Saturday, June 22, 2013

rencanany sempurna bagi orang2 percaya

Rencana TUHAN Bagi Orang
Percaya selalu
indah dan sempurna.
DANIEL 1 : 1 - 2 — “ Pada tahun
yang ketiga
pemerintahan Yoyakim, raja Yehuda,
datanglah
Nebukadnezar, raja Babel, ke
Yerusalem, lalu
mengepung kota itu. TUHAN
menyerahkan
Yoyakim, raja Yehuda, dan sebagian
dari
perkakas-perkakas di rumah ALLAH
ke dalam
tangannya. Semuanya itu dibawanya
ke tanah
Sinear, ke dalam rumah dewanya;
perkakas-perkak
as itu dibawanya ke dalam
perbendaharaan
dewanya.”
Salah satu sebutan TUHAN YESUS
KRISTUS
yang kita kenal adalah "Singa dari
Yehuda".
Namun, ayat di atas mencatat
Nebukadnezar
mengepung Yehuda. Peperangan
merupakan hal
biasa bagi sebuah kerajaan. Tetapi
jika TUHAN
menyerahkan raja Yehuda ke tangan
raja Babel, ini
merupakan sesuatu yang tidak biasa.
Sebab,
biasanya musuh Yehuda yang
diserahkan
TUHAN ke tangan orang Yehuda.
Tetapi justru
orang Babel (gambaran dunia)
mengalahkan
Yehuda (gambaran orang beriman).
Seolah "iman
mengalahkan dunia" tidak berlaku
pada peristiwa
di atas.
Mengapa hal ini dapat terjadi ?
Apakah ALLAH
keliru ? Tidak. Ternyata hidup
Yoyakim yang
tidak benar di hadapan ALLAH
membuat dia
kalah. Itu sebabnya ALLAH
menyerahkan dia ke
tangan Nebukadnezar.
Kalimat "TUHAN menyerahkan
Yoyakim", bukan
berarti TUHAN sengaja melakukan
hal itu. Sebab
orang beriman ada di dalam tangan
TUHAN setiap
saat. Tetapi jika orang itu memilih
keluar dari
genggaman tangan TUHAN, hidup
orang itu akan
jatuh ke tangan musuh yang sudah
siap
mencaploknya.
2 RAJA RAJA 23 : 36 - 37 — “
Yoyakim berumur
dua puluh lima tahun pada waktu ia
menjadi raja
dan sebelas tahun lamanya ia
memerintah di
Yerusalem. Nama ibunya ialah
Zebuda binti
Pedaya, dari Ruma. Ia melakukan apa
yang jahat
di mata TUHAN tepat seperti yang
dilakukan
oleh nenek moyangnya."
Yoyakim menjadi raja Yehuda pada
usia 25 tahun
dan ia memerintah cukup singkat,
hanya 11 tahun.
Bahkan pada tahun ketiga
pemerintahannya, ia
sudah berada di bawah kekuasaan
Nebukadnezar.
Hal ini terjadi karena Yoyakim
melakukan apa
yang jahat di mata TUHAN. Apabila
perbuatan
anak TUHAN tidak sesuai dengan
Firman
TUHAN, kariernya tidak akan dapat
bertahan
lama.
Yang menentukan seseorang dapat
meraih sukses
bukanlah tergantung pada
kekuatannya, melainkan
ketaatannya kepada TUHAN.
Kejatuhan Yoyakim
ke tangan Nebukadnezar bukan
karena TUHAN
kejam, melainkan untuk menunjukkan
keadilan
TUHAN terhadap ketidaktaatan
Yoyakim sendiri.
TUHAN membiarkan Nebukadnezar
menguasai
Yoyakim karena IA adalah ALLAH
yang kudus
dan tidak berkenan terhadap segala
perbuatan
jahat yang dilakukan Yoyakim.
ALLAH tidak
mau campur tangan di dalam segala
perbuatan
jahat yang dilakukan raja Yehuda itu.
Jika hingga saat ini kita masih terus
mengalami
kekalahan, cobalah mengkoreksi diri
sendiri.
Masihkah kita berlaku seperti
Yoyakim yang
melakukan apa yang jahat di mata
TUHAN,
sehingga TUHAN tidak mau campur
tangan di
dalam hidup kita ?
Dampak dari perbuatan jahat
Yoyakim bukan
hanya diderita Yoyakim saja, tetapi
juga
ditanggung oleh seluruh rakyat yang
dipimpinnya.
Orang-orang beriman di dalam
kerajaan Yehuda
juga ikut menanggung penderitaan
akibat
kejahatan Yoyakim.
DANIEL 1 : 3, 6 - 7
1:3 Lalu raja bertitah kepada
Aspenas, kepala
istananya, untuk membawa beberapa
orang Israel,
yang berasal dari keturunan raja dan
dari kaum
bangsawan,
1:6 Di antara mereka itu ada juga
beberapa orang
Yehuda, yakni Daniel, Hananya,
Misael dan
Azarya.
1:7 Pemimpin pegawai istana itu
memberi nama
lain kepada mereka: Daniel
dinamainya Beltsazar...
Daniel dan kawan-kawan, orang-
orang yang takut
akan ALLAH, turut dibawa ke Babel.
Kejadian
seperti ini terlihat tidak adil: orang
lain yang
melakukan kejahatan, tetapi mengapa
Daniel dan
kawan-kawan ikut menanggung
akibatnya ?
Apakah TUHAN merencanakan
Daniel dan
kawan-kawan dibawa sebagai
tawanan di Babel ?
Tentu saja bukan. Kebanyakan orang
Kristen
memiliki konsep yang salah,
mengatakan, "Ini
adalah rencana TUHAN" ketika
mengalami
kesukaran. Ingatlah, TUHAN tidak
pernah
merencanakan sesuatu yang buruk
bagi umat-
NYA. Tetapi sekalipun mereka
mengalami kondisi
yang tidak enak, TUHAN sanggup
mengubahkan
sesuatu yang tidak baik menjadi
sesuatu yang
mendatangkan kebaikan. Selain
karena kesalahan
Yoyakim, faktor lain yang membuat
Daniel dan
kawan-kawan dibawa ke Babel adalah
rencana
Nebukadnezar yang ingin
mengumpulkan
keturunan bangsawan yang terpelajar
dari Yehuda.
Pengalaman tidak enak yang
ditanggung oleh
Daniel dan kawan-kawan dapat
dikatakan sebagai
resiko sebagai manusia yang hidup di
dalam dunia
ini. Sebagai contoh, saat terjadi
kebakaran di suatu
tempat, yang menanggung akibat
kebakaran itu
bukan hanya yang tinggal di lokasi
kebakaran saja,
tetapi juga penduduk di sekitar lokasi
harus ikut
menanggung akibatnya. Ini yang
dinamakan
sebagai resiko orang yang hidup di
dunia.
Akibat lain dari kesalahan Yoyakim
bukan hanya
membuat keempat orang Yehuda ini
ditawan, tetapi
orang Babel juga mengganti nama
mereka. Arti
nama Daniel "TUHAN adalah
Hakimku" diubah
menjadi Beltsazar. Tujuannya agar
Daniel tak lagi
bergantung kepada ALLAH. Sebab
itu, ketika
pengalaman yang tidak enak menimpa
kita, jangan
pernah membiarkan dunia ini menjadi
hakim atau
penentu hidup kita, jangan kita
terpengaruh
keadaan dunia ini. Tetaplah
menjadikan ALLAH
sebagai hakim atas hidup kita seperti
Daniel yang
tetap bergantung kepada ALLAH
kendati orang
Babel berusaha membelokkan iman
Daniel dengan
mengganti namanya.
ROMA 8 : 28 — “ Kita tahu
sekarang, bahwa
ALLAH turut bekerja dalam segala
sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka
yang
mengasihi DIA, yaitu bagi mereka
yang terpanggil
sesuai dengan rencana ALLAH."
Dalam segala perkara yang terjadi di
dalam
kehidupan manusia, TUHAN turut
bekerja untuk
mendatangkan kebaikan. Segala
perkara disini
maksudnya adalah segala sesuatu
yang terjadi
didalam hidup manusia, baik yang
terjadi karena
rencana ALLAH maupun yang bukan
rencana
ALLAH. Sebagai contoh, ketika
masih bayi teman
saya buta akibat kecelakaan tersiram
minyak kayu
putih. Peristiwa itu bukan rencana
ALLAH. Tetapi
melalui peristiwa itu TUHAN
mampu
mengubahkannya menjadi sesuatu
yang
mendatangkan kebaikan. Kebaikan
yang
dilakukan-NYA bukan hanya
menyembuhkannya
hingga dapat melihat kembali, tetapi
juga membuat
Papanya bernazar menjadi hamba
TUHAN. Jadi
jangan berkata, "Peristiwa-peristiwa
yang tidak
baik terjadi karena TUHAN yang
merencanakannya", tetapi melalui
segala sesuatu
yang terjadi, TUHAN mampu
melaksanakan
segala rencana-NYA yang indah bagi
kita. Kita
tidak akan pernah mampu mengontrol
segala
sesuatu yang terjadi di dalam hidup
ini, tetapi
TUHAN mampu mengubah segala
sesuatu
menjadi kebaikan bagi kita.
KEJADIAN 50 : 20 — “ Memang
kamu telah
mereka-rekakan yang jahat terhadap
aku, tetapi
ALLAH telah mereka-rekakannya
untuk kebaikan,
dengan maksud melakukan seperti
yang terjadi
sekarang ini, yakni memelihara hidup
suatu bangsa
yang besar."
Contoh lainnya adalah yang dialami
oleh Yusuf.
Saudara-saudara Yusuf memiliki
rencana jahat
terhadap Yusuf, tetapi Yusuf berkata
bahwa
TUHAN sanggup masuk di dalam
peristiwa yang
tidak baik itu dan mengubahkannya
menjadi
kebaikan. Biasanya rencana yang
tidak baik
berasal dari sesama manusia (orang
lain), namun
dapat juga terjadi karena kesalahan
kita. TUHAN
tidak pernah merencanakan Yusuf
dimasukkan ke
sumur oleh saudara-saudaranya,
tetapi melalui
peristiwa itu TUHAN mampu
membawa Yusuf
masuk ke Mesir. TUHAN juga tidak
pernah
merencanakan Yusuf menjadi budak
Potifar dan
istri Potifar menggoda Yusuf.
Demikian pula
untuk merealisasikan rencana-NYA,
TUHAN
tidak pernah menggunakan cara yang
buruk.
Misalnya, agar Yusuf menjadi
penguasa Mesir,
TUHAN menentukan Yusuf untuk
dijual menjadi
budak dan lain sebagainya. Tetapi
melalui
peristiwa-peristiwa itu, TUHAN
mampu campur
tangan hingga akhirnya ia diangkat
menjadi
penguasa Mesir.
DANIEL 2 : 27 – 28 — “ Daniel
menjawab,
katanya kepada raja: "Rahasia, yang
ditanyakan
tuanku raja, tidaklah dapat
diberitahukan kepada
raja oleh orang bijaksana, ahli jampi,
orang berilmu
atau ahli nujum. Tetapi di sorga ada
ALLAH yang
menyingkapkan rahasia-rahasia; IA
telah
memberitahukan kepada tuanku raja
Nebukadnezar apa yang akan terjadi
pada hari-
hari yang akan datang..."
TUHAN memberikan mimpi kepada
Nebukadnezar. Mimpi itu bukan
rencana TUHAN
untuk Nebukadnezar, melainkan
untuk Daniel
yang mengasihi TUHAN. Mengasihi
TUHAN
merupakan kunci TUHAN selalu
merencanakan
yang terbaik dan campur tangan di
dalam segala
hal yang kita alami. Nebukadnezar
tidak mau
memberitahukan apa mimpinya itu,
namun dia
menuntut para ahli nujum tahu mimpi
raja dan
sekaligus mengartikannya. Tidak
seorang pun yang
dapat melakukan hal itu. TUHAN
memberikan
karunia hikmat kepada Daniel untuk
mengetahui
apa mimpi Nebukadnezar beserta arti
mimpinya
itu. Melalui karunia hikmat yang
diterima Daniel
dari TUHAN itu, IA mengubah
status Daniel
yang tadinya sebagai orang buangan
menjadi orang
yang lebih tinggi daripada orang-orang
berhikmat
di Babel.
DANIEL 2 : 46, 48 - 49
2:46 Lalu sujudlah raja
Nebukadnezar serta
menyembah Daniel; juga
dititahkannya
mempersembahkan korban dan bau-
bauan
kepadanya.
2:48 Lalu raja memuliakan Daniel:
dianugerahinyalah dengan banyak
pemberian yang
besar, dan dibuatnya dia menjadi
penguasa atas
seluruh wilayah Babel dan menjadi
kepala semua
orang bijaksana di Babel.
2:49 Atas permintaan Daniel, raja
menyerahkan
pemerintahan wilayah Babel itu
kepada Sadrakh,
Mesakh dan Abednego, sedang
Daniel sendiri
tinggal di istana raja.
Setelah TUHAN menyingkapkan
mimpi
Nebukadnezar melalui Daniel, raja
Babel itu sujud
menyembah kepada Daniel. Sebagai
seorang
buangan, berubah status menjadi raja
adalah
sebuah kemuliaan. Keajaiban yang
didapatkan
Daniel lebih dari itu: raja menyembah
Daniel !!!
Apa yang dialami Daniel merupakan
salah satu
bukti dari rencana ALLAH yang
sempurna. Setelah
itu, raja memerintahkan kepada para
pegawainya
untuk memberikan persembahan dan
wewangian
kepada Daniel, begitu juga orang
yang mengasihi
TUHAN akan harum namanya.
Kita tidak perlu menyalahkan orang
lain atau
menyesali penderitaan yang
diakibatkan orang lain.
Jika kita mengasihi TUHAN,
pertolongan itu akan
kita terima dan kita akan melihat
rencana ALLAH
yang sempurna digenapi di dalam kita.
Seperti yang
dialami Daniel, dunia yang tunduk
kepada kita,
bukan kita yang tunduk kepada
dunia, dan
TUHAN dimuliakan di dalam kita.
Nebukadnezar memberikan banyak
pemberian besar
bahkan menjadikan Daniel sebagai
penguasa di
Babel. Atas permintaan Daniel, ketiga
orang
temannya ditunjuk untuk memerintah
di wilayah
Babel. Bukan raja yang memerintah
Daniel,
melainkan Daniel yang "memerintah"
raja, apa
yang diminta Daniel dituruti raja.
Melalui hal yang tak menyenangkan,
TUHAN
mampu menjadikannya berkat besar
bagi kita,
bahkan dunia berada di bawah
kekuasaan kita.
Bagi setiap anak TUHAN yang hidup
benar dan
mengasihi TUHAN, ada rencana
TUHAN yang
terbaik yang disediakan bagi kita,
rencana yang
tak dapat dirintangi oleh siapapun dan
apapun
juga,

No comments:

Post a Comment