Thursday, May 22, 2014

Kesombongan akan mendatangkan petaka

Sombong Awal Kejatuhan
Amsal 16 : 18 — “ Kecongkakan
mendahului kehancuran, dan
tinggi hati mendahului
kejatuhan.”
Sekitar tahun lalu ada seorang
pria yang tadinya menjadi korban
penipuan, tetapi karena gayanya
lucu ketika diliput program-
program infotainment televisi
swasta mendadak sontak ia
langsung terkenal. Tawaran main
sinetron datang, bahkan sepenggal
ucapannya dipakai orang menjadi
lagu atau diparodikan di berbagai
acara.
Sayangnya, orang ini ternyata
tidak siap untuk sukses. Perilaku
yang ia tunjukkan langsung
berubah menjadi sombong,
angkuh, pongah disertai dengan
mulut besar sehingga dalam
sekejap mata ia pun lenyap dari
pemberitaan. Tidak semua orang
bisa menemukan jalan pintas
seperti itu untuk tenar, tapi pria
ini membuang kesempatan itu
begitu saja lewat sikap sombong.
Maka tepatlah sebuah ayat dalam
Amsal yang sebenarnya sudah
mengingatkan kita untuk menjaga
sikap jauh dari sikap sombong:
"Kecongkakan mendahului
kehancuran, dan tinggi hati
mendahului kejatuhan." (Amsal
16:18). Pride goes before
destruction, and a haughty spirit
before a fall.
Seorang penyanyi wanita yang
semua orang tahu karirnya
berawal dari youtube. Ia
mengunggah video dirinya
bernyanyi dan ternyata banyak
yang suka. Ia pun terkenal.
Setahun terakhir ini ia
menunjukkan sikap yang berubah
drastis dibandingkan ia beberapa
tahun lalu. Bodyguard berbadan
besar mengelilinginya, dan
omongannya menjadi sombong.
"Siapa yang dari youtube? Saya
sudah terkenal sebelum itu."
ujarnya. Mengingat gadis muda
ini punya talenta luar biasa di
bidang tarik suara, saya berdoa
agar ia cepat sadar dan berhenti
menyombongkan diri agar ia tidak
harus mengalami firman dalam
Amsal 16:18 tadi.
Adakah sesuatu yang pantas kita
jadikan dasar untuk bersikap
sombong ?
Apakah kita punya alasan untuk
menyombongkan diri dengan apa
yang kita miliki hari ini ? Semua
orang berharap dilimpahi berkat,
tetapi ironisnya ada begitu banyak
orang yang berubah menjadi
sombong ketika mereka diberkati.
Saat keberhasilan, kesuksesan,
ketenaran atau popularitas hadir,
saat itu pula orang langsung
terjebak pada dosa kesombongan.
Kalau kita sadar bahwa semua
itu, baik talenta, kesempatan dan
kesuksesan berasal dari TUHAN,
tentu wajar apabila TUHAN
sungguh menentang sikap seperti
ini. Untuk contohnya kita bisa
melihat sikap buruk dari jemaat
Korintus.
Jemaat Korintus tampaknya
merupakan gambaran jemaat yang
sombong. Ada banyak ayat yang
mengindikasikan hal ini seperti
yang beberapa kali tecatat
misalnya dalam 1 Korintus 4:6-21,
5:2, 8:1 dan 13:4. Paulus
memberikan teguran atas
kesombongan mereka. Lihatlah
salah satunya: "Saudara-saudara,
kata-kata ini aku kenakan pada
diriku sendiri dan pada Apolos,
karena kamu, supaya dari teladan
kami kamu belajar apakah artinya
ungkapan: "Jangan melampaui
yang ada tertulis", supaya jangan
ada di antara kamu yang
menyombongkan diri dengan jalan
mengutamakan yang satu dari
pada yang lain". 1 Korintus 4:6
Jemaat di Korintus lupa akan jati
diri mereka dan tenggelam dalam
kesombongan, sehingga merasa
tidak lagi memerlukan apa-apa,
termasuk tidak lagi membutuhkan
hamba TUHAN dalam hidup
mereka. "Sebab siapakah yang
menganggap engkau begitu
penting ? Dan apakah yang
engkau punyai, yang tidak engkau
terima ? Dan jika engkau memang
menerimanya, mengapakah engkau
memegahkan diri, seolah-olah
engkau tidak menerimanya?" 1
Korintus 4:7
Dalam versi BIS-nya kalimat
Paulus bisa dibaca lebih mudah :
"Siapakah yang menjadikan
Saudara lebih dari orang lain ?
Bukankah segala sesuatu Saudara
terima dari ALLAH ? Jadi,
mengapa mau menyombongkan
diri, seolah-olah apa yang ada
pada Saudara itu bukan sesuatu
yang diberi ?"
Perilaku mereka seolah-olah
mereka tidak lagi memerlukan
apa-apa. "As if you are already
filled and think you have enough
(you are full and content, feeling
no need of anything more)!" Itu
yang tertulis dalam versi bahasa
Inggris untuk ayat 8.
Mereka lupa diri dan tidak sadar
bahwa semua yang mereka miliki
sesungguhnya berasal dari
TUHAN sehingga tidak pada
tempatnya menyombongkan diri.
Berulang kali pula Paulus pun
mengingatkan dengan tegas bahwa
keselamatan itu adalah pemberian
TUHAN, (1 Korintus 1:18, 1
Korintus 15:10). TUHAN yang
memilih (1 Korintus 1:27-28),
mengaruniakan ROH-NYA
sendiri untuk menyingkapkan
rahasia-rahasia Ilahi (1 Korintus
2:10-12), juga memberikan
berbagai anugerah atas kasih
karunia-NYA (1 Korintus 1:4-5).
Semua berasal dari TUHAN
sehingga tidak seorangpun punya
hak untuk menyombongkan diri.
Semua yang kita miliki saat ini,
apakah menurut kita biasa atau
istimewa, besar atau kecil dalam
pandangan manusia, itu semua
adalah anugerah luar biasa yang
berasal dari TUHAN. Dan
Paulus berkata "Ada tertulis:
"Barangsiapa yang bermegah,
hendaklah ia bermegah di dalam
TUHAN." 1 Korintus 1:31
Sesungguhnya sebuah kasih
karunia dikatakan kasih karunia
karena bukan berasal dari
perbuatan kita melainkan dari
Sang Pemberi yaitu TUHAN
sendiri. Dan itupun sudah
disebutkan di dalam Alkitab.
"Tetapi jika hal itu terjadi karena
kasih karunia, maka bukan lagi
karena perbuatan, sebab jika tidak
demikian, maka kasih karunia itu
bukan lagi kasih karunia." Roma
11:6
Kesombongan merupakan bentuk
penyangkalan dari hal itu, karena
artinya mereka berpikiran seolah-
olah semua itu adalah hasil
pekerjaan mereka atau
beranggapan bahwa mereka sudah
sangat hebat melebihi orang lain
atau bahkan TUHAN sehingga
lupa diri. Menyadari bahwa kasih
karunia merupakan pemberian
TUHAN, milik TUHAN yang
diberikan kepada kita akan
membuat kita tetap sadar bahwa
tidak ada satupun yang pantas
kita sombongkan.
Marilah kita menyadari betul
anugerah kasih karunia yang telah
TUHAN berikan kepada kita.
Semua yang ada pada kita hari ini
sesungguhnya berasal dari
TUHAN. Ulangan 8:14-18 — “
Jangan engkau tinggi hati,
sehingga engkau melupakan
TUHAN, ALLAHmu, yang
membawa engkau keluar dari
tanah Mesir, dari rumah
perbudakan, dan yang memimpin
engkau melalui padang gurun yang
besar dan dahsyat itu, dengan
ular-ular yang ganas serta
kalajengkingnya dan tanahnya
yang gersang, yang tidak ada air.
DIA yang membuat air keluar
bagimu dari gunung batu yang
keras, dan yang di padang gurun
memberi engkau makan manna,
yang tidak dikenal oleh nenek
moyangmu, supaya direndahkan-
NYA hatimu dan dicobai-NYA
engkau, hanya untuk berbuat baik
kepadamu akhirnya. Maka
janganlah kau katakan dalam
hatimu: Kekuasaanku dan
kekuatan tangankulah yang
membuat aku memperoleh
kekayaan ini. Tetapi haruslah
engkau ingat kepada TUHAN,
ALLAHmu, sebab DIA-lah yang
memberikan kepadamu kekuatan
untuk memperoleh kekayaan,
dengan maksud meneguhkan
perjanjian yang diikrarkan-NYA
dengan sumpah kepada nenek
moyangmu, seperti sekarang ini."
Ingatlah bahwa semua itu dari
TUHAN, oleh TUHAN dan
untuk TUHAN. (Roma 11:36).
Tidak ada tempat bagi orang
sombong di hadapan TUHAN,
dan ini bisa kita lihat dalam
banyak ayat. Kesombongan
merupakan awal dari kehancuran
seperti yang Amsal 16:18 di atas,
kesombongan merupakan sikap
yang ditentang TUHAN
(Yakobus 4:6), dan merupakan
kekejian bagi ALLAH sehingga
tidak akan luput dari hukuman
(Amsal 16:5). Kita harus
mensyukuri semua yang telah
diberikan TUHAN, dan itu bisa
kita tunjukkan lewat sebentuk
kerendahan hati bukan lewat
sikap sombong atau tinggi hati.
Kesombongan berarti mengingkari
kasih karunia.
Ada banyak bentuk kesombongan
yang bisa dengan mudah kita lihat
dari sikap seseorang. Ada yang
mempertontonkan hidup glamor
penuh kemewahan, ada yang
gesture atau gerak tubuhnya
angkuh, tapi yang paling sering
kita lihat adalah lewat perkataan.
Ada seorang ibu yang saya kenal
terus menerus bercerita tentang
masa-masanya ketika berada di
luar negeri setiap kali bertemu
yang diisi dengan kemampuannya
membeli barang-barang bermerek,
emas dan sebagainya.
Ada juga yang menyombongkan
diri lewat jabatan, posisi atau
profesinya. Belum lama saya
bertemu dengan seorang pria muda
yang baru kenal. Entah untuk
apa, dalam pembicaraannya ia
seolah perlu menyatakan
kekayaannya. "Ah, kalau cuma
iPhone terbaru, lima biji juga bisa
sekarang juga saya beli." Atau
ketika ia bercerita tentang mobil-
mobl yang ia beli.
Saya tidak melihat urgensi
menceritakan itu semua terlebih
kepada orang yang baru dikenal.
Untuk apa? Sama sekali tidak
perlu dan tidak ada gunanya. Ada
yang bereaksi berlebihan saat
kesal terhadap seseorang, tapi
lucunya bukan di depan orangnya
langsung melainkan di belakang
mereka agar didengar hebat oleh
teman-temannya. Yang justru
sering terjadi, orang-orang
bermulut besar justru sebenarnya
menutupi kekurangan mereka
dalam banyak hal.
Sok jago dibelakang tapi ciut
kalau berhadapan langsung,
dahulu pernah jaya tapi sekarang
sedang tidak, dan sebagainya.
Semakin tinggi tingkat
keberhasilan kita, semakin rawan
pula kita akan masuknya dosa
kesombongan. Masalahnya,
terkadang sulit bagi manusia
untuk tidak merasa bangga ketika
mereka mencapai sesuatu yang
membanggakan. Dalam batas
tertentu kita boleh bangga, tetapi
jangan sampai itu hadir secara
berlebihan sehingga menimbulkan
sikap sombong. Kita harus benar-
benar waspada karena seringkali
kesombongan bisa mencelat keluar
secara spontan tanpa direncanakan.
Ayat ini memberikan sebuah tips
yang menarik karena sangat
mudah untuk dilakukan, tapi bisa
menghindari jatuhnya kita ke
dalam dosa kesombongan.
Bunyinya: "Bila engkau
menyombongkan diri tanpa atau
dengan berpikir, tekapkanlah
tangan pada mulut!" Amsal
30:32
Menyombongkan diri bukan saja
tidak baik untuk dilakukan, tapi
terlebih lagi itu bukanlah
perbuatan yang berkenan di
hadapan TUHAN, sebab
kesombongan sebenarnya
merupakan cerminan mencuri apa
yang menjadi hak TUHAN demi
kebanggaan diri sendiri.
Masalahnya seperti yang saya
katakan diatas, kesombongan bisa
muncul tanpa sadar, keluar
spontan begitu saja mengalir dari
mulut kita. Itu harus kita
waspadai agar tidak terjadi. Sebab
alangkah sayangnya apabila
kesombongan muncul tanpa kita
inginkan dan menjatuhkan kita.
Amsal 30:32 sudah menyatakan
hal itu secara jelas, bahwa jika
kesombongan mulai hadir baik
dengan sengaja maupun tidak,
segera hentikan sebelum
mendatangkan banyak masalah.
Kesombongan ini merupakan salah
satu produk yang keluar dari
dalam, yaitu dari hati yang tidak
dijaga dengan baik seperti yang
bisa kita baca dalam ayat berikut
ini: "sebab dari dalam, dari hati
orang, timbul segala pikiran jahat,
percabulan, pencurian,
pembunuhan, perzinahan,
keserakahan, kejahatan, kelicikan,
hawa nafsu, iri hati, hujat,
kesombongan, kebebalan. Semua
hal-hal jahat ini timbul dari
dalam dan menajiskan orang."
Markus 7:21-23
Kita harus sadar bahwa ada
hubungan antara apa yang keluar
dari mulut dengan kondisi hati
kita, "karena yang diucapkan
mulut meluap dari hati." (Matius
12:34b). TUHAN YESUS juga
mengingatkan bahwa "Setiap kata
sia-sia yang diucapkan orang
harus dipertanggungjawabkannya
pada hari penghakiman." (Matius
12:36). Oleh karenanya kita harus
berhati-hati dengan apa yang kita
ucapkan. Ingatlah bahwa berkat
dan kutuk itu keluar dari mulut
yang sama. (Yakobus 3:10),
karenanya kita perlu untuk
menjaga mulut kita. Lalu ingat
pula ayat ini: "Karena menurut
ucapanmu engkau akan
dibenarkan, dan menurut
ucapanmu pula engkau akan
dihukum." Matius 12:37
Apabila memang kita harus
mengungkapkan keberhasilan atau
pencapaian yang berhasil kita
capai, ungkapkanlah secukupnya
saja dengan kerendahan hati
disertai dengan ucapan syukur.
Perhatikan baik-baik apa yang
keluar dari mulut kita. Pikirkan
terlebih dahulu dan seandainya
ada kesombongan yang akan
keluar, redamlah segera sebelum
keluar dari mulut. Dengan kata
lain, begitu kesombongan mulai
terasa akan terucap, tekapkan
langsung tangan pada mulut. Kita
juga harus terus menjaga hati kita
dengan segala kewaspadaan,
karena dari hati lah terpancar
kehidupan. Amsal 4:23
Hanya dengan menjaga hati
dengan baik kita bisa menghindari
pembusukan yang terjadi di dalam
diri kita, dimana salah satu
produknya adalah kesombongan.
TUHAN tidak senang pada orang
sombong. "Karena ALLAH
merendahkan orang yang angkuh
tetapi menyelamatkan orang yang
menundukkan kepala!" Ayub
22:29
Pada suatu saat nanti akan datang
hukuman TUHAN atas orang-
orang yang congkak dan angkuh.
"Sebab TUHAN semesta alam
menetapkan suatu hari untuk
menghukum semua yang congkak
dan angkuh, serta menghukum
semua yang meninggikan diri,
supaya direndahkan." Yesaya 2:12
Mengingat kesombongan ini bisa
timbul tanpa direncanakan dan
akan selalu mencari celah untuk
masuk disela-sela keberhasilan
kita, tips dari Agur bin Yake di
atas bisa menjadi solusi cepat dan
mudah. "Bila engkau
menyombongkan diri tanpa atau
dengan berpikir, tekapkanlah
tangan pada mulut!" Segera tutup
mulut begitu gelagat kesombongan
mulai timbul, AMIN.

1 comment:

  1. I think your blog is great and if you do not mind the need to do an update on your blog and it will be great for your blog
    http://www.sanadomino.com/

    ReplyDelete