Friday, September 13, 2013

ARTI MEMIKUL SALIB

*Arti dari memikul salib*
*"Menerima kebencian orang lain demi pemberitaan kebenaran yang sesungguhnya"*
Baru-baru ini, saya membaca sebuah buku tentang hal penyaliban. Buku itu ditulis oleh seorang cendekiawan Jerman, seorang profesor teologi di Jerman. Dan buku ini murni berisi hasil penelitian sejarah. Dan isi buku itu kembali mengingatkan saya dengan sangat jelas apa arti disalib itu. Sekali lagi, dia menyatakan bahwa salib adalah bentuk hukuman mati paling kejam yang pernah terbayangkan oleh manusia. Dan mereka yang dihukum ini tidak disalib hanya dengan satu cara saja: mereka bisa disalibkan dengan berbagai posisi. Tampaknya hal ini bergantung pada kekejaman orang yang menjadi pelaksana hukuman tersebut, yaitu, bergantung pada hasil penemuannya tentang bagaimana cara menimbulkan penderitaan yang lebih lagi kepada orang yang disalib (lewat cara menggantungnya dalam berbagai posisi yang berbeda) untuk memperpanjang penderitaannya. Jadi, buku ini mengungkapkan kepada saya bahwa makna salib adalah menerima kebencian dari orang lain demi kebenaran, demi pemberitaan kebenaran.
*"Kehilangan diri Anda (mengakhiri cara hidup lama Anda) dan juga segala sesuatu yang Anda miliki"*
Salib juga bermakna kehilangan segala yang Anda miliki. Memikul salib berarti mengakhiri kehidupan duniawi Anda. Di dalam hukum Yahudi, penyaliban adalah bentuk hukuman terburuk yang bisa dijatuhkan. Dan penyaliban ini juga seringkali dikhususkan bagi mereka yang berasal dari kelas rendahan, khususnya para budak. Itu sebabnya, menjatuhkan hukuman yang dikhususkan bagi para budak terhadap seseorang itu berarti menghina orang tersebut, menurunkannya ke tingkatan budak. Itulah hal-hal yang berkaitan dengan penyaliban. Dan Yesus berkata, "Jika kamu tidak memikul salibmu dan mengikut Aku, kamu tidak dapat menjadi murid-Ku." Apakah Anda melihat makna tersebut? Apakah Anda bersedia menerima hal ini?
*Mengikut Yesus kemana pun dia pergi: ajaran yang alkitabiah tentang keselamatan*
Yang kedua, Yesus berkata, "Ikutlah Aku." Jadi ada dua hal yang terkait dengan pemuridan ini. Pertama, memikul salib, dan Anda mungkin mengira bahwa perkaranya cukup sampai di sini saja. Namun tidak, Anda harus mengikut dia untuk bisa menjadi murid. Kita sudah terbiasa dengan omongan semacam ini, bahwa yang Anda perlukan untuk bisa diselamatkan hanya sekadar percaya. Hanya Yesus saja yang perlu memikul salib. Dia maju dan mati, dan kita cukup berdiri di sini dan percaya. Yang perlu Anda lakukan untuk bisa diselamatkan hanyalah percaya bahwa Yesus telah memikul salib, dan dia pergi dan mati di Kalvari. Dan kita bersorak, "Haleluyah! Aku percaya dengan segenap hatiku. Sekarang aku diselamatkan!" Apa yang Alkitab katakan? Apakah itu yang dikatakan Yesus? Tidak, yang dia katakan adalah, "Kamu ikut Aku." Bukan saya yang berkata seperti itu, saudaraku. Yesus yang mengatakan itu. "barangsiapa," berarti semua orang, bukan hanya orang-orang tertentu saja. Kata-kata tersebut tertuju kepada setiap orang, bukan hanya kepada sekumpulan kecil orang-orang tertentu saja. "Barangsiapa ingin mengikut Aku, dia harus memikul salibnya dan mengikut Aku."
Anggaplah pada waktu Israel keluar dari Mesir, saat itu Musa datang kepada mereka dan berkata, "Allah akan melakukan perkara besar. Allah akan membawa kita menuju ke Tanah Perjanjian, kepada hidup yang baru." Anggaplah ketika itu umat Israel berkata, "Oh, kami percaya padamu, Musa," selanjutnya mereka kembali menjalani kehidupan sehari-harinya seperti biasa. Kemudian, Musa berangkat menyeberangi Laut Merah menuju Tanah Perjanjian, dan umat Israel diselamatkan karena percaya bahwa Musa telah pergi ke Tanah Perjanjian. Dan mereka percaya bahwa pada suatu hari nanti, entah dengan cara apa, Allah akan mengangkat dan memindahkan mereka ke Tanah Perjanjian karena mereka telah percaya bahwa Musa benar-benar telah pergi ke Tanah Perjanjian itu.
Saya bertanya kepada Anda, apakah perbedaan antara kisah rekaan ini dengan omongan dari sebagian besar orang Kristen di zaman sekarang ini? "Yesus telah pergi ke surga dan kita mau pergi ke surga juga. Jadi kita hanya perlu berkata, 'Haleluyah! Yesus telah pergi ke surga!'" Kalau umat Israel ingin sampai ke Tanah Perjanjian, jika mereka benar-benar percaya, mereka tidak bisa sekadar berkata, "Oh ya, Musa, aku percaya. Ini kabar yang benar-benar bagus, tapi tunggu sampai aku selesai dulu dengan urusanku di sini." Apakah yang dikatakan oleh Musa kepada orang Israel? "Ikutlah aku. Aku akan berangkat dan kamu akan berangkat bersama aku. Itulah satu-satunya cara bagimu untuk bisa sampai di sana. Aku berjalan di depan, Allah berjalan di depanku. Aku mengikut Allah, kamu mengikut aku, dan kita akan sampai di sana."
Itulah hal yang dikatakan oleh Yesus kepada kita. Sangat jelas, bukankah demikian? Bagaimana kita bisa pergi ke tempat dia berada jika kita tidak mengikut dia? Dengarkanlah firman Yesus di Yohanes 12:26. Yesus menujukan ucapan ini kepada setiap orang, bukan kepada beberapa orang dari kalangan elit. ""Barangsiapa melayani Aku"," (yaitu setiap orang yang mengakui dia sebagai Raja atas kehidupan mereka), ""ia *harus* mengikut Aku"." Itulah perkataan Yesus. ""Dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada"." Jika Anda ingin pergi ke tempat Yesus berada, maka Anda harus mengikut dia. Tidak ada jalan lain. Itulah pemahaman yang alkitabiah tentang makna keselamatan. Yesus telah berangkat. Tak ada gunanya berdiri di sini sambil bertepuk tangan dan berkata, "Oh bagus! Teruskan Yesus, engkau melakukannya dengan baik dan aku akan menyanyikan lagu pujian buat-mu di gereja. Engkau lanjutkan perjalanan sendiri saja. Dan suatu hari nanti, entah dengan cara apapun, karena aku percaya akan semua ini, maka engkau akan membawaku ke sana." Aneh, inilah pengajaran standar di zaman sekarang, bukankah demikian? Sungguh-sungguh aneh.
Orang-orang berkata kepada saya, "Mengapa kamu selalu menyampaikan khotbah yang mengecewakan semua orang? Setiap kali aku merasa aman dengan keselamatanku, kamu datang dan menyampaikan khotbah dan, beginilah aku jadinya, kecewa lagi. Tidakkah kamu tahu bahwa aku ini sudah dibaptis? Dan aku sudah memberikan uang persembahan? Tak perlu tanya berapa, yang jelas aku sudah memberi uang persembahan. Ya, dan namaku ada di dalam daftar jemaat. Tapi sekarang kamu datang dan berkata bahwa aku tidak bisa pergi ke surga jika tidak mengikut Yesus. Kamu membuatku merasa sangat tidak tenang. Tak heran jika ada orang yang membencimu. Aku bisa mengerti kebencian mereka." Namun harap diingat, berbelaskasihanlah sedikit kepada saya. Bukan saya yang mengatakan hal-hal sperti itu. Yesuslah yang menyampaikan Firman itu: ""Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku"." Dan satu-satunya jalan bagi Anda untuk mengikut dia adalah dengan memikul salib Anda. Itu adalah akhir dari ego Anda, akhir dari kehidupan lama Anda. Saat Anda berkata, "Aku percaya," itu tidak berarti bahwa Anda sekadar percaya bahwa Yesus telah mati di kayu salib, juga bukan sekadar berkata, "Aku percaya bahwa Yesus telah bangkit dari antara orang mati."
Pada waktu yang lalu, seseorang bertanya kepada saya, "Apakah arti dari 'percaya' itu? Bukankah benar bahwa ketika kita percaya, maka kita diselamatkan?" Saya menjawab, "Ya, tetapi tahukah Anda apa maksud kata 'percaya' itu? Percayakah Anda bahwa Yesus telah mati di kayu salib? Lalu Anda menjawab, 'Ya! Haleluyah! Haleluyah! Yesus telah mati di kayu salib.' Dan percayakah Anda bahwa Yesus telah bangkit dari antara orang mati? Dan Anda menjawab, 'Ya! Haleluyah!' Dan apakah Anda juga percaya bahwa Yesus sekarang berada di sebelah kanan Bapa? 'Ya! Haleluyah! Haleluyah!' Demikianlah, Anda berkata, 'Aku percaya semua itu!' Apakah menurut Anda Iblis juga percaya akan hal itu semua? Apakah menurut Anda Iblis percaya bahwa Yesus telah mati bagi dosa-dosa kita?" Mereka menjawab, "Ya, mungkin saja."
Dan saya berkata, "Menurut Anda, apakah Iblis percaya dengan segenap hati bahwa Yesus telah bangkit dari antara orang mati?" Mereka menjawab, "Saya rasa dia tahu bahwa kejadian itu memang benar. Ya, dia percaya itu." Lalu saya tanyakan mereka, "Apakah Iblis juga percaya bahwa Yesus sekarang berada di sebelah kanan Bapa?" Mereka menjawab, "Ya, Iblis juga percaya itu." Kemudian saya bertanya, "Apakah Anda ingin mengatakan kepada saya bahwa Iblis juga diselamatkan?" Dan mereka menjawab, "Oh, tidak, tidak, tidak." Saya bertanya, "maksud Anda, Iblis tidak diselamatkan? Apanya yang salah? Dia juga percaya, tetapi kalian berkata bahwa dia tidak diselamatkan. Bagaimana Anda menjelaskan hal ini?
Demikianlah, setelah menggaruk-garuk kepala beberapa saat, mereka berkata, "Yah, Anda harus melakukannya." Saya bertanya, "Melakukan apa?" "Yah, menjadi orang baik," kata mereka. Lalu saya berkata, "Bagaimana Anda bisa menjadi orang baik? Apakah Anda sedang menyatakan kepada saya bahwa kita ini diselamatkan oleh perbuatan baik?" Mereka menjawab, "Oh tidak! Bukan diselamatkan oleh perbuatan baik." Saya berkata, "Akan tetapi tadi Anda berkata bahwa Anda harus menjadi orang baik. Berarti Anda harus mengerjakan hal-hal yang baik." Dan mereka berkata, "Yah, ini susah sekali. Ini masalah sulit. Saya tidak tahu. Anda harus menjadi orang baik akan tetapi Anda tidak diselamatkan oleh perbuatan baik. Dan Iblis juga ikut percaya tetapi tidak diselamatkan. Oh, sungguh memusingkan! Susah sekali mencari jalan keluarnya."
*Makna mengikut Yesus*
Menjalani jenis kehidupan seperti yang Yesus jalani, melakukan pekerjaan yang dia lakukan, mengatakan hal-hal yang dia katakan
Pada kenyataannya sangatlah sederhana jika Anda memahami ajaran Yesus, bukankah demikian? Anda tidak perlu memusingkan pikiran untuk urusan seperti ini. Yang dinyatakan oleh Kitab Suci secara sederhananya adalah, "Ikutlah Aku." Iblis tidak akan mengikut Yesus, khususnya dia tidak akan mau memikul salibnya dan mengikut Yesus. Mengikut Yesus berarti menjalani hidup sebagaimana yang telah Yesus jalani, melakukan perkerjaan yang dia lakukan, mengatakan hal-hal yang dia katakan. Itulah makna mengikut Yesus. Dan itu berarti bahwa ketika Anda mengikut Yesus, maka Anda menjadi serupa dengan Kristus. Jika Iblis mengikut Yesus, maka dia tidak menjadi Iblis lagi. Di sanalah persoalannya. Lalu apa maksud Alkitab dengan ungkapan "percaya dan diselamatkan"? Jika Anda percaya kepada YEsus, maka Anda akan mengikut dia.
*Mempercayakan hidup Anda kepada Yesus*
Jika saya berkata kepada Anda, "Saya akan berangkat menempuh daerah yang berbahaya. Percayakah Anda bahwa saya bisa melintasinya?" Dan Anda berkata, "Ya." Kemudian saya berkata, "Mari, ikutlah saya." Dan Anda menjawab, "Oh, tidak, tidak." Lalu saya bertanya, "Anda percaya kepada saya atau tidak?" Dan Anda menjawab, "Oh, aku percaya padamu. Ya, kamu bisa melakukannya."
Anda lihat, itulah 'percaya' jenis yang pertama. 'Percaya' dari jenis yang ini tidak menyelamatkan Anda. Jika Anda percaya kepada saya, maka Anda tentunya mau mempercayakan diri Anda untuk saya bawa menyeberang; Anda akan ikut dengan saya. Anda bisa lihat bahwa percaya yang jenis ini berarti mempercayakan hidup Anda kepada orang yang bersangkutan. Apakah Anda tidak munafik jika Anda berkata bahwa Anda percaya kepada Yesus tetapi Anda tidak mau mempercayakan diri Anda kepadanya? Oh tidak! Anda tidak tahu apa yang akan dia lakukan pada kehidupan Anda. Dia mungkin malah akan menjadikan Anda seorang penginjil! Dan Anda berpikir, "Aduh celaka! Itu adalah hal terburuk yang bisa terjadi padaku!" Demikianlah, kita mendapati bahwa kita tidak berani mempercayakan diri kita kepada Yesus. Akan tetapi ingatlah pada kata-kata ini, saudara-saudaraku. Yesus telah berkata bahwa tak seorang pun yang layak bagi dia pada Hari Penghakiman nanti kecuali mereka yang mengikut dia.
*Paulus bukan sekadar mengikuti tapi dia mengejar Tuhan*
Dan saat saya membaca bagian lain dari Kitab Suci, saya mendapati bahwa Kitab Suci juga menyatakan hal yang tepat sama di setiap bagiannya. Hal apakah yang Paulus katakan? Dia mengatakan hal yang persis sama. Saat Anda memahami makna pemuridan, Anda akan mengerti bahwa rasul Paulus menyampaikannya pada kedalaman yang baru. Di dalam Filipi pasal 3, misalnya, ini pasal yang terkenal di mana Paulus berkata, "Aku telah melepaskan semua itu dan memandangnya sebagai sampah demi mengikut dia, untuk memperoleh Kristus," Saya coba untuk mencari kata 'mengikut' dan, Anda tahu, saya tidak bisa menemukannya. Lalu saya berpikir, "Ah! Mungkin aku telah melakukan kekeliruan di sini," sampai saya menyadari bahwa Paulus ternyata memakai kata yang bahkan memiliki makna yang lebih tegas dari pada 'mengikut', yang di dalam"Authorized Version" terkadang diterjemahkan dengan kata '"follow" (mengikut)'. Paulus tidak pernah memakai kata 'mengikut', tetapi dia selalu memakai kata yang lebih tegas lagi, yaitu kata 'mengejar'.
Apakah Anda tahu apa arti mengejar? Kata mengejar memiliki makna ibarat Anda sedang memburu binatang yang sedang melarikan diri dari Anda, dan Anda berlari untuk mengejarnya. Hal ini merupakan ciri khas Paulus yang mengikuti kepribadiannya yang penuh semangat. Jadi, bukannya memakai kata 'mengikut', dia malah memakai kata 'mengejar'. Dan, tahukah Anda, berapa kali dia memakai kata tersebut? Dia memakainya sampai 21 kali! Tahukah Anda akan hal itu? Ini menunjukkan intensitas yang begitu mencirikannya. Paulus tidak sekadar mengikut, dia mengejar, berlari-lari dengan sekuat tenaga. 'Mengikut' berarti Anda mungkin berjalan dengan pelan di belakang, seperti sedang berjalan-jalan, irama langkahnya terasa enak. Akan tetapi Paulus tidak memakai langkah yang santai. Dia hanya mengenal satu kata: mengejar -  melaju dengan kecepatan penuh. Di dalam Filipi 3:12, kata 'mengejar' terdapat di sana, dan Revised Standard Version (RSV) menerjemahkannya dengan kata ""press on "(mengejar, LAI)". Dan dia berkata, "Aku telah melepaskan segalanya, aku memandang semua itu sampah supaya aku bisa menderita dengan Dia." Lalu Anda berkata, "Oh Paulus, ada apa denganmu? Apa kamu ini gemar menderita?"
*Orang dengan sikap yang berkomitmen total (sempurna) pasti akan mengejar Tuhan*
Dan Anda mungkin berkata, "Baiklah, hal itu boleh saja dilakukan oleh Paulus. Dia mengejar Yesus. Dia ingin memperoleh Kristus. Akan tetapi ini tidak harus berlaku untuk semua orang." Jika itu yang Anda pikirkan, maka sebaiknya Anda baca lebih banyak lagi tulisan Paulus. Paulus tidak berpendapat seperti itu. Dia berkata, "Ini berlaku bukan untuk aku saja." Di Filipi 3:15, dia melanjutkan dengan berkata, ""Karena itu marilah kita, yang sempurna, berpikir demikian"." Artinya, "Milikilah jenis mentalitas yang sama denganku." Marilah kita yang sempurna,  berpikir demikian. Terjemahan bahasa Inggris telah mengencerkannya dengan kata '"mature" (dewasa)". Kata '"mature"(dewasa)'  berarti bahwa Anda bertumbuh sampai pada tingkatan tertentu, tetapi ini bukan makna yang terdapat di dalam bahasa Yunaninya. Kata di dalam ayat ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan tingkat pertumbuhan. Kata di dalam ayat ini berkaitan dengan sikap hati kita terhadap Allah tanpa mempedulikan usia Anda atau, sudah berapa lama Anda menjadi Kristen.
*"Menjadi sempurna berarti menjadi taat sepenuhnya kepada Allah, dan ini adalah sebuah perintah"*
Kata di ayat ini sama dengan yang terdapat di Matius 5:48, ""Haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."" Yaitu, sempurna di dalam pengudusan diri kita kepada Allah. Ini bukan berarti sempurna tanpa dosa, melainkan sempurna di dalam ketaatan kita kepada Allah. Kesempurnaan komitmen. Itulah maknanya. Karena Bapa Anda sempurna di dalam komitmen-Nya kepada Anda, maka Anda harus sempurna di dalam komitmen Anda kepada Allah. Perhatikan bahwa di sini tidak terdapat janji bahwa Anda akan menjadi sempurna. Yang ada ialah perintah: Haruslah kamu sempurna.
*"Menjadi sempurna berarti menjadi sempurna di dalam komitmen mengikut Allah"*
Kembali lagi, di Matius 19:21, kata yang sama dipakai di saat Yesus berbicara kepada orang muda yang kaya. ""Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku".." Yaitu sempurna di dalam hal komitmen Anda terhadap Allah tentunya. Paulus dengan sangat berhati-hati menyatakan bahwa kesempurnaan ini bukanlah dalam pengertian tanpa dosa melainkan sempurna di dalam komitmen kita. Namun sekiranya Anda masih kurang memahami apa yang dia maksudkan, dia dengan hati-hati mengulanginya lagi di ayat 17, ""Saudara-saudara, ikutilah teladanku"." Dia berbicara kepada semua jemaat Filipi, bukan kepada beberapa orang tertentu saja. Dan di ayat 15b dia berkata jika ada orang yang tidak berpikiran sama dengannya di dalam hal mengikut Kristus, maka Allah akan memberi menyatakan kepada orang itu. Allah akan menunjukkan kepada Anda bahwa Anda telah keliru jika Anda tidak mengikut Yesus. Jadi apakah tanggapan Anda? Apakah perkataan ini membuat Anda merasa tidak nyaman?
*"Petrus dan Yohanes berkata, "Mengikuti""*
Jika kita beralih ke rasul Petrus, kita akan mendapati bahwa dia menyatakan hal yang persis sama di dalam hal mengikut Yesus. Di 1 Petrus 2:21, Petrus berkata, "Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya".
Lagi, jika kita beralih ke rasul Yohanes, kita juga akan mendapati bahwa dia mengucapkan hal yang sama. Dan jika kita masuk ke kitab Wahyu, kita lihat di Wahyu 14:4 tentang definisi mengenai seorang hamba Tuhan: "Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi".
Di zaman sekarang ini, di tengah Gereja sekarang ini yang kita miliki adalah kepercayaan yang berlebih namun disertai tindakan yang sangat kurang. Terlalu banyak bicara dan terlalu sedikit bertindak. Terlalu banyak doktrin dan terlalu sedikit pemuridan. Sudah menjadi cita-cita saya bahwa gereja kita ini menjadi gereja para murid, jemaat orang-orang yang berkomitmen. Apa gunanya memiliki gereja yang dipenuhi oleh ribuan orang tetapi mereka adalah orang-orang yang tidak mengikut Yesus? Saya tidak mau menjadi pendeta bagi jemaat semacam itu. Saya bertujuan untuk melayani Tuhan dan melayani Tuhan di dalam gereja para murid, di dalam jemaat di mana Yesus benar-benar disenangkan. Kiranya gereja ini menjadi gereja yang benar-benar Yesus tebus dengan darahnya dan benar-benar mengakui Yesus sebagai Tuan atas kehidupan mereka, dan mengakui kedaulatannya dengan mengikutinya. Tuan macam apakah itu jika hamba-hambanya tidak mengikutinya? Gereja yang berkomitmen ini akan menjadi gereja yang berbeda di tengah dunia. Menjadi gereja yang menyolok karena ada kuasa Allah yang bekerja di dalamnya. Dan adanya kuasa Allah yang bekerja di dalamnya itu terjadi karena adanya ketaatan pada panggilan serta tuntutan Yesus. Tak seorang pun yang bisa bersikap acuh terhadap gereja semacam ini, terhadap khotbah semacam ini. Mereka bisa mengasihinya, atau membencinya, akan tetapi mereka tidak bisa mengacuhkannya.
Pada Hari itu di mana kita semua berdiri di hadapan Yesus, saya tidak mau Yesus datang kepada saya dan berkata, "Mengapa kamu tidak memberitahu mereka tentang hal mengikut aku? Mereka datang ke gerejamu setiap Minggu tetapi kamu tidak memberitahu mereka tentang hal mengikut aku. Dan sekarang mereka terhilang karena mereka bukan milikku. Mereka tidak bisa pergi ke tempat aku berada karena mereka tidak pernah mengikut aku." Darah Anda akan menjadi tanggungan saya pada Hari itu jika saya gagal memberitakan kebenaran ini.
*Tanyalah diri Anda: "Apakah aku mengikut Yesus dengan setulus hati?"*
Jika Yesus benar-benar Tuan atas kehidupan Anda, maka hidup Anda akan berkelimpahan, menonjol dengan kuasa, damai sejahtera dan sukacita dari Allah
Saya memberitakan kepada Anda firman dari Tuhan. Saya minta Anda untuk menilai apakah semua hal itu benar atau tidak karena keselamatan kekal Anda bergantung padanya. Tanyalah diri Anda: "Apakah aku mengikut Yesus? Apakah aku dengan setulus hati mengikut Yesus?" Janganlah menipu diri Anda sendiri. Apakah Yesus benar-benar menjadi Penguasa atas hidup saya? Jika Anda bisa berkata, "Ya," maka Anda akan segera melihat bahwa hidup Anda benar-benar berbeda. Kemanapun Anda pergi, hidup Anda akan berbeda. Orang akan melihat, "Orang ini berbeda. Dia membawa kuasa Allah." Anda akan mendapati bahwa orang lain akan datang kepada Allah cukup dengan mengadakan kontak dengan Anda. Kuasa itu sangat luar biasa. Orang datang dengan begitu saja kepada Tuhan tanpa Anda harus mamasang senyum kepada mereka, atau dengan berkhotbah, atau mengecam mereka. Orang datang begitu saja kepada Tuhan karena adanya kuasa tersebut. Apakah mereka bereaksi terhadap kehidupan Anda, atau mereka mengacuhkan Anda? Mereka akan mengacuhkan Anda jika memang tidak ada sesuatu apa pun di dalam diri Anda.

2 comments:

  1. Bukankah yang diselamatkan adalah orang yang percaya? Bukan malaikat (termasuk Iblis) yang percaya? Menurut saya ada yang namanya 'kedewasaan rohani'. Tugas gembala (pendeta, dsb.) adalah mendewasakan orang2 yang sudah percaya, membuat mereka membangun imannya di atas batu yang kokoh, bukan di atas pasir. Tetapi setiap orang yang percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamatnya akan diselamatkan.

    ReplyDelete
  2. Kalo hanya bermodalkan percaya Yesus Tuhan saja kita di selamatkan apa bedanya dengan iblis mereka mengakui Yesus Tuhan
    Bukan hanya sekedar percaya tapi yg melakukan kehendaknya Firmanya
    Yg hidupnya berkenan itu yg menerima keselamatan

    ReplyDelete