Thursday, July 17, 2014

Siapa orang yg sukses/berhasil

Orang BERHASIL
Kejadian 39:1-3
(1) Adapun Yusuf telah dibawa ke
Mesir; dan Potifar, seorang Mesir,
pegawai istana Firaun, kepala
pengawal raja, membeli dia dari
tangan orang Ismael yang telah
membawa dia ke situ.
(2) Tetapi TUHAN menyertai
Yusuf, sehingga ia menjadi
seorang yang selalu berhasil dalam
pekerjaannya; maka tinggallah ia
di rumah tuannya, orang Mesir
itu.
(3) Setelah dilihat oleh tuannya,
bahwa Yusuf disertai TUHAN
dan bahwa TUHAN membuat
berhasil segala sesuatu yang
dikerjakannya,
Yosua 1:8
Janganlah engkau lupa
memperkatakan kitab Taurat ini,
tetapi renungkanlah itu siang dan
malam, supaya engkau bertindak
hati-hati sesuai dengan segala
yang tertulis di dalamnya, sebab
dengan demikian perjalananmu
akan berhasil dan engkau akan
beruntung.
I Tawarikh 22:13
Maka engkau akan berhasil, jika
engkau melakukan dengan setia
ketetapan-ketetapan dan hukum-
hukum yang diperintahkan
TUHAN kepada Musa untuk
orang Israel. Kuatkan dan
teguhkanlah hatimu, janganlah
takut dan janganlah tawar hati
Pendahuluan
kerinduan Allah untuk membuat
kita berhasil lebih besar daripada
kerinduan kita untuk berhasil.
Buktinya:
1. Tuhan telah mengorbankan
diriNYA untuk keberhasilan kita.
2. Tuhan mempersiapkan segala
sarananya agar kita berhasil
3. Tuhan memberikan
petunjuknya untuk mencapai
keberhasilan
4. Tuhan meningatkan kita terus
akan janji janjiNYA tentang
keberhasilan.
Siapa itu orang berhasil ?
1. Orang yg menyadari penyertaan
Tuhan sehinga takut berbuat dosa.
2. Orang yg kehidupannya
menjadi
berkat bagi orang disekitarnya.
3. Orang yg dapat menguasai diri,
dan mau mendengar teguran serta
kritik.
4. Orang yg setiap harinya rindu
dan
berjuan untuk kemajuan
Yesaya 50:4
(4) Tuhan ALLAH telah
memberikan kepadaku lidah
seorang murid, supaya dengan
perkataan aku dapat memberi
semangat baru kepada orang yang
letih lesu. Setiap pagi Ia
mempertajam pendengaranku
untuk mendengar seperti seorang
murid.

Tuesday, July 8, 2014

Jangan Ragu

Buanglah Keraguan !!!
YUDAS 1 : 22 — “ Tunjukkanlah
belas kasihan kepada mereka yang
ragu-ragu.”
Jangan biarkan keraguan bersuara
lantang untuk menghambat
langkah hidup kita. Mulai
sekarang dengan mantap katakan,
Tidak !!! pada keraguan.
Ketika ada orang yang
menunjukkan sikap ragu-ragu,
pada umumnya orang lain akan
memakluminya dan mengatakan
bahwa hal itu adalah hal yang
wajar dan manusiawi. Wajar dong
bersikap ragu-ragu. Siapa sih
orang yang tidak pernah ragu-
ragu? demikian biasanya
pembelaan bagi orang yang ragu-
ragu. Tapi, ternyata keragu-
raguan merupakan penyakit rohani
dan penyakit sosial yang
berbahaya. Kita akan belajar apa
saja kerugian yang ditimbulkan
oleh kebimbangan, dan bagaimana
mengatasi keraguan supaya
langkah kita tidak terhambat.
Ayat di atas mengatakan bahwa
orang yang ragu-ragu patut
dikasihani. Mengapa orang yang
dilanda kebimbangan perlu
dikasihani ?
Sebab orang yang bersikap dan
bertindak ragu-ragu adalah orang
yang penakut, kalah, lemah.
Singkatnya, keragu-raguan
nilainya sangat negatif, dan orang
yang ragu-ragu termasuk warga
kelas dua. Siapakah yang
mengasihani orang yang ragu-
ragu ? Yang mampu mengasihani
orang yang ragu-ragu tentunya
orang yang tidak ragu-ragu.
MATIUS 28 : 17 - 18 — “ Ketika
melihat DIA mereka menyembah-
NYA, tetapi beberapa orang ragu-
ragu. YESUS mendekati mereka
dan berkata: "Kepada-KU telah
diberikan segala kuasa di sorga
dan di bumi."
Peristiwa dalam ayat di atas
terjadi pada saat TUHAN YESUS
menampakkan DIRINYA kepada
kesebelas murid-NYA setelah
kebangkitan-NYA. Seharusnya,
semua murid-NYA menyambut
dengan gembira pertemuan kembali
dengan Sang GURU. Tetapi, ayat
di atas mencatat bahwa beberapa
orang dari antara murid-murid
TUHAN YESUS menunjukkan
keragu-raguan, mereka ragu-ragu
apakah yang ada di hadapan
mereka adalah benar-benar
TUHAN YESUS. Mungkin
mereka berpikir, apakah mereka
tidak salah lihat ? Bukankah
TUHAN YESUS sudah mati dan
dikuburkan ?
Mereka meragukan bahwa itu
adalah TUHAN YESUS sebab
mereka belum benar-benar
mengerti Firman yang telah
disampaikan oleh TUHAN
YESUS bahwa DIA akan mati,
tetapi akan bangkit pada hari
ketiga. Penyebab keragu-raguan
mereka adalah tidak benar-benar
memahami perkataan TUHAN,
tidak benar-benar mengenal
TUHAN YESUS.
Di dalam kehidupan keluarga,
suami atau istri akan ragu
(curiga) terhadap pasangannya,
orangtua ragu terhadap anak,
anak ragu terhadap orangtua,
penyebabnya adalah kurang saling
mengenal dengan baik. Akibatnya,
suasana dalam keluarga jadi
kurang nyaman. Di dalam bisnis,
penyebab keraguan dalam
mengambil keputusan adalah
karena kurang mengenal seluk
beluk bidang usahanya.
Akibatnya, terjadi kegagalan atau
hambatan di dalam bisnis.
Sedangkan beberapa murid yang
benar-benar yakin bahwa itu
adalah TUHAN YESUS segera
menyembah-NYA. Ragu-ragu
membuat kita tidak bisa
menyembah TUHAN YESUS. Di
dalam ibadah, orang yang masih
ragu-ragu karena belum benar-
benar mengenal YESUS KRISTUS,
orang itu tidak akan bisa
menyembah TUHAN dan
beribadah dengan benar.
Dalam ayat 18 TUHAN YESUS
mengatakan bahwa DIA diberi
kuasa (oleh BAPA) baik di Surga
maupun di bumi. Kuasa ini
diserahkan atau diteruskan oleh
TUHAN YESUS kepada orang
yang menyembah DIA, kepada
orang yang tidak ragu-ragu.
Kesimpulannya: ragu-ragu yang
mengakibatkan belum mampu
menyembah TUHAN akan
membuat orang itu tidak/belum
mendapat kuasa dari YESUS
KRISTUS.
MAZMUR 26 : 1 — “ Dari Daud.
Berilah keadilan kepadaku, ya
TUHAN, sebab aku telah hidup
dalam ketulusan; kepada
TUHAN aku percaya dengan
tidak ragu-ragu."
Di dalam mazmur yang ditulisnya,
Daud menyatakan bahwa dia
percaya kepada TUHAN dengan
tidak ragu-ragu. Keyakinan teguh
terhadap TUHAN telah
mendatangkan berkat luar biasa
bagi Daud : YESUS KRISTUS
disebut anak Daud. Daud tidak
ragu-ragu karena dia hidup tidak
bercacat di hadapan TUHAN
(NIV: I have led a blameless
life ). Meneladani hidup Daud
yang tidak bercacat, yang berarti
menuruti Firman TUHAN, akan
membuat kita tidak ragu-ragu
dalam setiap langkah kita,
termasuk di dalam iman kita.
Sebaliknya, orang yang hidupnya
bercacat di hadapan TUHAN, dia
akan ragu-ragu, termasuk dalam
beribadah. Contoh sederhananya,
orang yang setelah berbuat dosa
misalnya mencopet, lalu datang
beribadah di gereja. Tentunya dia
ragu doanya akan dijawab oleh
TUHAN sebab dia tahu bahwa
dia baru saja berbuat dosa.
Contoh dalam hidup sehari-hari,
seorang bawahan yang baru saja
berbuat salah terhadap atasannya
akan menghindari atasannya dan
merasa ragu untuk berbicara
kepada atasannya.
Dari pernyataan Daud dalam
mazmurnya, kita dapat menarik
pelajaran bahwa untuk
membungkam keraguan, kita
harus membereskan kesalahan dan
dosa, dan hidup tidak bercacat.
YAKOBUS 1 : 6 — “ Hendaklah ia
memintanya dalam iman, dan
sama sekali jangan bimbang, sebab
orang yang bimbang sama dengan
gelombang laut, yang diombang-
ambingkan kian ke mari oleh
angin."
Yakobus mengajarkan bahwa
meminta sesuatu di dalam doa
harus disertai dengan iman. Orang
yang ragu-ragu tidak akan
menerima jawaban doa dari
TUHAN. Ditegaskan oleh
Yakobus agar sama sekali jangan
bimbang, jadi tidak memberi ruang
sedikit pun untuk keragu-raguan.
Orang Kristen yang bimbang =
orang yang tidak punya iman =
tidak menerima jawaban doa.
Contoh orang telah mengenal
TUHAN dengan benar sehingga
tidak sama sekali tidak ragu-ragu
adalah Abraham saat
diperintahkan TUHAN untuk
mempersembahkan Ishak. Dia
tidak ragu sebab mengenal benar
TUHAN yang memerintahkanny
a. Karena tidak ragu dan menurut
Firman, ibadah Abraham
mendapat nilai sangat tinggi di
mata ALLAH.
Manusia yang bimbang seperti
gelombang laut (air) yang tidak
berdaya melawan angin. Air
menggambarkan pihak yang tidak
dapat melawan. Orang menuang
air pasti air itu jatuh ke bawah,
air tidak bisa melawan untuk naik
ke atas. Seperti itulah gambaran
orang yang bimbang. Dia akan
kalah, dan dikendalikan oleh
pihak lain yang lebih berkuasa
dibandingkan dirinya.
Beberapa waktu lalu ada seorang
jemaat yang sakit. Setiap kali
Hamba TUHAN doakan,
penyakitnya sembuh. Tapi, tak
lama kemudian kambuh lagi
karena penyakitnya itu disebabkan
kuasa gelap. Karena sudah kesal
dengan penyakitnya, jemaat ini
menyerah ketika diminta oleh
keluarganya untuk minum air
yang sudah dijampi-jampi. Setelah
meminum air itu, penyakitnya
malah menjadi-jadi !!! Akhirnya
dia menelpon Hamba TUHAN
minta didoakan. Inilah contoh
orang bimbang bak gelombang
yang diombang-ambingkan angin.
Kebimbangannya membuat
imannya tidak bertumbuh teguh.
Kita akan mempelajari kehidupan
seorang tokoh Alkitab yang
memiliki keyakinan, yang tak
pernah ragu dalam bertindak
maupun bersikap, yakni Samuel.
1 SAMUEL 7 : 15 — “ Samuel
memerintah sebagai hakim atas
orang Israel seumur hidupnya."
Samuel sukses bukan sepuluh dua
puluh tahun; dia sukses dalam
kariernya seumur hidupnya.
Samuel merupakan hakim terakhir
sebelum bangsa Israel diperintah
oleh raja-raja. Sebelum Samuel,
ada hakim yang gagal di tengah
jalan. Contohnya, Simson. Bukan
saja Samuel sukses saat sebagai
hakim. Saat masih kecil, masa
remaja, berkarier sebagai hakim,
Samuel terus menuai sukses.
Salah satu faktor suksesnya: tidak
memiliki keraguan.
Orang yang tidak ragu-ragu
bukan berarti orang itu nekat.
Nekat berarti tindakannya terlalu
cepat, tetapi tindakannya belum
tentu benar sehingga hasilnya
merugikan. Ini termasuk kategori
salah bertindak. Yang
dimaksudkan tidak ragu-ragu di
sini adalah bertindak tepat karena
dia mengenal TUHAN dan
bersandar kepada TUHAN.
1 SAMUEL 3 : 18 — “ Lalu Samuel
memberitahukan semuanya itu
kepadanya dengan tidak
menyembunyikan sesuatu pun.
Kemudian Eli berkata: "DIA
TUHAN, biarlah diperbuat-NYA
apa yang dipandang-NYA baik."
Samuel merupakan salah satu
tokoh yang karakternya tidak
ragu-ragu. Karakter inilah yang
merupakan salah satu faktor
kunci keberhasilannya. Samuel
sukses sejak masih kecil, pada
masa remaja, hingga berkarier
sebagai hakim hingga akhir
hidupnya.
Kesuksesan telah dialami Samuel
pada saat umurnya diperkirakan
baru belasan tahun, saat masih
remaja. Sejak kecil, Samuel telah
diserahkan oleh ibunya kepada
imam Eli untuk belajar melayani
TUHAN di Bait ALLAH. Suatu
ketika, saat umur Samuel masih
belasan tahun, TUHAN
memanggilnya. Sewaktu pertama
kali TUHAN memanggil, Samuel,
Samuel, Samuel mengira yang
memanggilnya adalah imam Eli.
Setelah dua kali TUHAN
memanggil Samuel, barulah imam
Eli sadar bahwa TUHAN-lah
yang memanggil Samuel. Dan
imam Eli pun mengajar asistennya
yang masih remaja ini untuk
menjawab, Berbicaralah TUHAN,
sebab hamba-MU ini mendengar.
Samuel menjawab seperti yang
diajarkan oleh imam Eli ketika
TUHAN memanggilnya untuk
yang ketiga kalinya.
Firman TUHAN yang
disampaikan kepada Samuel
remaja merupakan pemberitahuan
tentang hukuman yang akan
diterima oleh imam Eli sekeluarga.
Sungguh, suatu tugas berat bagi
Samuel untuk menyampaikan
seluruh Firman TUHAN tentang
penghukuman kepada yang
bersangkutan. Hukuman itu
disebabkan imam Eli dan kedua
anaknya yang juga bertugas
sebagai iman tidak benar
hidupnya.
Penasaran dengan dipanggilnya
Samuel oleh TUHAN, imam Eli
menanyakan apa Firman yang
disampaikan oleh TUHAN.
Menjawab pertanyaan imam Eli,
Samuel sama sekali tidak ragu-
ragu menyampaikan Firman
TUHAN yang memberitahunya
tentang penghukuman yang akan
diterima oleh imam Eli sekeluarga.
Samuel tidak ragu sebab Samuel
sudah belajar mengenal TUHAN
dan yakin bahwa yang berbicara
kepadanya adalah TUHAN
sendiri. Dan dengan jelas pula
Samuel mendengar Firman yang
disampaikan TUHAN kepadanya
sampai titik komanya. Andaikata
Samuel tidak mendengar Firman
dengan jelas, dia akan sulit
menyampaikannya kepada imam
Eli. Karena mendengar dengan
jelas, tanpa ragu Samuel
menyampaikannya persis seperti
yang dikatakan TUHAN
kepadanya.
Keberanian Samuel menyampaikan
hal yang tidak enak kepada imam
Eli bukan berarti Samuel kurang
ajar terhadap orang jauh yang
lebih tua, dan selama ini bertindak
sebagai gurunya pula. Jangankan
zaman dulu, dalam adat ketimuran
yang berlaku sampai sekarang ini
kalau orang yang lebih tua
bersalah, biasanya orang yang
lebih muda ragu-ragu atau
sungkan untuk menegurnya. Sebab
yang lebih muda tidak yakin
tegurannya akan diterima atau
tidak. Tidak ragu-ragu dalam
segala hal, termasuk tidak ragu
dalam menyampaikan teguran dari
TUHAN maupun menegur orang
yang salah menjadi salah satu
faktor Samuel sukses dalam
kariernya sebagai hakim Israel.
Seperti Samuel, kita pun akan
sukses di dalam setiap aktivitas
kita jika kita tidak memiliki
keraguan. Tidak ragu karena kita
tahu dengan jelas. Dalam istilah
orang dunia: memiliki keyakinan.
Sedangkan orang Kristen memiliki
istilah yang lebih spesifik:
memiliki iman atau memiliki
keyakinan kepada TUHAN.
1 SAMUEL 13 : 13 — “ Kata
Samuel kepada Saul:
"Perbuatanmu itu bodoh. Engkau
tidak mengikuti perintah
TUHAN, ALLAH-mu, yang
diperintahkan-NYA kepadamu;
sebab sedianya TUHAN
mengokohkan kerajaanmu atas
orang Israel untuk selama-
lamanya."
Ketidakraguan Samuel tergambar
dengan jelas dalam ayat di atas di
saat dia menegur raja Saul yang
telah berbuat dosa dengan
perkataan yang sangat keras,
Perbuatanmu itu bodoh. Bagi kita,
menegur secara blak-blakan orang
yang posisinya berada di atas kita
semisal atasan, orangtua, pejabat
yang berbuat salah, tentu
membutuhkan keberanian ekstra
besar. Paling banter kita berani
menyindir saja.
Samuel tanpa ragu menegur
dengan mengatakan bahwa
perbuatan Saul bodoh karena
yakin 100% bahwa Saul memang
telah bertindak bodoh. Bukan
sembarang mengatakan bodoh
tanpa tahu tindakan benarnya
seperti apa. Samuel dapat
menjelaskan letak kebodohan raja
Saul bahwa Saul telah melanggar
perintah TUHAN. Firman
TUHAN yang dilanggar raja Saul
adalah mempersembahkan korban
bakaran di atas mezbah. Yang
diberi hak oleh TUHAN untuk
melakukan hal itu adalah imam,
bukan raja. Raja Saul tidak sabar
menunggu Samuel yang selain
hakim adalah juga memiliki
jabatan imam dan nabi.
Di dalam melayangkan teguran,
kita juga harus yakin benar-benar
bahwa orang yang kita tegur itu
memang berbuat salah, dan kita
harus bisa menunjukkan letak
kesalahannya. Tidak boleh hantam
kromo mengatakan salah, padahal
kita tidak yakin perbuatan orang
yang kita tegur itu salah atau
tidak. Misalnya menegur anak
yang berbuat salah, kita harus
bisa menjelaskan letak
kesalahannya. Tidak bisa menegur
dengan keras, sambil marah-
marah tanpa menjelaskan letak
kesalahannya. Di dalam
pengadilan, menyatakan salah
perlu merujuk pada undang-
undang dan peraturan nomor
berapa yang dilanggar. Jika tidak
dapat menunjukkan, dakwaan
tidak dapat dilakukan.
Selain menegur di mana letak
kesalahan raja Saul, Samuel juga
menyampaikan hal yang terjadi di
masa depan jika Saul menuruti
Firman TUHAN, yakni bahwa
TUHAN akan mengokohkan
kerajaan bagi Saul (dan
keturunannya) sampai selama-
lamanya.
Perkataan Samuel nyata terjadi.
Akibat Saul berbuat dosa
terhadap TUHAN, Saul dicopot
TUHAN dari jabatan sebagai
raja. Samuel kemudian melantik
Daud sebagai raja yang
menggantikan Saul. Kesuksesan
Saul telah berakhir, sebaliknya
Samuel yang tidak ragu-ragu
dalam bertindak terus menuai
kesuksesan hingga akhir hayatnya
sebagai hakim, imam, dan nabi
yang dipakai oleh TUHAN.
1 SAMUEL 15 : 32 - 33 — “ Lalu
berkatalah Samuel: "Bawa ke mari
Agag, raja Amalek itu." Dengan
gembira Agag pergi kepadanya,
sebab pikirnya: "Sesungguhnya,
kepahitan maut telah lewat."
Tetapi kata Samuel: "Seperti
pedangmu membuat perempuan-
perempuan kehilangan anak,
demikianlah ibumu akan
kehilangan anak di antara
perempuan-perempuan." Sesudah
itu Samuel mencincang Agag di
hadapan TUHAN di Gilgal."
Satu lagi bukti bahwa Samuel
ialah orang yang sama sekali
tidak ragu-ragu terdapat di dalam
ayat di atas: Samuel mencincang
Agag, raja Amalek. Kelihatannya
tindakan Samuel sangat sadis.
Tapi, tindakan ini justru tindakan
yang benar, sebab membunuh
Agag merupakan perintah
TUHAN. Karena raja Saul yang
ditugaskan untuk membunuh
Agag ragu-ragu dalam
menjalankan tugasnya, maka
Samuel yang dengan tidak ragu
mengambil alih tugas tersebut.
Selain menjalankan perintah
TUHAN, tindakan Samuel
mencincang Agag menunjukkan
dia mencintai TUHAN sehingga
mau menurut perintah TUHAN.
Sewaktu Samuel meminta supaya
Agag dibawa ke hadapan Samuel,
Agag dengan gembira datang ke
hadapan Samuel. Kemungkinan
Agag berpikir, raja Saul saja tidak
menghabisinya, tentunya nabi
Samuel yang baik hati itu tidak
mungkin membunuhnya. Mungkin
raja Saul sudah memberitahu sang
nabi untuk tidak mengapa-apakan
dirinya. Dengan keyakinan seperti
itu Agag menemui Samuel tanpa
rasa takut.
Tindakan Samuel sama sekali di
luar dugaan Agag: tanpa ragu
Samuel mencincang Agag, orang
yang telah mengakibatkan
kematian bagi banyak rakyat
Israel. Tindakan Samuel yang
tanpa ragu itu telah membuatnya
mengalami kemenangan, menang
karena telah menjalankan perintah
TUHAN, taat pada aturan
TUHAN. Kesuksesan Samuel
terus berlanjut sampai akhir
hayatnya.
Mengapa banyak orang Kristen
yang sering kali mengalami
kekalahan? Karena ragu-ragu.
Ragu karena tidak tahu
bagaimana harus berbuat atau
bersikap, baik di dalam pekerjaan,
rumah tangga, dalam ibadah. Kita
akan ragu kalau tidak benar-benar
mengenal TUHAN sehingga ragu-
ragu saat mendengar perintah-
NYA, berpikir apakah ini benar-
benar perintah TUHAN atau
bukan. Ragu terhadap TUHAN
mengakibatkan doa kita tidak
dijawab oleh TUHAN.
Marilah kita membuang keraguan,
terutama keraguan terhadap kasih
dan kuasa TUHAN. Langkah
pertama supaya kita tidak ragu
terhadap TUHAN adalah dengan
belajar sungguh-sungguh
mengenal DIA. Dengan demikian
doa-doa kita akan didengar dan
dijawab-NYA, dan kita diberi
hikmat sehingga kita dapat
bertindak dengan tepat tanpa
keraguan, AMIN.
TUHAN YESUS Memberkati.