Tuesday, June 25, 2013

jangan keraskan hati

Ibrani 3 : 15 — “Pada hari ini, jika
kamu mendengar suara-NYA,
janganlah keraskan hatimu seperti
dalam kegeraman.”
"Musik kegemaran boleh cadas, tapi
hati harus tetap lembut, bro !!!" ujar
seorang teman saya yang sangat
menggemari genre musik rock sambil
tertawa. Ia berkata demikian karena
sebagai penggemar musik rock, ia
sering dianggap sebagai orang yang
keras atau kasar, apalagi jika
melihat penampilannya dengan
rambut panjang dan berbagai
aksesoris/atribut seperti rocker.
Sah-sah saja memang menyukai
aliran musik tertentu termasuk
musik rock. Meski sering dituduh
sebagai musik yang mengusung
kekerasan atau hal-hal yang buruk,
saya dan teman saya sepakat bahwa
semua itu seharusnya dikembalikan
kepada orang yang mempergunakan
aliran musik ini. Benar, ada banyak
band rock yang seperti terlihat
memuja hal-hal yang keliru, tetapi
tidak kalah banyak pula band rock
yang memakainya untuk tujuan
baik, termasuk di dalamnya untuk
memuliakan TUHAN.
Musik, apapun jenisnya tetaplah
musik yang bisa dipakai sebagai
sarana apresiasi, media meluapkan
perasaan dan hiburan. Jadi bukan
salah musiknya, tapi tergantung
siapa yang memakai dan untuk apa
ia memakainya. Teman saya
menyukai jenis musik rock yang
cadas, tapi ia benar karena
mengatakan bahwa hati harus tetap
lembut, karena begitu hati mengeras,
efeknya bisa sangat merugikan.
Bagaimana ciri orang yang keras
hati ? Biasanya mereka sangat sulit
menerima pendapat orang lain.
Mereka merasa paling benar sendiri,
mau menang sendiri, lebih suka
berdebat meski tanpa ujung
ketimbang mendengar terlebih
dahulu. Mereka hobi membantah
dan anti nasihat. Orang yang keras
hati juga biasanya sulit diubahkan.
Meski dalam hati terdalamnya
mereka mungkin setuju terhadap
nasihat atau pendapat lawan
bicaranya, apa yang tampak diluar
akan berbeda 180 derajat. Hati yang
sudah keras bagai batu sering tampil
memberontak terhadap segala hal.
Banyak diantara orang yang keras
hati ini mengira bahwa dengan
tampil seperti itu mereka bisa
terlihat hebat. Sebenarnya mereka
sedang mengekspos kelemahan
mereka dan pada akhirnya
menghancurkan diri sendiri.
Pertama, mari kita lihat contoh
ketika YESUS KRISTUS
menyembuhkan orang pada hari
Sabat dalam Markus 3 : 1 - 6. Pada
saat itu ada sekelompok orang Farisi
disana. Orang Farisi memiliki
kedegilan hati yang sungguh teramat
sangat mengecewakan. Mereka
merasa paling tahu hukum, paling
suci, paling rohani, paling tahu dan
sebagainya. Mereka akan dengan
mudah menghakimi orang lain tapi
tidak pernah memeriksa diri mereka
sendiri. Tingkat kekerasan hati
mereka sudah sedemikian rupa
sehingga mereka tidak lagi peka
terhadap kebenaran.
Ketika YESUS KRISTUS bertemu
dengan orang yang sebelah
tangannya lumpuh di rumah ibadat,
orang-orang Farisi disana tahu
bahwa TUHAN YESUS pasti akan
melakukan sesuatu. Bukannya
bersyukur, mereka malah merasa
bahwa ada peluang untuk mencari
perkara terhadap TUHAN YESUS.
"Ini kan hari Sabat, tidak ada yang
boleh melakukan apapun termasuk
menyembuhkan. Ini saatnya untuk
memerangkap dan mempersalahkan
YESUS KRISTUS." begitu mungkin
yang ada di benak mereka.
Seharusnya mereka senang karena
mendapat kesempatan untuk bertemu
langsung dengan YESUS KRISTUS
dan menyaksikan kuasa-NYA, tapi
yang terjadi adalah mereka
memutuskan untuk mencari-cari
kesalahan. "Mereka mengamat-
amati YESUS, kalau-kalau IA
menyembuhkan orang itu pada hari
Sabat, supaya mereka dapat
mempersalahkan DIA." Markus 3 :
2
Lihatlah bagaimana kerasnya hati
dan kepala para orang Farisi ini.
Bukan saja mereka sudah tidak lagi
peka terhadap tangisan orang-orang
di sekitar mereka dalam memohon
pertolongan, hati mereka juga
ternyata sudah terlalu keras untuk
menerima YESUS KRISTUS. Mereka
lebih mementingkan tata cara dan
tradisi ketimbang berbuat sesuatu
untuk orang lain. Sekelompok orang
Farisi yang ada menyaksikan
TUHAN YESUS pada saat itu lebih
suka untuk melindungi tradisi
keagamaan secara sempit daripada
mematuhi Firman TUHAN. Mereka
tidak peduli permasalahan orang lain
karena toh mereka baik-baik saja
dan merasa sudah sempurna.
Lalu bagaimana reaksi YESUS
KRISTUS ? "Ia berdukacita karena
kedegilan mereka dan dengan marah
IA memandang sekeliling-NYA
kepada mereka.." Markus 3 : 5
Kedegilan ternyata mendukakan hati
YESUS KRISTUS. Sikap ini
membuatnya kecewa dan marah.
Bayangkan bagaimana parahnya jika
di antara orang percaya masih saja
banyak yang bersikap seperti ini.
Mudah menghakimi orang lain,
bahkan tidak jarang ada yang
menghujat saudara seiman lainnya
karena merasa paling benar.
Menuduh gereja lain tidak baik,
sesat dan sejenisnya dan
menganggap hanya tempatnya
beribadat yang paling sempurna. Jika
orang percaya masih bersikap seperti
ini dan terus saja menjadi batu
sandungan, bagaimana mungkin kita
bisa memimpikan melihat sebuah
transformasi total ?
Jika melihat kitab Perjanjian Lama,
ada satu tokoh yang dikenal
memiliki kekerasan hati luar biasa,
yaitu Saul. Salah satu contoh bisa
kita lihat dalam 1 Samuel 23 : 1 - 13
ketika Daud mendapat mandat dari
TUHAN untuk menyelamatkan
kota Kehila dari serangan orang
Filistin. Ketika Daud sukses
melakukannya, Saul kemudian
mendengar bahwa Daud sedang ada
di Kehila. "...Lalu berkatalah Saul:
"ALLAH telah menyerahkan dia ke
dalam tanganku, sebab dengan
masuk ke dalam kota yang berpintu
dan berpalang ia telah mengurung
dirinya." 1 Samuel 23 : 7
Lihatlah betapa fatalnya kekerasan
hati yang diderita Saul sampai-
sampai ia tidak lagi bisa
membedakan mana kehendak
TUHAN dan mana yang tidak.
Yang lebih parah, ia bahkan
membawa-bawa nama TUHAN
sebagai pembenaran akan
tindakannya sendiri.
Ada banyak di antara orang percaya
sekalipun yang bertingkah laku dan
punya pola pikir seperti ini. Mereka
akan dengan mudah menghakimi
bahwa orang yang terkena masalah
atau bencana sebagai akibat dari
dosanya sendiri walau tidak tahu
apa-apa tentang orang itu. Atau
lihatlah orang-orang yang berlaku
jahat dengan mengatasnamakan
TUHAN agar mendapat legitimasi
atas perbuatannya. Semua ini
berawal dari sikap keras hati yang
terus dibiarkan sehingga membatu
sampai sulit dilembutkan kembali.
Kita pun diingatkan: "Karena itu,
perhatikanlah dengan saksama,
bagaimana kamu hidup, janganlah
seperti orang bebal, tetapi seperti
orang arif." Efesus 5 : 15
Firman TUHAN juga berkata:
"Tetapi apabila pernah dikatakan:
"Pada hari ini, jika kamu mendengar
suara-NYA, janganlah keraskan
hatimu seperti dalam kegeraman"
Ibrani 3 : 15
Ingatlah bahwasanya hati
merupakan pusat kontrol dari
segalanya, dan Alkitab juga sudah
mengingatkan bahwa segala
kecemaran itu timbul dari hati yang
tidak terjaga dengan baik. "Sebab
dari dalam, dari hati orang, timbul
segala pikiran jahat, percabulan,
pencurian, pembunuhan, perzinahan,
keserakahan, kejahatan, kelicikan,
hawa nafsu, iri hati, hujat,
kesombongan, kebebalan." Markus
7 : 21 - 22
Apabila ada diantara teman-teman
yang masih keras hatinya, hari ini
juga, segera gantikan hati yang
membatu itu dengan sebuah hati
yang lembut agar Firman TUHAN
bisa masuk dan tertanam dengan
baik disana. Jika kita menginginkan
pencurahan ROH KUDUS dalam
hidup kita dan melihat langsung
manifestasi-NYA dalam gereja
dimana anda bertumbuh, kita harus
terlebih dahulu memeriksa kembali
keadaan hati kita masing-masing.
Periksa hati kita masing-masing,
jika masih ada bagian-bagian yang
keras di dalamnya, bertobatlah dan
lembutkan secepatnya, karena itu
hanya akan merugikan diri kita
sendiri dan membawa kita kepada
kehancuran. Kekerasan hati bisa
menghancurkan hidup dan masa
depan kita.

No comments:

Post a Comment