mati termakan kutuk yang sudah
diucapkannya. Meski terlanjur, Petrus kemudian
menyadari dan menyesali perbuatannya.
Sesudah bertemu YESUS KRISTUS yang bangkit,
sumpah dan kutuk tidak ada lagi dalam "kamus"
Petrus. Terbukti, perkataan Petrus di kemudian
hari dapat dipercaya. Bahkan banyak orang menjadi
percaya dengan menerima YESUS KRISTUS sebagai
TUHAN dan Juruselamat karena perkataannya.
Hal ini terjadi karena dasar perkataan Petrus
bukan lagi kebohongan, melainkan kebenaran
Firman TUHAN. Inilah ciri dari kedewasaan iman,
yakni perkataan yang seturut Firman, tanpa embel-
embel sumpah.
Siapa yang pantas secara legal untuk mengucapkan
sumpah ?
KEJADIAN 22 : 15 - 17 — “ Untuk kedua kalinya
berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepada
Abraham, kata-NYA: "AKU bersumpah demi
Diri-KU sendiri - demikianlah Firman TUHAN - :
Karena engkau telah berbuat demikian, dan
engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan
anakmu yang tunggal kepada-KU, maka AKU
akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan
membuat keturunanmu sangat banyak seperti
bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan
keturunanmu itu akan menduduki kota-kota
musuhnya."
Yang memiliki hak penuh untuk bersumpah
hanyalah TUHAN. Sumpah TUHAN di atas
adalah tepat, pernyataan sumpah-NYA dikuatkan
dengan "garansi" dari Diri-NYA sendiri. Diri-
NYA yang penuh kuasa, mampu mewujudkan apa
yang disumpahkan-NYA. Sebaliknya dengan
manusia yang tidak tidak mampu mewujudkan
sumpahnya. Jadi manusia tidak boleh sumpah
dalam hal apa pun. Sumpah hanya layak
dikumandangkan oleh TUHAN sendiri.
Alasan lainnya : karena motivasi TUHAN selalu
benar, yaitu untuk kebaikan manusia, termasuk
bagi seluruh alam ciptaan-NYA. TUHAN
bersumpah bukan sebagai upaya menutupi
kebohongan, melainkan penguat atas perkataan-
NYA, supaya manusia makin yakin akan janji-
NYA. Sebab seluruh janji TUHAN pada ayat 15 -
17 sanggup diwujudkan-NYA. Janji-NYA telah
terwujud (keturunan Abraham tak terhitung:
sebanyak bintang di langit dan pasir di laut).
YAKOBUS 5 : 13 — “ Kalau ada seorang di antara
kamu yang menderita, baiklah ia berdoa! Kalau
ada seorang yang bergembira baiklah ia menyanyi!"
Yakobus menyebutkan ciri kedewasaan iman yang
lain : mampu menyikapi situasi dengan sikap yang
tepat. Contoh sederhananya : balita yang kalah
dalam permainan biasanya menangis. Tidak
demikan halnya bila itu terjadi pada seorang
remaja. Demikian pula orang Kristen yang telah
dewasa iman dalam menghadapi problem yang
menghantamnya. Dia tidak dengan ngomel seperti
Kristen "balita", melainkan bersimpuh dalam doa.
Banyak orang Kristen kanak-kanak yang
menghadapi problem tidak dengan berdoa, tetapi
mengeluarkan jurus sumpah serapah dan keluhan.
Iman yang kekanakan, hanya bisa mengedepankan
tuntutan egonya dan menyalahkan TUHAN.
Orang yang dewasa iman mampu menyikapi segala
bentuk situasi dengan benar yaitu tidak
meninggalkan doa dan menaikkan pujian bagi
TUHAN. Dalam Alkitab NIV, menyanyi
dijelaskan secara spesifik : bukan sekadar
bernyanyi, melainkan sing songs of praise :
menyanyikan lagu pujian bagi TUHAN.
Mampu berdoa dan memuji TUHAN merupakan
ciri kedewasaan iman. Di saat susah tidak
tergeletak dalam putus asa, begitu pula kala banjir
berkat tercurah, tidak menjadikannya "gila". Dan
orang yang dewasa iman, doanya pasti menerima
jawaban dari TUHAN. Terkabulnya doa itulah
yang kian menumbuhkan sukacita dan semangat
dalam menaikkan pujian syukur bagi TUHAN.
EFESUS 4 : 11 - 13 — “ Dan IA-lah yang
memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi,
baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-
gembala dan pengajar-pengajar, untuk
memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan
pelayanan, bagi pembangunan tubuh KRISTUS,
sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman
dan pengetahuan yang benar tentang ANAK
ALLAH, kedewasaan penuh, dan tingkat
pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan
KRISTUS.
Hati yang terbuka untuk dibentuk makin matang
di dalam iman menjadi kunci bagi kita untuk
terbebas dari rasa jenuh, putus asa, kesepian,
bahkan menghindarkan kita dari mempersalahkan
TUHAN. Paulus menjelaskan bahwa proses
kedewasaan diajarkan TUHAN melalui para
hamba-NYA. Proses belajar mengajar inilah yang
menjadikan kita makin kenal TUHAN untuk
bertumbuh dewasa dalam iman. Kedewasaan itu
akan tercermin dalam tindakan yang mampu
menyikapi tantangan, permasalahan, maupun
berkat TUHAN.
Jika para nabi menyatakan ajaran ALLAH di dalam
Perjanjian Lama (termasuk menubuatkan TUHAN
YESUS KRISTUS), berikutnya para rasul
menyatakan ajaran TUHAN YESUS di dalam
Perjanjian Baru (termasuk menggenapi nubuat para
nabi). Sedangkan era selanjutnya, "tongkat estafet"
diberikan kepada para Pendeta, Penginjil dan
Pengajar, guna menguraikan dan menyebarkan
ajaran dari TUHAN yang seluruhnya sudah
tertuang di dalam Alkitab.
Ternyata pada era sekarang ini, kita patut
mewaspadai penyimpangan dalam mengajarkan
Firman TUHAN. Ada pula yang menambah dan
mengurangi isi Firman TUHAN sehingga terjadi
penyimpangan ajaran Firman. Firman tidak boleh
ada penambahan dan pengurangan. Firman hanya
perlu dipahami, dijalankan dan dibagikan. Hal
tersebut yang terus menerus HAMBA TUHAN
terapkan di dalam hidup penggembalaan jemaat
TUHAN. Kerena inilah tugas para HAMBA
TUHAN sehingga jemaat didewasakan imannya
sesuai dengan tujuan yang tertera dalam ayat
12-13. Pendewasaan iman itu didapat dengan
memberikan pengetahuan dan pengenalan yang
benar tentang YESUS KRISTUS, ANAK ALLAH.
Gereja menerapkan setiap doktrin dan cara-cara
peribadatan, memiliki landasan yang kokoh, jelas,
tegas sesuai dengan yang terdapat di dalam
Alkitab. Tujuannya : kemurnian ajaran Firman
tetap terjaga. Berikut contoh ajaran yang benar
mengenai doa, penumpangan tangan dan
pengurapan melalui media minyak urapan.
YAKOBUS 5 : 14 - 17 — “ Kalau ada seorang di
antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil
para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan
dia serta mengolesnya dengan minyak dalam Nama
TUHAN. Dan doa yang lahir dari iman akan
menyelamatkan orang sakit itu dan TUHAN akan
membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa,
maka dosanya itu akan diampuni. Karena itu
hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan
saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa
orang yang benar, bila dengan yakin didoakan,
sangat besar kuasanya. Elia adalah manusia biasa
sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sung
guh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujan
pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan
enam bulan."
Dalam Yakobus 5 : 13a dikatakan, "Kalau ada
seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia
berdoa!" Yang dimaksud dengan "kamu" dalam
ayat tersebut adalah orang yang telah dewasa
iman. Saat mereka menghadapi problem, mereka
berdoa sendiri. Sedangkan dalam ayat 14, bagi
jemaat yang belum dewasa iman diperbolehkan
meminta doa kepada para penatua (evangelist,
majelis) yang disertai dengan mengoleskan atau
lebih tepatnya mengurapi (NIV: anoint) dengan
minyak urapan. Mengurapi memiliki arti
mengoleskan minyak urapan di daerah kepala.
Bandingkan dengan yang kita baca di dalam
Alkitab tentang cara pentabisan raja, yaitu dengan
mengurapi kepala raja dengan minyak, bukan
bagian tubuh yang lain.
Banyak dari antara kita yang tanpa sadar
melakukan kesalahan dalam mengoleskan minyak
urapan, yaitu mengoleskannya di bagian tubuh
yang sakit. Bahkan yang memprihatinkan, ada
jemaat yang telah terkontaminasi racun ajaran
sesat, yaitu minum minyak urapan (meneteskan
minyak urapan ke dalam air, lalu meminumnya),
sebagai upaya mengusir kuasa gelap.
Ketika HAMBA TUHAN mendoakan jemaat, Ia
menumpangkan tangan ke atas jemaat tersebut.
HAMBA TUHAN tidak perlu mengurapi jemaat
tersebut dengan minyak urapan. Mengacu pada
ayat di atas, jika jemaat sakit dan pendeta atau
gembala tidak dapat hadir mendoakannya, baiklah
dia memanggil penatua (majelis atau evangelist)
yang memiliki kedewasaan iman untuk mendoakan
dan mengurapi dengan minyak urapan dengan iman
di dalam Nama TUHAN YESUS. Minyak urapan
itu sebelumnya telah didoakan oleh HAMBA
TUHAN terlebih dahulu, lalu mengutus penatua
untuk mendoakan dan mengurapi jemaat yang
sakit tersebut.
Minyak urapan sebagai media atau lambang
YESUS KRISTUS hadir. Lewat kuasa TUHAN
YESUS KRISTUS-lah, segala problem dientaskan.
Nah, supaya TUHAN YESUS hadir, adalah
berdoa dengan iman. Bila memiliki iman, setiap
tetes minyak urapan yang diurapkan akan
membawa kuasa TUHAN. Sebaliknya, seberapa
pun minyak urapan diurapkan, tidak akan terjadi
mujizat jika tanpa iman. Iman di sini adalah iman
dari pendeta yang mendoakan minyak urapan
didukung iman para penatua yang mengoleskan
minyak urapan, dan juga iman jemaat yang
menerima pelayanan pengurapan.
Jangan menyamakan minyak urapan dengan obat
yang bisa dioleskan sesuka hati. Contohnya adalah
yang dialami salah seorang jemaat. Seorang jemaat
meminta HAMBA TUHAN mendoakan minyak
urapan untuk sanak saudara di luar kota yang
kebetulan menderita sakit. HAMBA TUHAN
menanyakan siapa yang akan mengurapi si sakit ?
Ternyata jemaat tersebut bermaksud mengirimkan
minyak urapan itu lewat jasa kurir dan si sakit
akan mengoleskannya sendiri. HAMBA TUHAN
menolaknya. HAMBA TUHAN jelaskan bahwa
minyak urapan itu tidak akan ada artinya jika
diurapkan tanpa iman. Jika jemaat itu beriman, dia
harus berangkat untuk mengurapi saudaranya yang
sakit itu dengan minyak urapan yang telah
HAMBA TUHAN doakan. Dengan demikian,
iman HAMBA TUHAN tersalur pada minyak
urapan, berikut iman jemaat tersebut yang
mengoleskan juga tersalur di saat dia berdoa dan
mengurapi saudaranya dengan minyak urapan. Jika
tidak, maka tidak akan ada gunanya.
Ada sebuah contoh lagi : seorang jemaat meminta
HAMBA TUHAN untuk datang ke rumah sakit
untuk mendoakan bosnya. HAMBA TUHAN
segera menjawab, "Tidak bisa," namun HAMBA
TUHAN memberi solusi untuk mendoakannya by
phone. Caranya, jemaat tersebut menumpangkan
tangan kepada atasannya. Hal ini untuk
menghindari kesalahan dalam hal etika, karena
yang akan HAMBA TUHAN doakan bukanlah
jemaat yang dia gembalakan. Dari hal yang
terlihat sepele seperti itu, bisa dijadikan bahan
tuduhan yang macam-macam : kristenisasi,
ataupun merebut jemaat gereja lain. Jemaat
tersebut tidak mau melakukannya. Dan ternyata,
sang atasan juga tidak bersedia didoakan. Jemaat
tersebut berkeras meminta HAMBA TUHAN
mendoakan bosnya dengan anggapan iman
HAMBA TUHAN besar, jadi dapat meluluhkan
hati bosnya yang tidak mau didoakan. Dengan
cara seperti itu, bagaimana mungkin mujizat dapat
terjadi ?
Imam memiliki peran yang sangat penting; iman
yang menggerakkan hati TUHAN untuk
menyembuhkan dan mengampuni dosa. Bagi
mereka yang tadinya masih belum mengenal
TUHAN YESUS KRISTUS, namun mau percaya
kepada TUHAN YESUS dan mau menerima
pengampunan dosa, orang itu lolos sebagai
kandidat yang berhak didoakan sehingga dosanya
diampuni dan dia disembuhkan.
Kuasa TUHAN YESUS sungguh besar. Seberat
apa pun penyakitnya, serumit apa pun masalahnya,
TUHAN YESUS mampu membereskannya. Tapi
harus kita ingat bahwa siapa pun tidak bisa
"memperalat" TUHAN YESUS sesuka hatinya.
Syarat untuk menerima solusi dari TUHAN
adalah yang mendoakan dewasa dalam iman dan
yang didoakan memiliki iman (walaupun belum
dewasa dalam iman).
Sebagai contoh, Yakobus menyebut Elia manusia
biasa seperti kita. Tetapi, dia memiliki iman yang
sungguh luar biasa. Kedewasaan rohaninya yang
membuat doanya dijawab. Jika kita memiliki
kedewasaan iman seperti yang dimiliki Elia, kita
pun memiliki peluang yang lebar untuk menerima
jawaban doa dan mujizat seperti yang dialami Elia.
Marilah kita bertumbuh dewasa dalam iman
melalui makanan rohani yang bergizi, yakni Firman
ALLAH yang murni dan tak terkontaminasi
ajaran-ajaran palsu yang hanya akan meracuni
kehidupan rohani kita. Dengan demikian mujizat
akan terus terjadi. Itu semua karena ada
pengajaran Firman, hikmat TUHAN, dan
kedewasaan iman,

Tuesday, June 25, 2013

kenapa hidup kita bisa setres/tertekan???

Mazmur 42 : 6, 12; Mazmur 43 : 5
Bani Korah dalam mazmurnya mengajukan tiga
kali pertanyaan yang sama, yaitu : — “Mengapa
engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam
diriku?” Semua manusia bisa gelisah. Dan
kegelisahan yang terus menerus bisa membuat jiwa
tertekan atau stress. Jiwa yang tertekan dan
gelisah bisa dialami siapapun. Penyebabnya
macam-macam. Ada yang tertekan karena sakit-
penyakit. Ada istri yang tertekan karena suaminya
tidak takut akan TUHAN, kasar, suka marah-
marah, mabuk-mabukan. Ada juga orang tua yang
tertekan karena anaknya terjerumus narkoba.
Anak-anak juga bisa tertekan karena orangtua
yang selalu ribut. Tekanan jiwa bisa menular pada
teman ataupun kepada keluarga. Suami bisa
marah-marah di rumah karena mendapat tekanan
di tempat kerja. Tetapi tekanan jiwa bermula dari
hati yang gelisah.
Pemazmur bertanya dan ia sendiri menjawabnya :
1. Berharap kepada TUHAN.
Kita harus selalu berharap kepada TUHAN.
Mungkin hari ini kita tidak punya percobaan,
tetapi bisa terjadi besok, minggu depan, atau bulan
depan. Karena kita musti melatih diri untuk terus
berharap kepada TUHAN.
2. Bersyukur.
Belum mendapat penyelesaian, belum ada
pertolongan, tetapi pemazmur sudah berkata :
“Aku akan bersyukur”. Ini adalah iman.
Meskipun belum melihat pertolongan TUHAN,
pemazmur tetap bersyukur. Ini kelebihan orang
percaya kalau mendapat percobaan. Waktu kita
gelisah, sedang tertekan, kita tetap bersyukur
kepada TUHAN.
3. TUHAN penolong.
Saya bisa bayangkan keadaan orang yang gelisah.
Tetapi Firman TUHAN berkata bahwa TUHAN
adalah penolong bagi kita. TUHAN selalu perduli
dan menolong setiap anak-anak TUHAN.
Ada tiga langkah atau solusi dari jiwa tertekan
dan gelisah :
1. Ke Rumah ALLAH.
Mazmur 42 : 5 — “ Inilah yang hendak kuingat,
sementara jiwaku gundah gulana; bagaimana aku
berjalan maju dalam kepadatan manusia,
mendahului mereka melangkah ke rumah ALLAH
dengan suara sorak-sorai dan nyanyian syukur,
dalam keramaian orang-orang yang mengadakan
perayaan."
Sementara jiwa kita gelisah, gundah gulana, kita
musti melangkah ke Rumah TUHAN. Di rumah
TUHAN kita beribadah, bersyukur, dengar Firman
dan berdoa. Kalau kita dalam percobaan, jangan
diam di rumah. Walaupun kita gelisah, tertekan,
dalam percobaan berat, tetap datang ke rumah
TUHAN. Ada beberapa anak TUHAN waktu
dalam percobaan tinggal di rumah. Hal itu akan
membuat kita lebih tertekan dan tidak ada
penyelesaian. Kita musti mencari TUHAN,
beribadah kepada TUHAN.
Dalam segala hal kita cari TUHAN YESUS
KRISTUS, apalagi kalau kita sedang dalam
percobaan. Dalam ibadah kita bertemu dengan
anak-anak TUHAN, saling menguatkan dan
berdoa. Jadi, ingat jangan lupa ibadah, jangan lupa
rumah TUHAN kalau lagi gelisah. iblis selalu
memberikan alasan-alasan supaya kita tidak
beribadah. Tetapi kita musti mematahkan semua
tipu daya iblis sehingga kita tidak gelisah dan jiwa
kita tidak tertekan.
2. ROH KUDUS.
2 Korintus 5 : 4 - 5 — “ Sebab selama masih diam
di dalam kemah ini, kita mengeluh oleh beratnya
tekanan, karena kita mau mengenakan pakaian
yang baru itu tanpa menanggalkan yang lama,
supaya yang fana itu ditelan oleh hidup. Tetapi
ALLAHlah yang justru mempersiapkan kita untuk
hal itu dan yang mengaruniakan Roh, kepada kita
sebagai jaminan segala sesuatu yang telah
disediakan bagi kita."
Kemah adalah tubuh. Kemah atau tubuh kita ini
sementara. Rasul Paulus mengakui bahwa selama
kita hidup dalam daging pasti selalu ada
percobaan. Kalau tidak mau percobaan maka harus
tinggalkan kemah ini, berarti kita harus mati dan
mendapat kemah baru di sorga. Kita tidak mau
meninggalkan kemah ini, padahal kita mau bebas
dari tekanan hidup.
Apa solusinya atau jaminan supaya kita tetap
hidup dalam kemah sementara ini tetapi kita juga
tetap memuliakan TUHAN ? 2 Korintus 5 : 5
“Tetapi ALLAHlah yang justru mempersiapkan
kita untuk hal itu dan yang mengaruniakan Roh,
kepada kita sebagai jaminan segala sesuatu yang
telah disediakan bagi kita.”
Walaupun kita belum di sorga, kalau kita punya
ROH KUDUS, kita punya sukacita sorgawi dan
damai sejahtera sorgawi. ROH KUDUS adalah
Penolong bagi kita. Yohanes 14 : 16 - 17 — “ AKU
akan minta kepada BAPA, dan IA akan
memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain,
supaya IA menyertai kamu selama-lamanya, yaitu
ROH Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima
DIA, sebab dunia tidak melihat DIA dan tidak
mengenal DIA. Tetapi kamu mengenal DIA, sebab
IA menyertai kamu dan akan diam di dalam
kamu."
ROH KUDUS menyertai kita selama-lamanya.
ROH KUDUS akan diam kepada siapa saja yang
percaya kepada YESUS KRISTUS. TUHAN
YESUS sudah di sorga, tetapi TUHAN YESUS
tinggal bersama kita dengan ROH KUDUS-NYA.
Sebab itu, kalau gelisah berdoalah dalam ROH
KUDUS.
Yudas 1 : 20 — “ Akan tetapi kamu, saudara-
saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri
di atas dasar imanmu yang paling suci dan
berdoalah dalam ROH KUDUS." Jangan takut
ketika sedang gelisah, berdoalah dalam ROH
KUDUS, mohon pertolongan ROH KUDUS.
3. TUHAN --> Malaikat-NYA.
2 Petrus 2 : 8 - 9 — “ Sebab orang benar ini tinggal
di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat
dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka yang
jahat itu, sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa
-- maka nyata, bahwa TUHAN tahu
menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan
dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk
disiksa pada hari penghakiman."
Lot tinggal di kota Sodom-Gomora, di antara orang
yang bejat moralnya. Kita juga sedang hidup di
tengah masyarakat yang sudah rusak moralnya;
koruptor, teroris, penipu, penjahat, dlsb. Hal ini
bisa membuat kita tertekan. Firman TUHAN
menganjurkan kita supaya hidup benar, tetapi kita
dikelilingi oleh orang-orang yang tidak benar.
Bisakah kita hidup benar ? Bisa !!!
2 Petrus 2 : 9 “maka nyata, bahwa TUHAN tahu
menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan
dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk
disiksa pada hari penghakiman”. Orang-orang
jahat TUHAN simpan untuk dibinasakan pada
waktu-NYA. Jaminan bagi kita orang yang saleh,
yang hidup menurut firman TUHAN adalah
bahwa TUHAN akan menyelamatkan orang-orang
saleh dari percobaan. TUHAN sanggup menolong
kita. Waktu kita dalam percobaan, tertekan,
TUHAN turun tangan dan memberikan
kemenangan. TUHAN tidak pernah meninggalkan
kita hanyut dalam percobaan. TUHAN
menyelamatkan orang-orang saleh dari percobaan.
TUHAN tahu melepaskan orang-orang yang
tertekan dan gelisah. Karena itu berharaplah
kepada TUHAN dan bersukur kepada-NYA.
Kalau anda punya kegelisahan serahkan pada
TUHAN. 1 Petrus 5 : 8 — “ Sadarlah dan berjaga-
jagalah! Lawanmu, si iblis, berjalan keliling sama
seperti singa yang mengaum-aum dan mencari
orang yang dapat ditelannya." Percaya kepada
TUHAN, setia beribadah, bersandar pada ROH
KUDUS dan TUHAN pasti melepaskan dan
menolong kita.
• Pesan TUHAN YESUS KRISTUS diberikan
kepada Pius Joseph :
JIKA KALIAN MENGHINA HAMBAKU,
KALIAN MENGHINAKU
"Anak-anak-KU, Kasih-KU kepada kalian adalah
alasan mengapa AKU mengirimkan pendeta,
penginjil, nabi dan pelayan dari hati-KU sendiri.
Kasih-KU kepada kalian tidak bisa diukur.
Untuk alasan ini, AKU telah memilih beberapa di
antara kalian untuk menjadi guru, beberapa orang
untuk menjadi rasul dan orang lain untuk menjadi
penginjil. Mereka yang berdiri di hadapan-KU
harus sungguh-sungguh kalian hormati dengan
kerendahan hati.
JIKA KALIAN MENGHINA ORANG YANG
AKU URAPI DAN PENDETA YANG
BERASAL DARI HATIKU SENDIRI, KALIAN
MENGHINAKU. AKU melihat begitu banyak
dari kalian menggunakan lidah kalian untuk
mengkritik pendeta kalian dan orang yang AKU
urapi. Kalian menghina mereka.
Mereka menjadi subyek percakapan kalian setiap
hari. Kalian membicarakan tentang mereka. Jika
kalian mengutuk mereka, kalian mengutuk AKU.
Dan kalian boleh mengetahuinya, baik ada orang
yang mengutuk-KU dan menolak untuk bertobat,
maka ia tidak akan pernah masuk surga. Neraka
adalah tempat untuk orang-orang seperti itu.
Kalian duduk dengan masuk ke dalam analisis
bodoh mengenai hamba-KU dan para nabi.
APAKAH KALIAN YANG MEMANGGIL
MEREKA ? APAKAH KALIAN YANG
MENGURAPI MEREKA ?
Jika pendeta kalian melakukan kesalahan dan
kalian tahu bahwa ia telah jatuh, apakah kalian
seharusnya menghina dan mengutuk ? Bahkan
dalam kondisinya yang jatuh, ia masih hamba-KU
yang diurapi. AKU masih mengasihinya. Hal
terbaik yang harus dilakukan adalah untuk berdoa
bagi pendeta kalian dan meminta AKU untuk
mengembalikannya. ANALISA DAN
MENGKRITIK DIA AKAN MEMBAWA
BANYAK ORANG KE NERAKA.
Hamba-KU layak mendapatkan rasa hormat
kalian. Itulah mengapa AKU memukul Nabal
ketika ia memperlakukan hamba-KU Daud dengan
busuk. AKU masih sama kemarin, hari ini dan
selamanya. Jika kalian tidak menghentikannya,
AKU akan mencurahkan kemarahan-KU terhadap
kalian.
BUKANNYA BERGANDENG TANGAN
DENGAN PELAYANKU UNTUK
MEMENANGKAN JIWA, TAPI KALIAN
MALAH MENGALIHKAN MEREKA DAN
MENYEBUT-NYEBUT NAMA MEREKA.
Apa yang kalian lakukan sekarang akan membawa
kalian ke jalan yang lebar menuju neraka dan
bukan ke surga. Hamba-hamba-KU adalah orang
yang AKU urapi dan tidak ada yang memiliki hak
untuk mengutuk dan menghina mereka. AKU
meminyakinya.
Bukan kalian yang memanggil mereka tapi
AKULAH yang memanggil mereka untuk
memberitakan firman-KU. Karena jika kalian
menghormati mereka, kalian akan menerima upah
yang akan diberikan kepada mereka yang
menghormati hamba-KU.
AKU memperingatkan kalian sekarang untuk
bertobat dari jalan yang jahat ini. KARENA
TELINGAKU BOSAN MENDENGAR KALIAN
MEMFITNAH PELAYANKU DAN ORANG
YANG AKU URAPI. BERTOBATLAH
SEKARANG DAN JANGAN BERKATA-APA-
APA KE ATAS MEREKA YANG TELAH AKU
PANGGIL.
Bahkan jika kalian tidak mempercayai siapapun
yang mengklaim menjadi milik-KU, apakah kalian
seharusnya untuk memberikan penghakiman pada
dirinya tanpa menanyakan kepada-KU ?
Apakah kalian harus menghakimi tanpa mencari
tahu dahulu siapa dia sebenarnya ? Tanyakan
kepada-KU dahulu sebelum kalian memberikan
penghakiman.
JIKA KALIAN TIDAK BERTANYA
KEPADAKU, KALIAN AKAN SALAH
MENGKUTUKI ORANG YANG KUURAPI
DAN BERDOSA TERHADAPKU. DAN JIKA
KALIAN TIDAK BERTOBAT, KALIAN AKAN
PERGI KE TEMPAT YANG PENUH
KESENGSARAAN DAN TANGISAN. AKU,
YESUS KRISTUS RAJA MULIA, YANG AWAL
DAN YANG AKHIR TELAH MENGIRIM
PESAN INI KEPADA ANAK-ANAKKU SUPAYA SETIAP MANUSIA SELAMAT.

mau mendengar

Matius 11 : 15 — “ Siapa bertelinga, hendaklah ia
mendengar!”
Secara umum, orang lebih mudah untuk berbicara
ketimbang mendengar. Seringkali sulit bagi kita
untuk bisa mendapatkan teman yang mau
mendengar curahan hati kita, tetapi biasanya
mudah untuk menemukan orang yang hobinya
bercerita panjang lebar. Ada banyak istri yang
mengeluh karena suaminya tidak lagi mau
menyediakan waktu untuk mendengar mereka
karena merasa sudah terlalu lelah bekerja sehari
penuh.
Para suami tampaknya lupa bahwa istri mereka
ingin berbicara dengan mereka mengenai segala
sesuatu setelah tidak bertemu seharian dan
mengira bahwa mencukupi kebutuhan secara
finansial merupakan satu-satunya tugas atau peran
suami dalam rumah tangga. Para suami sehari-hari
sibuk menjalani begitu banyak pekerjaan yang
berbeda.
Ditengah kesibukan yang luar biasa seperti ini,
Para suami sadar harus membagi waktu untuk
istri. Konsekuensinya, Para suami harus lembur
extra karena waktu di jam produktif sudah
terpakai untuknya, tetapi itu harus Para suami
jalani dengan sukacita karena untuk mendengarkan
istri pun merupakan tugas yang tidak kalah
pentingnya jika mau rumah tangga berlangsung
bahagia.
Baru saja seorang teman mengatakan bahwa ia
malas mendengar istrinya karena bisa ada kritik
disana. "Saya sudah terlalu capek bekerja, jadi
tidak mau lagi mendengar komentar-komentarnya."
demikian katanya. Benar, ada kalanya kita sudah
terlalu lelah sehingga cepat kesal ketika
mendengar kritik, tapi kalau kritiknya bertujuan
membangun dan bermanfaat untuk membuat kita
lebih baik lagi, kenapa kita harus anti terhadap itu
walau dalam keadaan lelah sekalipun ?
Mengapa kita sulit untuk menerima kenyataan
bahwa istri punya kebutuhan untuk didengar oleh
suaminya ? Satu pertanyaan lagi, jika terhadap
istri yang notabene manusia seperti kita saja kita
sudah tidak lagi mau mendengar, bagaimana kita
bisa mendengar ajaran-ajaran TUHAN YESUS
KRISTUS yang terkadang bisa seperti menegur
apakah itu lewat kotbah, membaca Alkitab dan
sebagainya ? Apakah kita bisa tetap baik dengan
menjadi orang-orang yang alergi mendengar tapi
hobi mengomel ?
Ada kritik konstruktif, ada pula yang destruktif.
Kita tentu perlu menyaring semuanya dengan baik.
Kritik yang baik kita terima agar lebih baik
kedepannya, kritik yang negatif jangan sampai
melemahkan kita. Tetapi biar bagaimanapun ada
baiknya jika kita terlebih dahulu membiasakan diri
rela untuk mendengar. Mendengar. Dengar. Listen.
Not hear, but listen. Seringkali ini menjadi bagian
yang sulit untuk dilakukan.
Kedatangan YESUS KRISTUS ke dunia TUHAN
YESUS isi dengan banyak peringatan untuk
membuat kita menjadi orang-orang yang lebih baik.
Banyak hal-hal yang dibukakan YESUS KRISTUS
yang sebelumnya tidak atau belum diketahui
orang. Tampaknya sejak masa itupun manusia
sudah cenderung malas mendengar nasihat,
wejangan, peringatan apalagi teguran.
Maka berkali-kali YESUS KRISTUS menegur kita
dengan berkata "siapa bertelinga, hendaklah ia
mendengar!" seperti dalam Matius 11:15, Matius
13:9, Matius 13:43, Markus 7:16, juga beberapa
kali dalam Wahyu 2, 3 dan juga 13. Saya merasa
bahwa kita diberi dua telinga dan satu mulut
bukan tanpa maksud. Sudah punya dua telinga pun
kita masih cenderung cepat membantah dan
menolak untuk mendengar. Alangkah baiknya
apabila sepasang telinga yang diberikan TUHAN
difungsikan untuk mendengar, sehingga kita bisa
mengerti dan memperbaiki diri.
Dalam Amsal peringatan yang sama juga sudah
ditulis. Bunyinya: "Orang yang mengarahkan
telinga kepada teguran yang membawa kepada
kehidupan akan tinggal di tengah-tengah orang
bijak." Amsal 15 : 31
Untuk itu tidak ada jalan lain. Kita harus
melembutkan hati, dengan lapang dada, untuk
menerima kritik atau teguran konstruktif untuk
bertumbuh menjadi orang-orang yang lebih baik
dari sebelumnya.
Kapanpun, dimanapun kita akan berhadapan
dengan kritik. Kalau tidak di rumah, dalam
pekerjaan, di lingkungan tempat pendidikan,
pertemanan dan sebagainya itu bisa saja datang.
Kita memerlukan kritikan yang konstruktif atau
membangun, agar kita bisa menata sesuatu lebih
baik lagi.
Bisa jadi terkadang pedas, namun jika untuk
kebaikan kita sendiri, sebaiknya kita iklas
menerimanya dengan lapang hati. Benar, ada
kalanya kritik yang datang terlalu kejam sehingga
bukan lagi bertujuan membangun tapi
menjatuhkan. Ketika ini terjadi, penting bagi kita
untuk menjaga diri kita supaya tidak menjadi
lemah dan berhenti berusaha.
Jangan menjadi patah semangat karenanya, apalagi
ketika kita sudah berusaha dengan sebaik
mungkin. Tapi yang penting, biasakan diri untuk
terlebih dahulu mau membuka diri dan hati untuk
mendengar. Ingatlah bahwa dalam Yakobus kita
sudah diingatkan seperti ini: "Hai saudara-saudara
yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang
hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat
untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk
marah" Yakobus 1 : 19
Bersyukurlah ketika masih ada yang mengkritik,
karena itu artinya masih ada orang yang peduli.
Bersyukurlah pula ketika masih ada kesempatan
dan masih punya sepasang telinga yang berfungsi
baik untuk mendengar. Lembutkan hati untuk
mendengar agar bisa lebih baik.
Amsal 25 : 12 — “ Teguran orang yang bijak adalah
seperti cincin emas dan hiasan kencana untuk
telinga yang mendengar."
Dalam Yakobus 1 : 19 bukanlah hal yang
dilakukan manusia karena sering yang terjadi
justru sebaliknya, lambat untuk mendengar dan
cepat berkata-kata, lebih cepat lagi untuk marah.
Sulit sekali bagi kita untuk mau melembutkan hati
untuk mendengar. Secepat orang mengingatkan,
lebih cepat lagi kita membantah tanpa mendengar
lalu mencerna terlebih dahulu.
Kita bisa melihat sulitnya Musa menghadapi
orang-orang Israel yang keras kepala dan sangat
ahli dalam hal bersungut-sungut untuk membawa
mereka keluar dari Mesir setiap hari selama
puluhan tahun. Entah bagaimana Musa bisa terus
bersabar menerima omelan atau komentar-komentar
pedas dari bangsa yang terkenal bebal dan tegar
tengkuk ini. Coba pikirkan.
Adalah merupakan perintah TUHAN untuk
membawa mereka ke tanah terjanji, keluar dari
perbudakan di Mesir. TUHAN bertujuan
memerdekakan mereka dan memberi mereka masuk
ke sebuah tanah yang subur dan kaya. Senangkah
mereka ?
Balasannya justru sebaliknya. Lihatlah komentar
mereka berikut ini: "dan mereka berkata kepada
Musa: "Apakah karena tidak ada kuburan di
Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di
padang gurun ini ? Apakah yang kauperbuat ini
terhadap kami dengan membawa kami keluar dari
Mesir ? Bukankah ini telah kami katakan
kepadamu di Mesir: Janganlah mengganggu kami
dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab
lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang
Mesir dari pada mati di padang gurun ini."
Keluaran 14 : 11 - 12
Bukan hanya satu ini komentar sinis yang mereka
lontarkan. Perjalanan mereka yang panjang itu
penuh dengan gerutu, keluh kesah, protes dan
komentar-komentar yang bisa setiap saat. Tidak
mudah bagi Musa, dan jika kita diposisinya tentu
kita pun akan merasakan hal yang sama. Tetapi
Musa bisa tetap fokus kepada tugasnya dan taat
menerima perintah TUHAN. Itu membuatnya bisa
terus bertahan dalam badai cercaan sebegitu lama
dalam proses mengantarkan bangsanya menuju
tanah terjanji.
Kita harus sadar bahwa tidak semua kritik
disampaikan untuk tujuan yang buruk. Ada
saatnya kita harus siap mendengar lalu menerima
kritik dengan lapang dada, meski terkadang
rasanya sama sekali tidak enak atau bahkan pahit.
Kita harus pandai-pandai menyaring, tetapi apa
yang penting kita lakukan terlebih dahulu adalah
mendengarnya dengan kelembutan dan kelapangan
hati.
Jangan belum apa-apa sudah langsung menentang,
membantah lalu menuduh orang berniat jahat
kepada kita. Jika komentar-komentar negatif yang
kita terima, buanglah itu. Tetapi jika teguran itu
positif, terimalah itu dengan lapang hati. Jadi
Intinya adalah, dengarlah terlebih dahulu. Telinga
diberikan TUHAN untuk tujuan mendengar, jadi
jangan sia-siakan.
Dalam Amsal perihal pentingnya mendengar
disampaikan dalam banyak bagian. Lihatlah
pentingnya untuk menerima nasihat yang tentu
diawali dengan mendengar. "Rancangan gagal
kalau tidak ada pertimbangan, tetapi terlaksana
kalau penasihat banyak." Amsal 15 : 22
Lalu ada juga: "Karena hanya dengan perencanaan
engkau dapat berperang, dan kemenangan
tergantung pada penasihat yang banyak." Amsal
24 : 6
Bahkan lebih jauh Amsal berkata: "Jikalau tidak
ada pimpinan, jatuhlah bangsa, tetapi jikalau
penasihat banyak, keselamatan ada." Amsal 11 : 14
Jelaslah bahwa kemenangan atau kesuksesan
tergantung dari banyaknya masukan yang kita
terima, dan tergantung pula dari sejauh mana kita
menyikapinya dengan baik. Terbiasa menolak
untuk mendengar bisa merugikan kita sendiri.
Pergunakanlah sepasang telinga yang telah
diperlengkapi TUHAN untuk mendengar agar bisa
bertumbuh menjadi orang-orang bijaksana yang
maju dari hari ke hari.
Selain kerendahan hati untuk mendengar, miliki
pula telnga yang selektif dalam mendengar. Pandai-
pandailah menyaring komentar dan kritik yang
masuk. Simpan yang positif, buang yang negatif.
Teguran yang membangun sangatlah berharga.
Salomo menggambarkannya demikian: "Teguran
orang yang bijak adalah seperti cincin emas dan
hiasan kencana untuk telinga yang mendengar."
Amsal 25 : 12
Kalau sampai dikatakan bahwa teguran orang yang
bijak itu begitu berharga bagai cincin emas dan
hiasan kencana untuk telinga yang mendengar,
tentu itu artinya mendengar merupakan sesuatu
yang bukan saja berguna tapi juga sangat tinggi
nilai harganya.
Satu hal yang lebih penting, pekalah terhadap
suara TUHAN. Dengarkan perintah-NYA, terima
teguran-NYA dan patuhi kehendak-NYA.
Sebelum bereaksi, alangkah baiknya jika kita mau
mendengarkan terlebih dahulu dan mencerna
dengan baik pula.
Tetap ingat pesan TUHAN YESUS KRISTUS yang
ditulis berulang kali di dalam Alkitab: "Siapa
bertelinga, hendaklah ia mendengar!"
Dengar dan cerna terlebih dahulu sebelum
bereaksi.

jangan keraskan hati

Ibrani 3 : 15 — “Pada hari ini, jika
kamu mendengar suara-NYA,
janganlah keraskan hatimu seperti
dalam kegeraman.”
"Musik kegemaran boleh cadas, tapi
hati harus tetap lembut, bro !!!" ujar
seorang teman saya yang sangat
menggemari genre musik rock sambil
tertawa. Ia berkata demikian karena
sebagai penggemar musik rock, ia
sering dianggap sebagai orang yang
keras atau kasar, apalagi jika
melihat penampilannya dengan
rambut panjang dan berbagai
aksesoris/atribut seperti rocker.
Sah-sah saja memang menyukai
aliran musik tertentu termasuk
musik rock. Meski sering dituduh
sebagai musik yang mengusung
kekerasan atau hal-hal yang buruk,
saya dan teman saya sepakat bahwa
semua itu seharusnya dikembalikan
kepada orang yang mempergunakan
aliran musik ini. Benar, ada banyak
band rock yang seperti terlihat
memuja hal-hal yang keliru, tetapi
tidak kalah banyak pula band rock
yang memakainya untuk tujuan
baik, termasuk di dalamnya untuk
memuliakan TUHAN.
Musik, apapun jenisnya tetaplah
musik yang bisa dipakai sebagai
sarana apresiasi, media meluapkan
perasaan dan hiburan. Jadi bukan
salah musiknya, tapi tergantung
siapa yang memakai dan untuk apa
ia memakainya. Teman saya
menyukai jenis musik rock yang
cadas, tapi ia benar karena
mengatakan bahwa hati harus tetap
lembut, karena begitu hati mengeras,
efeknya bisa sangat merugikan.
Bagaimana ciri orang yang keras
hati ? Biasanya mereka sangat sulit
menerima pendapat orang lain.
Mereka merasa paling benar sendiri,
mau menang sendiri, lebih suka
berdebat meski tanpa ujung
ketimbang mendengar terlebih
dahulu. Mereka hobi membantah
dan anti nasihat. Orang yang keras
hati juga biasanya sulit diubahkan.
Meski dalam hati terdalamnya
mereka mungkin setuju terhadap
nasihat atau pendapat lawan
bicaranya, apa yang tampak diluar
akan berbeda 180 derajat. Hati yang
sudah keras bagai batu sering tampil
memberontak terhadap segala hal.
Banyak diantara orang yang keras
hati ini mengira bahwa dengan
tampil seperti itu mereka bisa
terlihat hebat. Sebenarnya mereka
sedang mengekspos kelemahan
mereka dan pada akhirnya
menghancurkan diri sendiri.
Pertama, mari kita lihat contoh
ketika YESUS KRISTUS
menyembuhkan orang pada hari
Sabat dalam Markus 3 : 1 - 6. Pada
saat itu ada sekelompok orang Farisi
disana. Orang Farisi memiliki
kedegilan hati yang sungguh teramat
sangat mengecewakan. Mereka
merasa paling tahu hukum, paling
suci, paling rohani, paling tahu dan
sebagainya. Mereka akan dengan
mudah menghakimi orang lain tapi
tidak pernah memeriksa diri mereka
sendiri. Tingkat kekerasan hati
mereka sudah sedemikian rupa
sehingga mereka tidak lagi peka
terhadap kebenaran.
Ketika YESUS KRISTUS bertemu
dengan orang yang sebelah
tangannya lumpuh di rumah ibadat,
orang-orang Farisi disana tahu
bahwa TUHAN YESUS pasti akan
melakukan sesuatu. Bukannya
bersyukur, mereka malah merasa
bahwa ada peluang untuk mencari
perkara terhadap TUHAN YESUS.
"Ini kan hari Sabat, tidak ada yang
boleh melakukan apapun termasuk
menyembuhkan. Ini saatnya untuk
memerangkap dan mempersalahkan
YESUS KRISTUS." begitu mungkin
yang ada di benak mereka.
Seharusnya mereka senang karena
mendapat kesempatan untuk bertemu
langsung dengan YESUS KRISTUS
dan menyaksikan kuasa-NYA, tapi
yang terjadi adalah mereka
memutuskan untuk mencari-cari
kesalahan. "Mereka mengamat-
amati YESUS, kalau-kalau IA
menyembuhkan orang itu pada hari
Sabat, supaya mereka dapat
mempersalahkan DIA." Markus 3 :
2
Lihatlah bagaimana kerasnya hati
dan kepala para orang Farisi ini.
Bukan saja mereka sudah tidak lagi
peka terhadap tangisan orang-orang
di sekitar mereka dalam memohon
pertolongan, hati mereka juga
ternyata sudah terlalu keras untuk
menerima YESUS KRISTUS. Mereka
lebih mementingkan tata cara dan
tradisi ketimbang berbuat sesuatu
untuk orang lain. Sekelompok orang
Farisi yang ada menyaksikan
TUHAN YESUS pada saat itu lebih
suka untuk melindungi tradisi
keagamaan secara sempit daripada
mematuhi Firman TUHAN. Mereka
tidak peduli permasalahan orang lain
karena toh mereka baik-baik saja
dan merasa sudah sempurna.
Lalu bagaimana reaksi YESUS
KRISTUS ? "Ia berdukacita karena
kedegilan mereka dan dengan marah
IA memandang sekeliling-NYA
kepada mereka.." Markus 3 : 5
Kedegilan ternyata mendukakan hati
YESUS KRISTUS. Sikap ini
membuatnya kecewa dan marah.
Bayangkan bagaimana parahnya jika
di antara orang percaya masih saja
banyak yang bersikap seperti ini.
Mudah menghakimi orang lain,
bahkan tidak jarang ada yang
menghujat saudara seiman lainnya
karena merasa paling benar.
Menuduh gereja lain tidak baik,
sesat dan sejenisnya dan
menganggap hanya tempatnya
beribadat yang paling sempurna. Jika
orang percaya masih bersikap seperti
ini dan terus saja menjadi batu
sandungan, bagaimana mungkin kita
bisa memimpikan melihat sebuah
transformasi total ?
Jika melihat kitab Perjanjian Lama,
ada satu tokoh yang dikenal
memiliki kekerasan hati luar biasa,
yaitu Saul. Salah satu contoh bisa
kita lihat dalam 1 Samuel 23 : 1 - 13
ketika Daud mendapat mandat dari
TUHAN untuk menyelamatkan
kota Kehila dari serangan orang
Filistin. Ketika Daud sukses
melakukannya, Saul kemudian
mendengar bahwa Daud sedang ada
di Kehila. "...Lalu berkatalah Saul:
"ALLAH telah menyerahkan dia ke
dalam tanganku, sebab dengan
masuk ke dalam kota yang berpintu
dan berpalang ia telah mengurung
dirinya." 1 Samuel 23 : 7
Lihatlah betapa fatalnya kekerasan
hati yang diderita Saul sampai-
sampai ia tidak lagi bisa
membedakan mana kehendak
TUHAN dan mana yang tidak.
Yang lebih parah, ia bahkan
membawa-bawa nama TUHAN
sebagai pembenaran akan
tindakannya sendiri.
Ada banyak di antara orang percaya
sekalipun yang bertingkah laku dan
punya pola pikir seperti ini. Mereka
akan dengan mudah menghakimi
bahwa orang yang terkena masalah
atau bencana sebagai akibat dari
dosanya sendiri walau tidak tahu
apa-apa tentang orang itu. Atau
lihatlah orang-orang yang berlaku
jahat dengan mengatasnamakan
TUHAN agar mendapat legitimasi
atas perbuatannya. Semua ini
berawal dari sikap keras hati yang
terus dibiarkan sehingga membatu
sampai sulit dilembutkan kembali.
Kita pun diingatkan: "Karena itu,
perhatikanlah dengan saksama,
bagaimana kamu hidup, janganlah
seperti orang bebal, tetapi seperti
orang arif." Efesus 5 : 15
Firman TUHAN juga berkata:
"Tetapi apabila pernah dikatakan:
"Pada hari ini, jika kamu mendengar
suara-NYA, janganlah keraskan
hatimu seperti dalam kegeraman"
Ibrani 3 : 15
Ingatlah bahwasanya hati
merupakan pusat kontrol dari
segalanya, dan Alkitab juga sudah
mengingatkan bahwa segala
kecemaran itu timbul dari hati yang
tidak terjaga dengan baik. "Sebab
dari dalam, dari hati orang, timbul
segala pikiran jahat, percabulan,
pencurian, pembunuhan, perzinahan,
keserakahan, kejahatan, kelicikan,
hawa nafsu, iri hati, hujat,
kesombongan, kebebalan." Markus
7 : 21 - 22
Apabila ada diantara teman-teman
yang masih keras hatinya, hari ini
juga, segera gantikan hati yang
membatu itu dengan sebuah hati
yang lembut agar Firman TUHAN
bisa masuk dan tertanam dengan
baik disana. Jika kita menginginkan
pencurahan ROH KUDUS dalam
hidup kita dan melihat langsung
manifestasi-NYA dalam gereja
dimana anda bertumbuh, kita harus
terlebih dahulu memeriksa kembali
keadaan hati kita masing-masing.
Periksa hati kita masing-masing,
jika masih ada bagian-bagian yang
keras di dalamnya, bertobatlah dan
lembutkan secepatnya, karena itu
hanya akan merugikan diri kita
sendiri dan membawa kita kepada
kehancuran. Kekerasan hati bisa
menghancurkan hidup dan masa
depan kita.

Monday, June 24, 2013

sesi tanya jawab

tinggalkan komentar anda
kami akan selalu menjawab dengan hikmat dari tuhan untuk setiap masalah saudara
TUHAN YESUS MEMBERKATI.

bahagia&damai sejahtra

Bahagia dan Damai Sejahtera
Yesaya 48 : 18
"Sekiranya engkau memperhatikan
perintah-perintah-Ku, maka damai
sejahteramu akan seperti sungai yang
tidak pernah kering, dan
kebahagiaanmu akan terus berlimpah
seperti gelombang-gelombang laut
yang tidak pernah berhenti."
Jika kita melihat iklan-iklan di
televisi maka kita pun akan melihat
bahwa produk-produk itu biasanya
mengarahkan kita untuk percaya
bahwa kebahagiaan itu selalu dapat
dibeli, terutama ketika kita membeli
produk-produk tersebut. Seperti itulah
memang dunia berpikir.
Kebahagiaan dianggap akan menjadi
milik kita apabila kita mengumpulkan
harta sebanyak-banyaknya. Semakin
banyak semakin baik dan semakin
puas. Bukankah tanpa uang kita
tidak bisa bisa beli rumah, mobil
mewah, buka usaha dimana-mana,
punya cukup modal untuk menghias
dan mempercantik diri, mampu
membeli berbagai aksesoris sesuai
trend jetset, bisa membeli baju dan
perlengkapan dengan merek terkenal,
memiliki gadget yang paling up to
date sehingga tidak dianggap
ketinggalan jaman, bisa liburan ke
luar negeri kapan saja kita mau, dan
sebagainya ?
Banyak orang yang percaya bahwa
semua ini bisa mendatangkan
kebahagiaan. Anda bisa melihat
sebuah iklan mobil yang menunjukkan
wajah paling bahagia sedunia dari
sebuah keluarga yang tersenyum lebar
sampai giginya tampil lengkap semua
ketika mengendarai mobil itu. Seperti
itulah bentuk dunia berpikir dalam
mencari kebahagiaan.
So, kalau mau bahagia, ya beli mobil
itu. Orang diluar mobil itu pasti
mukanya menekuk semuanya. Di
samping itu, ada banyak juga yang
mengacu kepada sisi emosional untuk
mencari kebahagiaan. Mereka akan
terus mencari pujian, pengakuan,
penghargaan dan popularitas alias
ketenaran. Mereka ini biasanya selalu
haus pujian, maunya selalu dihormati,
ingin disanjung tinggi, dipuja dan
dipuji.
Kenyataannya, berbagai hal yang
dianggap mampu memberikan
kebahagiaan di atas seringkali tidak
mampu untuk menjawab kebutuhan
kita akan sebuah kebahagiaan atau
damai sejahtera. Mungkin untuk
jangka waktu tertentu yang singkat
hal-hal tersebut di atas bisa
memberikan rasa puas dan senang,
tapi tidak dalam waktu yang lama.
Saya pribadi sudah bertemu dengan
begitu banyak orang yang secara fisik
tidak ada kekurangan, begitu juga
dari sisi materi mereka lebih dari
cukup, tapi mereka tidak merasakan
damai sejahtera dalam diri mereka.
Ada bagian kosong dalam hati
mereka yang tidak pernah bisa
tertutupi meski sebanyak apapun
mereka menggelimangi lubang itu
lewat materi, pujian atau apapun
yang dipercaya dunia bisa
mendatangkan kebahagiaan. Disisi
lain, saya mengenal banyak orang
yang hidupnya pas-pasan dan tidak
punya mobil seperti dalam iklan
diatas, tetapi mereka tetap bahagia
dengan senyum yang cerah.
Saya teringat kepada sebuah
kesimpulan dari seorang ahli
matematika dan fisika terkenal yang
juga rajin menulis filsafat bernama
Blaise Pascal. Disamping banyaknya
teori yang berasal dari Pascal yang
menjadi dasar ilmu pengetahuan
sampai sekarang, ia pun pernah
memberikan sebuah pernyataan yang
sangat esensial mengenai kehidupan.
"There is a God shaped vacuum in the
heart of every man which cannot be
filled by any created thing, but only
by God, the Creator, made known
through Jesus."
Kalau diterjemahkan bunyinya kira-
kira demikian: Ada sebuah rongga
yang tidak akan pernah bisa diisi oleh
siapapun atau apapun, kecuali oleh
Tuhan, melalui Yesus. Alangkah
menarik ketika kesimpulan lewat
perenungan ini keluar dari orang yang
justru dikenal sebagai ahli dalam ilmu
pengetahuan. Setinggi-tingginya kita
menguasai ilmu, sehebat-hebatnya
kita sebagai manusia, sekaya-kayanya
diri kita, ternyata ada sebuah rongga
atau "God shaped vacuum" yang akan
selalu ada di dalam diri kita yang
tidak akan mampu dipenuhi oleh hal
apapun selain oleh Tuhan sendiri.
Baik lewat pernyataan Pascal maupun
lewat contoh-contoh nyata yang saya
atau anda juga mungkin sering lihat
langsung, kebahagiaan sejati
hanyalah bisa kita peroleh secara
rohani lewat hubungan kita dengan
Tuhan. Karenanya, ketaatan dan
kedekatan terhadap Tuhan merupakan
kunci penting untuk bisa memperoleh
kebahagiaan yang sejati.
Dalam kitab Yesaya kita bisa
membaca sebuah ayat yang secara
jelas mengatakannya. "Sekiranya
engkau memperhatikan perintah-perint
ah-Ku, maka damai sejahteramu akan
seperti sungai yang tidak pernah
kering, dan kebahagiaanmu akan
terus berlimpah seperti gelombang-
gelombang laut yang tidak pernah
berhenti." Yesaya 48 : 18
Wow, perhatikan !!! Tuhan
menjanjikan sebentuk kebahagiaan
bisa kita peroleh secara melimpah
tanpa henti, bagai gelombang laut
yang tidak pernah berhenti dan damai
sejahtera bagai sungai yang tidak
pernah kering. Dan itu semua
diberikan Tuhan pada kita apabila
kita memperhatikan setiap perintah
Tuhan secara serius dan sungguh-
sungguh.
Ketaatan kita akan membuat Tuhan
berada dekat dengan kita, di dalam
diri kita, dan dengan demikian rongga
kosong dalam hati kita itu pun akan
terisi oleh satu-satunya Pribadi yang
sanggup untuk itu. Dan disanalah
kita bisa merasakan kebahagiaan dan
damai sejahtera sesungguhnya yang
berasal dari Tuhan, yang tidak akan
tergantung oleh baik buruknya situasi
dalam hidup kita sehari-hari. Kalau
kita bertanya mengapa seperti itu,
jawabannya adalah, sebab Tuhan
sendirilah yang merupakan sumber
damai sejahtera.
Roma 15 : 33 — “ Allah, sumber
damai sejahtera, menyertai kamu
sekalian! Amin.”
Roma 16 : 20 — “ Semoga Allah,
sumber damai sejahtera, segera akan
menghancurkan Iblis di bawah
kakimu. Kasih karunia Yesus, Tuhan
kita, menyertai kamu !”
Keinginan daging secara sekilas akan
seolah mampu memberikan jawaban
untuk pencarian kebahagiaan. Banyak
orang akan begitu kerasnya berusaha
untuk memuaskan keinginan
dagingnya dan untuk mencapai itu
bahkan rela mengorbankan hubungan
dengan Tuhan. Mereka mencoba terus
lebih dekat lagi kepada hal-hal
duniawi yang dianggap mampu
menjawab kebutuhan akan
kebahagiaan itu, tetapi sesungguhnya
lewat Roh-lah kita akan mampu
memperolehnya.
Bagi dunia keinginan daging dianggap
mampu menjadi solusi, padahal
Firman Tuhan berkata "Karena
keinginan daging adalah maut, tetapi
keinginan Roh adalah hidup dan
damai sejahtera." Roma 8 : 6
Dalam Galatia 5 : 22 - 23
5:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih,
sukacita, damai sejahtera, kesabaran,
kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
5:23 kelemahlembutan, penguasaan
diri. Tidak ada hukum yang
menentang hal-hal itu.
Kita bisa melihat bahwa damai
sejahtera dan sukacita merupakan dua
dari beberapa buah Roh. Rongga
kosong dalam hati kita akan tetap
ada selama kita mencoba mencari
solusi yang tidak tepat, semua itu
tidak akan mampu mengisi
kekosongan kecuali Tuhan sendiri.
Lalu mari kita lihat bahwa Yesus
juga sudah mengatakan: "..Kerajaan
Allah bukanlah soal makanan dan
minuman, tetapi soal kebenaran,
damai sejahtera dan sukacita oleh
Roh Kudus." Roma 14 : 17
Bukan cuma fisik kita saja yang
butuh diberi makan dan minum, tetapi
jiwa dan roh kita pun butuh nutrisi.
Disitulah letaknya jawaban akan
kebutuhan kita akan kebahagiaan ini,
yang akan mampu memenuhi rongga
kosong dalam hati kita dalam
kepenuhan untuk mencapai
kebahagiaan yang penuh dengan
sukacita, dan akan mampu bertahan
untuk waktu lama. Kebahagiaan
sejati hanya bisa disediakan oleh
Tuhan, dan itu hanya akan bisa
terjadi jika Kerajaan Allah hadir
dalam kehidupan kita. Harta benda,
kekayaan, jabatan, pujian dan
penghargaan tidak akan pernah
mampu menjawab kebutuhan kita
akan kebahagiaan ini.
Kita mungkin bisa mengira bahwa
uang merupakan jawaban atas segala-
galanya, yang sepertinya mampu
memenuhi segala kebutuhan kita atas
berbagai produk yang terus
menawarkan kebahagiaan.
Tapi pada suatu ketika nanti, kita
akan sampai pada sebuah kesimpulan
bahwa ada ruang kosong yang tidak
akan pernah bisa diisi penuh oleh
apapun kecuali oleh Tuhan.
Ketika rongga itu terpenuhi, disanalah
kita akan merasakan kebahagiaan
yang tidak lagi tergantung lewat
berbagai kesusahan di dunia ini.
Semakin meninggalkan atau menjauh
dari Tuhan dan terus mengejar hal-
hal dunia yang nikmat bagi daging
kita justru akan membuat rongga
kosong ini terus melebar,
menenggelamkan setiap sukacita yang
seharusnya menjadi bagian dari kita
lewat Kristus.
Jika anda saat ini sedang tidak dalam
keadaan terdesak atau sulit, tapi ada
rasa kosong dalam hati anda yang
membuat anda merasa kering tanpa
kebahagiaan dan damai sejahtera, itu
tandanya anda harus mulai berpikir
bukannya semakin menjauh dari
Tuhan, tetapi seharusnya malah
semakin dekat.
"Mendekatlah kepada Allah, dan Ia
akan mendekat kepadamu." Yakobus
4 : 8
Temukanlah rongga kosong itu dan
biarkan Tuhan mengisinya.
Mendekatlah kepada Tuhan dan
dengarkan perintah-perintah-Nya.
Itu akan mengundang Tuhan untuk
segera menambal kekosongan itu
dengan kebahagiaan sejati yang hanya
berasal daripada-Nya.
Kebahagiaan dan damai sejahtera
yang melimpah tanpa henti menjadi
milik orang-orang yang taat pada
perintah-Nya.

belajar dari nehemia

Belajar Dua Hal dari Nehemia
Nehemia 2 : 7 - 8 — “ Berkatalah aku kepada raja:
"Jika raja menganggap baik, berikanlah aku surat-
surat bagi bupati-bupati di daerah seberang sungai
Efrat, supaya mereka memperbolehkan aku lalu
sampai aku tiba di Yehuda. Pula sepucuk surat
bagi Asaf, pengawas taman raja, supaya dia
memberikan aku kayu untuk memasang balok-
balok pada pintu-pintu gerbang di benteng bait
suci, untuk tembok kota dan untuk rumah yang
akan kudiami." Dan raja mengabulkan
permintaanku itu, karena tangan ALLAHku yang
murah melindungi aku.”
Haruskah kita malu meminta tolong kepada orang
lain ? Ada banyak orang yang lebih
mengedepankan gengsi ketimbang mengakui bahwa
mereka adalah mahluk sosial yang tidak bisa
hidup sendiri dan tetap membutuhkan orang lain.
Minta tolong kepada orang lain sebenarnya adalah
hal yang lumrah, tentu saja jika dalam porsi
wajar, bukan karena ingin memanfaatkan dan
bukan karena kita malas. Selalu saja ada waktu-
waktu kita butuh uluran tangan atau bantuan dari
orang lain, dan tidak ada salahnya kita sampaikan.
Ingatlah bahwa TUHAN bisa memakai tangan
orang lain untuk memberkati anak-anak-NYA.
Mengenai hal ini kita bisa belajar dari Nehemia.
Nehemia adalah satu dari sekelompok orang
Yehuda yang kembali dari pembuangan di Babel
seperti yang bisa dibaca dalam Ezra 2 : 2.
Nehemia hidup pada masa ketika Yehuda menjadi
bagian dari Persia. Nehemia punya jabatan dengan
posisi yang cukup baik, yaitu sebagai juru
minuman raja. Jabatan ini memungkinkannya untuk
memiliki hubungan yang relatif cukup dekat
dengan sang raja Persia waktu itu bernama
Artahsasta.
Suatu hari ia mendengar berita mengenaskan
mengenai keadaan orang-orang sebangsanya yang
telah kembali dari pembuangan. Sementara ia
cukup karena punya jabatan terpandang, ternyata
saudara-saudara sebangsanya justru menderita
dalam kesengsaraan berat. "Kata mereka
kepadaku: "Orang-orang yang masih tinggal di
daerah sana, yang terhindar dari penawanan, ada
dalam kesukaran besar dan dalam keadaan tercela.
Tembok Yerusalem telah terbongkar dan pintu-
pintu gerbangnya telah terbakar." Nehemia 1 : 3
Bagaimana reaksi Nehemia mendengar tentang
kemalangan yang diderita bangsanya ? Nehemia
menangis dan berkabung berhari-hari. Bukankah
Nehemia bisa saja tidak peduli, karena dia
sebenarnya sudah aman dan hidup berkecukupan ?
Tentu bisa, tapi Nehemia tidak bersikap demikian.
Nehemia merasakan kepedihan yang dirasakan
bangsanya.
Menyikapi rasa pedih di hatinya akan bangsanya,
apa langkah-langkah yang ia ambil? Nehemia
berpuasa dan berdoa. Itulah yang pertama ia
lakukan. Bukan hanya memohon ampun bagi
bangsanya, tapi juga pembersihan atau pertobatan
dari dosa-dosanya sendiri. Dosanya sendiri ?
Untuk apa ? Nehemia tahu bahwa doanya tidak
akan punya pengaruh apabila ia sendiri belum
bersih dari dosa. Maka dalam doanya ia berkata:
"berilah telinga-MU dan bukalah mata-MU dan
dengarkanlah doa hamba-MU yang sekarang
kupanjatkan ke hadirat-MU siang dan malam bagi
orang Israel, hamba-hamba-MU itu, dengan
mengaku segala dosa yang kami orang Israel telah
lakukan terhadap-MU. Juga aku dan kaum
keluargaku telah berbuat dosa." Nehemia 1 : 6
Mari kita lanjutkan dengan Nehemia pasal 2.
Pada suatu hari empat bulan kemudian, ketika
Nehemia tengah menghidangkan anggur bagi raja
Artahsasta, sang raja melihat wajah Nehemia
yang murung. Ia bertanya kepada Nehemia, apa
gerangan yang terjadi. Nehemia 2 : 1 - 2. Nehemia
lalu menceritakan rasa sedihnya melihat
kehancuran bangsanya. Nehemia 2 : 3
Raja Artahsasta lalu menawarkan bantuan,
menawarkan apa yang bisa ia bantu. Mendengar
itu, Nehemia kembali berdoa dalam hatinya.
Nehemia 2 : 4
Setelah berdoa, Nehemia menyampaikan dengan
jujur bahwa ia butuh pertolongan dari raja.
"Berkatalah aku kepada raja: "Jika raja
menganggap baik, berikanlah aku surat-surat bagi
bupati-bupati di daerah seberang sungai Efrat,
supaya mereka memperbolehkan aku lalu sampai
aku tiba di Yehuda. Pula sepucuk surat bagi Asaf,
pengawas taman raja, supaya dia memberikan aku
kayu untuk memasang balok-balok pada pintu-
pintu gerbang di benteng bait suci, untuk tembok
kota dan untuk rumah yang akan kudiami." Dan
raja mengabulkan permintaanku itu, karena tangan
Allahku yang murah melindungi aku." Nehemia
2 : 7 - 8
Nehemia tidak berpangku tangan, dia tidak pula
merasa mampu segalanya. Dia tahu bahwa dia
butuh pertolongan raja untuk bisa membangun
kembali Yerusalem. Artahsasta mengabulkan hal
itu. Tentu merupakan hal sepele bagi raja untuk
membuat surat-surat seperti yang diminta
Nehemia, sedangkan Nehemia tidak memiliki
otoritas untuk melakukan hal itu.
Berawal dari sini, kita mengetahui bahwa Nehemia
berhasil membangun kembali Yerusalem yang
sudah hancur lebur dengan keberhasilan besar.
Apakah itu semua semata-mata karena
keberuntungan ? Tidak. Nehemia tahu pasti bahwa
itu semua adalah berkat tangan ALLAH yang
murah melindunginya. TUHAN menyalurkan
berkat-NYA kepada Nehemia lewat perantaraan
raja Artahsasta.
Dari Nehemia kita bisa belajar dua hal penting.
Pertama, ketika kita masuk ke dalam air mata,
hal terpenting adalah mencari TUHAN terlebih
dahulu. Nehemia berdoa terlebih dahulu ketika
mendengar sesuatu yang menyedihkan hatinya atau
ketika hendak memutuskan sesuatu. Jadi
berdoalah, dan kuduskanlah diri terlebih dahulu
dengan mengakui segala dosa-dosa yang masih
mengotori diri kita. Kedua, jangan malu untuk
meminta bantuan orang lain yang punya kapasitas
lebih dari kita. Dari kisah Nehemia kita melihat
bahwa TUHAN bisa menyalurkan berkat-NYA
bagi pekerjaan Nehemia lewat sosok orang lain,
dalam hal ini lewat raja Artahsasta.
Ada saat dimana kita bisa melakukan sesuatu
sendirian, tapi dalam banyak kesempatan TUHAN
menyalurkan berkat-NYA lewat tangan orang lain.
Kita tidak perlu malu mengakui bahwa sebagai
manusia kita ini terbatas kemampuannya. Ingat
bahwa TUHAN sejak awal sudah menetapkan
kita untuk tidak hidup sendirian. Kita adalah
mahluk sosial yang selalu butuh berinteraksi dan
saling dukung, saling bantu untuk bisa meningkat.
Hidup dengan gengsi, keangkuhan, kesombongan,
atau di sisi lain hidup dengan rasa sungkan dan
segan yang berlebihan cepat atau lambat akan
membuat kita jalan di tempat, atau malah semakin
mundur.
Lihatlah apa kata firman TUHAN berikut ini:
"Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu!
Demikianlah kamu memenuhi hukum KRISTUS."
Galatia 6 : 2
Hukum KRISTUS terpenuhi jika kita saling
bertolong-tolongan dalam memikul beban bersama-
sama. Bagaimana mungkin orang bisa menolong
jika kita sendiri hanya diam saja dan tidak mau
mengakui bahwa kita butuh bantuan ?
Oleh sebab itu kita harus menghindari sikap tinggi
hati, sombong atau sebaliknya rasa sungkan yang
terlalu berlebihan. Tidak ada salahnya untuk
memohon bantuan, tapi sebelumnya berdoalah,
tanyakan kepada TUHAN apa yang harus kita
lakukan. Mendengar dan mengikuti apa yang
diinstruksikan TUHAN merupakan hal yang
seharusnya kita lakukan. Kepada jemaat Galatia
Paulus mengatakan: "Sebab kalau seorang
menyangka, bahwa ia berarti, padahal ia sama
sekali tidak berarti, ia menipu dirinya sendiri."
Galatia 6 : 3. Artinya apabila kita merasa mampu
segalanya, padahal sebenarnya kita tengah butuh
bantuan, itu sama artinya dengan menipu diri
sendiri.
Lewat Nehemia kita bisa melihat bagaimana
pentingnya berdoa di saat kita tengah mengalami
permasalahan. Tidak peduli seberat apa
pergumulan kita hari ini, TUHAN mampu
mengubah itu semua menjadi hujan berkat.
"Apabila melintasi lembah Baka, mereka
membuatnya menjadi tempat yang bermata air;
bahkan hujan pada awal musim menyelubunginya
dengan berkat." Mazmur 84 : 7
Dan ini berlaku bagi orang yang menggantungkan
segenap kekuatan serta hidupnya ke dalam tangan
TUHAN. Mazmur 84 : 6 — “ Berbahagialah
manusia yang kekuatannya di dalam ENGKAU,
yang berhasrat mengadakan ziarah!"
Nehemia tidak sungkan untuk memohon
pertolongan dari orang lain ketika TUHAN
menghendaki demikian, ia tidak malu mengakui
bahwa ia membutuhkan pertolongan, demikian
pula kita sebaiknya bersikap agar hukum
KRISTUS dapat terjadi. Sekali lagi, TUHAN
mampu memberkati anda secara luar biasa baik
secara langsung maupun lewat orang lain.
TUHAN sanggup mencurahkan berkat-NYA
secara langsung, tapi terkadang memilih untuk
menyalurkannya lewat orang lain.

tidak tahu caranya berdoa

Tidak Tahu Cara Berdoa
Roma 8 : 26 — “ ...sebab kita tidak tahu,
bagaimana sebenarnya harus berdoa...”
Teman saya selalu saja mengalami kesulitan ketika
berbelanja ke supermarket apabila bersama
anaknya yang masih berumur kurang lebih 2
tahun. Pasalnya, si anak sangat menyukai cokelat
dan selalu merengek minta dibelikan. Jika tidak
dituruti anaknya akan menangis, jika dimarahi pun
demikian. Kalau mau gampang, belikan saja agar
diam. Tapi kita tahu bagaimana efeknya nanti
kepada kesehatan si anak terutama di giginya dan
juga gizi, karena si anak biasanya akan fokus
kepada cokelat dan tidak mau makan makanan
yang benar lagi. Sekali waktu saya berbelanja
bersama teman saya dan keluarga. Saya pun
melihat sendiri bagaimana anaknya merengek
kepada ayah dan ibunya demi mendapatkan cokelat
yang ia inginkan. Saya mencoba membantu dengan
mengatakan kepada si anak bahwa makan cokelat
terlalu banyak itu tidak baik bagi kesehatannya,
tapi ia tak peduli dan terus berusaha memaksa
kedua orang tuanya.
Melihat aksi anak ini, saya pun berpikir betapa
seringnya kita berlaku demikian ketika memohon
sesuatu kepada TUHAN lewat doa-doa kita.
Bukan saja time frame kita yang kita paksakan
kepada TUHAN, tetapi kita juga sering memaksa
TUHAN untuk mengabulkan permintaan sesuai
dengan apa yang kita mau. Kalau tidak, kita akan
menuduh TUHAN bersikap kejam atau tidak adil,
menjadi uring-uringan atau dalam tahap
selanjutnya menjadi malas berdoa atau malah
berani membantah eksistensi TUHAN. Makin
pintar manusia bukannya makin berhikmat dalam
pengertiannya, tetapi malah semakin merasa
berkuasa. Jangan-jangan mereka menganggap
bahwa TUHAN hanyalah hamba yang bisa
disuruh dan punya keharusan untuk mengabulkan
apapun yang diperintahkan. Ketika ini yang terjadi,
itu artinya kita sudah keliru dalam memahami
bagaimana hubungan antara manusia dengan
TUHAN itu seharusnya berjalan, dan satu hal
lagi, kita tidak tahu bagaimana seharusnya
caranya berdoa.
Sangat menarik jika melihat bahwa jauh-jauh hari
Alkitab ternyata sudah menyebutkan bahwa kita
tidak tahu bagaimana seharusnya kita berdoa,
seperti yang tertulis dalam Roma 8 : 26.
Selengkapnya ayatnya berbunyi seperti berikut:
"Demikian juga Roh membantu kita dalam
kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana
sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa
untuk kita kepada ALLAH dengan keluhan-
keluhan yang tidak terucapkan." Dalam versi
bahasa Inggris (amplified) bagian ini dikatakan
dengan "for we do not know what prayer to offer
nor how to offer it worthily as we ought...".
Kita tidak tahu harus memanjatkan doa seperti
apa, kita tidak tahu bagaimana cara yang layak
dalam berdoa. Paulus menyadari betul kelemahan
ini dan mengingatkan bahwa TUHAN sebenarnya
telah mengirimkan ROH-NYA untuk mengatasi
titik lemah ini, terutama ketika kita terhimpit
beban yang sedemikian berat sehingga kita tidak
lagi sanggup mengatakannya. Kita mungkin bisa
dengan mudah menyanggah dengan berkata "ah,
doa kan cuma itu-itu saja..apa sih susahnya?"
Tetapi untuk mengujinya kita bisa membandingkan
bentuk doa kita dengan doa yang diajarkan
TUHAN YESUS sendiri seperti yang bisa dibaca
dalam Matius 6 : 9 - 13
Kita juga bisa melihat apakah sikap kita sudah
benar lewat bagaimana reaksi kita dalam menanti
jawaban TUHAN lewat doa-doa yang kita
panjatkan. Apakah kita cepat marah ketika
jawaban sepertinya tidak kunjung datang, apakah
kita malah menambah porsi dengan berputar-putar
dengan doa yang bertele-tele, apakah kita
kemudian merasa jemu dan merasa bahwa doa
tidaklah ada gunanya, atau kita terus mengucap
syukur dan mengijinkan kehendak TUHAN jadi di
bumi seperti halnya di surga, menyelaraskan hati
kita dengan hati TUHAN, menjadikan dunia
kehidupan kita selaras dengan surga.
Adalah penting bagi kita untuk mengetahui
bagaimana cara berdoa yang benar. Kita seringkali
merasa lebih tahu akan apa yang terbaik daripada
sepakat dengan rencana TUHAN. Kita
menganggap TUHAN tidak cukup mengerti
kebutuhan kita dibanding kita mengerti diri kita
sendiri. Akibatnya, kita memaksakan TUHAN
untuk mengabulkan setiap yang kita minta, sesuai
yang kita minta, tepat seperti waktu yang kita
inginkan. Padahal TUHAN sudah mengingatkan
bahwa "Seperti tingginya langit dari bumi,
demikianlah tingginya jalan-KU dari jalanmu dan
rancangan-KU dari rancanganmu." Yesaya 55 : 9
Artinya, kita harus mengakui bahwa renana
TUHAN adalah yang terbaik, demikian pula dari
segi waktu. TUHAN tahu pasti apa yang menjadi
kebutuhan kita dan kapan waktu terbaik untuk
memberikannya. Bahkan sekiranya TUHAN tidak
mengabulkan, itu pun pasti merupakan hal yang
terbaik bagi kita. Apabila anda masih kesulitan
dalam mengaplikasikannya, ingatlah bahwa
TUHAN telah mengutus ROH-NYA untuk
membantu anda untuk itu. Berdoa tidaklah sulit
asal kita bisa menaklukkan keinginan-keinginan
pribadi kita, menundukkan ego kita dan bisa
bersabar terutama dengan mengetahui bahwa
rancangan TUHAN adalah yang terbaik bagi diri
kita.
Jadikan doa sebagai sarana untuk
mempersembahkan ucapan syukur dan membangun
komunikasi yang indah dengan BAPA.
• Hati yang Tidak Bersih Menghambat Doa
Mazmur 66 : 18 — “ Seandainya ada niat jahat
dalam hatiku, tentulah TUHAN tidak mau
mendengar."
Beberapa hari yang lalu ruang belakang di rumah
teman saya kebanjiran. Ditengah hujan lebat, air
ternyata tidak mengalir melalui lubang saluran
pembuangan seperti biasa tetapi meluber ke dalam
rumah. Segera dia mengecek lubang pembuangan
untuk melihat penyebabnya. Ternyata ada kertas
yang sempat ikut terseret air lalu menyumbat
saluran pembuangan itu. Begitu kertas itu
diangkat, air pun kembali mengalir keluar dengan
normal.
Ilustrasi ini mungkin baik dipakai untuk
menggambarkan bahwa doa kita bisa terhalang
apabila terbentur sesuatu. Biasanya ini akan
berhubungan dengan suasana atau situasi hati
kita, karena biar bagaimanapun TUHAN selalu
menguji hati kita, apakah sudah bersih atau masih
terdapat noda-noda kotor yang bisa menyekat laju
doa kita untuk sampai ke hadirat-NYA.
Dengarlah apa yang dikatakan Pemazmur berikut
ini: "Seandainya ada niat jahat dalam hatiku,
tentulah TUHAN tidak mau mendengar."
Mazmur 66 : 18
Ini merupakan hal yang seringkali luput dari
perhatian kita. Kita pikir doa kita akan tetap
didengar dan dikabulkan tanpa harus memeriksa
terlebih dahulu kondisi hati kita. Kita mengira
bahwa tidak ada hubungan antara hati yang bersih
dengan efektif-tidaknya doa. Melalui ayat ini kita
tahu bahwa itu adalah anggapan yang keliru. Hati
yang masih kotor terselubung dosa, kebencian
terhadap seseorang, iri hati atau bahkan
mendendam baik sedikit maupun banyak bisa
menghambat langkah doa kita untuk sampai
kepada TUHAN.
Dalam Yesaya kita bisa melihat ayat selanjutnya
yang berbicara mengenai hal ini. Disana dikatakan
"Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang
panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-
NYA tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi
yang merupakan pemisah antara kamu dan
ALLAHmu ialah segala kejahatanmu, dan yang
membuat DIA menyembunyikan diri terhadap
kamu, sehingga IA tidak mendengar, ialah segala
dosamu." Yesaya 59 : 1 - 2
Jika anda melihat judul perikopnya, maka anda
akan menemukan kalimat: "Dosa adalah
penghambat keselamatan". Dan keseluruhan ayat
disana berbicara mengenai perihal dosa sebagai
penghambat atau penghalang keselamatan kita.
Apakah itu kejahatan besar atau 'cuma' berbuat
curang sedikit, berbohong kecil, itu pun bisa
menjadi penghalang yang menghambat
pertumbuhan kita, menghambat doa kita dan pada
akhirnya keselamatan kita. "Sebab tanganmu cemar
oleh darah dan jarimu oleh kejahatan; mulutmu
mengucapkan dusta, lidahmu menyebut-nyebut
kecurangan." Yesaya 59 : 3
Bukankah berbohong, gosip dan curang sudah
merupakan hal yang lumrah ditengah masyarakat
sekarang ini ? Kita pikir kita hebat karena tidak
pernah membunuh, mencuri atau merampok, tetapi
dengan terbiasa untuk tidak menjaga mulut dan
pikiran kita itu pun sebenarnya sama bahayanya.
Kesalahan yang kita anggap sepele seperti ini
sebenarnya cukup punya kekuatan untuk membuat
TUHAN memalingkan mukanya dan menolak
mendengar doa kita.
Selain itu berhati-hatilah kepada perasaan
tertuduh di hati apabila kita melakukan
kecurangan. mendekati TUHAN. Yohanes
mengatakan "Saudara-saudaraku yang kekasih,
jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita
mempunyai keberanian percaya untuk mendekati
ALLAH, dan apa saja yang kita minta, kita
memperolehnya dari pada-NYA, karena kita
menuruti segala perintah-NYA dan berbuat apa
yang berkenan kepada-NYA." 1 Yohanes 3 : 21 -
22. Agar kita tidak menjadi terdakwa lewat
penghakiman hati nurani, berjalanlah dengan
bersih. Jangan biarkan kecurangan sekecil apapun
mendapat pembenaran dalam pemikiran kita.
Kebersihan dan kemurnian hati sungguh penting
untuk diperhatikan sebelum kita mendatangi
TUHAN baik lewat doa dan puji-pujian.
TUHAN YESUS sendiri sudah bersabda: "Sebab
itu, jika engkau mempersembahkan
persembahanmu di atas mezbah dan engkau
teringat akan sesuatu yang ada dalam hati
saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah
persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah
berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali
untuk mempersembahkan persembahanmu itu."
Matius 5 : 23 - 24
Ganjalan apapun yang ada dalam hati kita,
misalnya ketika kita masih menyimpan kebencian
atau sekedar belum membereskan masalah yang
mengganjal dengan orang lain akan mampu
menghambat kelancaran doa kita. Itulah sebabnya
YESUS KRISTUS mengingatkan kita agar segera
membereskan semua ganjalan terlebih dahulu
sebelum kita datang kepada TUHAN.
Mengampuni dan berdamai dengan orang yang
memiliki masalah dengan kita menjadi sebuah
keharusan yang tidak bisa ditawar apabila kita
ingin doa kita mengalir mulus kepada TUHAN.
"... manusia melihat apa yang di depan mata,
tetapi TUHAN melihat hati." 1 Samuel 16 : 7
• Salah Berdoa
Yohanes 4 : 3 — “ Atau kamu berdoa juga, tetapi
kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah
berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu
habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu."
Ilustrasi diatas tentang anak kecil yang terus
merengek meminta coklat. Coklat yang manis
memang enak rasanya, itulah sebabnya anak-anak
suka makan coklat. Mereka hanya fokus kepada
rasanya tetapi tidak tahu bahwa jika terlalu
banyak maka itu tidaklah baik untuk pertumbuhan
dan kesehatan mereka. Gigi bisa berlubang dan
rusak, atau mereka bisa kekurangan gizi karena
biasanya mereka tidak mau makan lagi akibat
sudah keburu kenyang. Anak-anak bisa menangis
dan mengira orang tuanya pelit jika tidak
membelikan, padahal itu semua untuk kebaikan
mereka juga.
Perilaku seperti ini bukan cuma dimiliki oleh anak-
anak tetapi bagi yang sudah dewasa pun bisa
terjebak dalam kekeliruan yang sama. Akibat
tidak ingin disisihkan dalam lingkungan pergaulan,
banyak orang yang akan berusaha memiliki
barang-barang mewah yang sebenarnya tidak atau
belum mereka perlukan. Hanya sekedar ikut trend,
ingin gaya, tidak mau kalah atau ingin terlihat
hebat, padahal secara finansial mereka kesulitan.
Saya mengenal banyak orang yang menganut pola
pikir seperti ini. Bahkan ada yang berdoa meminta
mobil mewah atau gadget-gadget mahal yang
sebenarnya tidak dibutuhkan.
Masih berhubungan dengan perihal doa, kita
seringkali berdoa meminta sesuatu yang keliru.
Kita bersungut-sungut kecewa ketika doa kita
tidak dijawab tapi lupa bahwa bisa jadi itu untuk
kebaikan kita juga. Salah satu hal yang membuat
doa kita tidak dijawab adalah apabila kita salah
berdoa karena meminta sesuatu bukan untuk hal
yang perlu atau baik tetapi untuk pemuasan nafsu
duniawi. Firman TUHAN berkata: "Atau kamu
berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa,
karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta
itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan
hawa nafsumu." Yakobus 4 : 3
Doa seperti ini tidak ditanggapi karena apa yang
kita minta adalah untuk kesenangan diri sendiri.
Jika melihat ayat sebelumnya, dikatakan "Kamu
mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak
memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri
hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu
kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak
memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa."
Yakobus 4 : 3
Kita tidak boleh berlaku curang atau jahat ketika
menginginkan sesuatu. Doa memang bisa dijadikan
jalan bagi kita untuk meminta pertolongan dari
TUHAN yang punya segalanya, tetapi kita juga
harus ingat bahwa doa kita tidak pula boleh diisi
dengan permintaan-permintaan yang sifatnya
hanyalah untuk pemuasan diri sendiri. Doa-doa
yang seperti ini tidaklah mendapat tanggapan dari
TUHAN.
TUHAN memang sanggup memberi segalanya dan
akan selalu dengan senang hati membantu kita.
Tetapi TUHAN tidak ingin pula kita menjadi
pribadi-pribadi manja yang tidak mau berusaha.
Selain itu TUHAN juga tidak mau kita meminta
hal-hal yang bisa merugikan diri kita sendiri
seperti halnya ilustrasi diatas. Bisa jadi apa yang
kita minta itu baik menurut kita tapi belum tentu
itu yang terbaik dalam pandangan TUHAN. Jadi
jika apa yang hendak kita mohon dalam doa masih
berupa hal-hal yang hanya untuk memuaskan
kesenangan pribadi dan sebenarnya tidaklah perlu
atau penting benar, lebih baik kita tunda dahulu
sampai kita siap untuk itu, atau sampai kita
memang benar-benar memerlukannya. Jauh lebih
baik mengisi doa-doa kita sebagai sarana
menyampaikan ucapan syukur kita kepada
TUHAN dan memintanya untuk memberi apa
yang terbaik menurut-NYA untuk kita,
menyerahkan semuanya kepada TUHAN, seturut
kehendak-NYA karena biar bagaimanapun
TUHAN tentu jauh lebih tahu apa yang terbaik
untuk diberikan kepada kita daripada apa yang
penting menurut kita. Doa yang salah adalah doa
yang dipanjatkan salah tujuan, hanya untuk
meminta hal-hal yang tujuannya hanya pemuasan
diri sendiri.