Friday, June 28, 2013

penyembah yg benar

Yohanes 4 : 23 - 24 — “ Tetapi saatnya akan
datang dan sudah tiba sekarang, bahwa
penyembah-penyembah benar akan menyembah
BAPA dalam roh dan kebenaran; sebab BAPA
menghendaki penyembah-penyembah demikian.
ALLAH itu ROH dan barangsiapa menyembah
DIA, harus menyembah-NYA dalam roh dan
kebenaran.”
Firman TUHAN berkata bahwa TUHAN
menyukai penyembahan yang benar yaitu dalam
roh dan kebenaran. Yohanes 4 : 23 - 24
Penyembahan yang benar adalah seperti kita
sedang membangun hubungan dengan TUHAN,
tanpa adanya penyembahan maka kita tidak
memiliki saluran/jalan untuk kita berhubungan
dengan TUHAN.
Penyembahan yang benar akan membangun saluran
sehingga TUHAN bisa bekerja dengan bebas di
dalam kita. Melalui penyembahanlah TUHAN
dapat menolong dan memberkati kita. Inilah
pentingnya penyembahan bagi orang percaya.
Abraham setiap kali berpindah tempat ke tempat
yang baru maka hal pertama yang ia lakukan
adalah membangun mezbah, mezbah adalah
gambaran dari penyembahan.
Abraham mengerti benar bahwa penyembahan
memungkinkan TUHAN hadir dan campur tangan
dalam setiap kehidupannya. Raja Salomo, adalah
seorang yang mengorbankan 1000 korban bakaran
sekaligus, dan setelah Salomo selesai memberikan
1000 korban bakaran, TUHAN pun mendatangi
Salomo dan TUHAN berfirman apa saja yang
Salomo minta akan dikabulkan. 1 Raja-Raja 3 : 4
- 5 — “ Pada suatu hari raja pergi ke Gibeon untuk
mempersembahkan korban, sebab di situlah bukit
pengorbanan yang paling besar; seribu korban
bakaran dipersembahkan Salomo di atas mezbah
itu. Di Gibeon itu TUHAN menampakkan diri
kepada Salomo dalam mimpi pada waktu malam.
Berfirmanlah ALLAH: "Mintalah apa yang hendak
KUberikan kepadamu."
Mungkin kita seringkali tidak menyembah
TUHAN dengan benar sehingga pertolongan dan
berkat TUHAN tidak sampai kepada kita. Atau
banyak anak TUHAN tidak mengerti bagaimana
menyembah TUHAN. Seringkali kita tidak bisa
menikmati ketika kita menyembah TUHAN,
sehingga kita merasa penyembahan adalah
rutinitas belaka. Jika kita tidak bisa menikmati
penyembahan maka artinya ada yang salah dalam
penyembahan kita.
Ada penyembahan yang tidak berkenan di hadapan
TUHAN.
Amsal 21 : 27 — “ Korban orang fasik adalah
kekejian, lebih-lebih kalau dipersembahkan dengan
maksud jahat."
Penyembahan yang benar ditentukan oleh
penyembah atau orang yang menyembah bukan
lagu, suasana dan situasi. Bagaimana sikap hati
kita saat kita menyembah TUHAN adalah
penyebab utama kegagalan kita saat menyembah
TUHAN, seringkali kita merasa tertuduh dan
tidak layak untuk menghadap TUHAN. Pada saat
kita datang menyembah janganlah kita
memusingkan tentang kekudusan dan kesucian
sebab kekudusan kita tidak akan mencapai
standarnya TUHAN.
Jika kita memiliki sikap hati seperti ini maka kita
tidak bisa menyembah TUHAN dengan benar.
Sesungguhnya segala kesalehan kita seperti kain
kotor, karenanya jika kita datang pada TUHAN
dengan modal kesucian maka kita tidak akan
berkenan pada TUHAN. Yesaya 64 : 6 — “
Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis
dan segala kesalehan kami seperti kain kotor;
kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami
lenyap oleh kejahatan kami seperti daun
dilenyapkan oleh angin."
Pada satu sisi orang merasa tidak layak karena
dosa, dan di satu sisi lagi orang yang sombong
merasa layak sehingga ia pun tidak dijamah oleh
TUHAN, seperti orang Farisi yang merasa benar
dan suci namun doanya tidak berkenan di hadapan
TUHAN. Penghalang yang kedua adalah kita
terlalu memusingkan bagaimana cara yang benar
dalam menyembah TUHAN, seperti tata cara
duduk atau berdiri dalam menyembah,
menggunakan bahasa roh atau tidak.
Namun inti penyembahan adalah kita menikmati
TUHAN dan TUHAN pun menikmati
penyembahan kita. Seringkali kita terlalu
memusingkan bagaimana cara kita menyembah
TUHAN sehingga pada akhirnya penyembahan
kita tidak berkenan di hadapan TUHAN.
Janganlah kita membuat rumit hubungan kita
dengan TUHAN. Datanglah kepada TUHAN apa
adanya.
Maria memilih untuk duduk diam di kaki
TUHAN dan mendengar suara TUHAN. Lukas
10 : 39, 42
10:39 Perempuan itu mempunyai seorang saudara
yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki
TUHAN dan terus mendengarkan perkataan-
NYA.
10:42 tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria
telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak
akan diambil dari padanya."
Maria memilih bagian yang terbaik dengan
menikmati TUHAN. Maria berdiam diri dan
hatinya menyembah TUHAN. Sering kita
terpengaruh dengan gaya penyembahan orang lain
sehingga kita meniru gaya mereka. Kita berkata-
kata hanya sebatas di mulut hanya karena
kebiasaan, ini tidak berkenan kepada TUHAN,
penyembahan adalah sikap hati. Yesaya 29 : 13 — “
Dan TUHAN telah berfirman: "Oleh karena
bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan
memuliakan AKU dengan bibirnya, padahal
hatinya menjauh dari pada-KU, dan ibadahnya
kepada-KU hanyalah perintah manusia yang
dihafalkan."
Daud memiliki gaya penyembahan yang berbeda. 2
Samuel 6 : 15 - 16 — “ Daud dan seluruh orang
Israel mengangkut tabut TUHAN itu dengan
diiringi sorak dan bunyi sangkakala. Ketika tabut
TUHAN itu masuk ke kota Daud, maka Mikhal,
anak perempuan Saul, menjenguk dari jendela, lalu
melihat raja Daud meloncat-loncat serta menari-
nari di hadapan TUHAN. Sebab itu ia memandang
rendah Daud dalam hatinya."
Daud adalah orang yang bersemangat dalam
penyembahan. Daud menari, melompat, bersorak
dengan sekuat tenaga. Ini bukan ekspresi yang
dibuat-buat tetapi karena ucapan syukur dan
cintanya yang mendalam kepada TUHAN.
TUHAN sangat berkenan dengan penyembahan
Daud. Jika kita melihat orang lain yang melakukan
penyembahan dengan gaya yang tidak biasa maka
janganlah kita terburu-buru untuk menghakimi
orang tersebut. Marilah kita menyembah TUHAN
dengan alami sesuai dengan hati kita, kita tidak
perlu meniru-niru cara orang lain dalam
menyembah TUHAN.
Maria sebagai perempuan berdosa datang
tersungkur di kaki TUHAN, ia menangis sambil
meminyaki kaki YESUS KRISTUS. Lukas 7 : 37 -
38 — “ Di kota itu ada seorang perempuan yang
terkenal sebagai seorang berdosa. Ketika
perempuan itu mendengar, bahwa YESUS sedang
makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia
membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak
wangi. Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang
YESUS dekat kaki-NYA, lalu membasahi kaki-
NYA itu dengan air matanya dan menyekanya
dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-
NYA dan meminyakinya dengan minyak wangi
itu."
Kita bebas mengekspresikan diri kita saat kita
menyembah TUHAN, Maria hanya menangis di
kaki TUHAN tanpa berkata apa-apa, namun
penyembahannya menjadi penyembahan yang
berbau harum di hadapan TUHAN.
Janganlah penyembahan kita hanya sekedar lip
service di hadapan TUHAN, tetapi hendaklah
keluar dari hati kita. Penyembahan yang tidak
berkenan di hadapan TUHAN adalah
penyembahan yang pura-pura. Kita mau
menyembah TUHAN dengan benar, dengan
segenap hati kita sehingga penyembahan yang kita
naikkan berkenan di hadapan

No comments:

Post a Comment