Saturday, June 22, 2013

jujur dihadapan tuhan

Jujur dihadapan TUHAN
Amsal 28 : 13 — “ Siapa menyembunyikan
pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa
mengakuinya dan meninggalkan akan disayangi.”
Syarat-syarat untuk memperoleh kemurahan
TUHAN adalah sederhana, adil dan pantas.
TUHAN tidak mengharuskan kita melakukan hal
yang amat sulit supaya kita dapat memperoleh
pengampunan dosa. Kita tidak perlu mengadakan
perjalanan yang panjang dan meletihkan, atau
membuat tebusan TUHAN yang di surga atau
untuk melenyapkan pelanggaran-pelanggaran kita;
melainkan orang yang mengaku dan meninggalkan
dosanyalah yang akan mendapat kemurahan.
Rasul berkata : Yakobus 5 : 16 — “ Karena itu
hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan
saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa
orang yang benar, bila dengan yakin didoakan,
sangat besar kuasanya."
Akuilah dosamu kepada TUHAN, hanya DIAlah
yang dapat mengampuninya, demikian pula
kesalahanmu kepada satu dengan yang lain.
Jikalau engkau menghina sahabat atau
tetanggamu, engkau harus mengakui
kesalahanmu, maka adalah kewajiban-NYA
mengampuni engkau. Kemudian carilah
pengampunan dari TUHAN, karena saudara yang
telah engkau lukai hatinya adalah milik
TUHAN, dan dengan melukai dia berarti engkau
berdosa melawan Khalik dan penebusnya. Masalah
itu sampai ke hadapan Pengantara yang sejati
yang hanya satu-satunya itu, yakni Imam Besar
kita yang telah, “dicobai, hanya tidak berbuat
dosa.” dan karenanya dapat membasuhkan kita
dari setiap noda kesalahan kita. Ibrani 4 : 15 — “
Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah
imam besar yang tidak dapat turut merasakan
kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama
dengan kita, IA telah dicobai, hanya tidak berbuat
dosa."
Orang-orang yang belum merendahkan dirinya di
hadapan TUHAN dengan jalan mengakui
kesalahan mereka, berarti belumlah memenuhi
syarat pertama penerimaan itu. Jika kita belum
mengalami pertobatan yang tidak perlu disesalkan,
serta belum mempunyai rendah hati yang sejati
dalam jiwa dan roh pengakuan yang luluh
mengakui dosa-dosa kita, jijik akan kesalahan-
kesalahan kita, berarti kita belum berusaha
dengan sungguh-sungguh mencari pengampunan
dosa; dan jika kita tidak pernah mencari-NYA
dengan sungguh-sungguh maka kita tidak akan
pernah mendapat damai TUHAN. Satu-satunya
sebab mengapa kita tidak mendapat Pengampunan
dosa-dosa kita pada masa lampau ialah karena
kita tidak mau merendahkan hati serta menurut
syarat-syarat Firman kebenaran itu. Petunjuk-
petunjuk yang jelas telah diberikan mengenai hal
ini. Pengakuan dosa, apakah di hadapan orang
banyak atau hanya sendirian, haruslah dengan
penuh hati dan dinyatakan dengan tulus.
Bukannya harus karena terpaksa dari orang yang
berdosa itu. Bukan pula dengan cara sembrono dan
remeh, atau dipaksa dari orang-orang yang tidak
menyadari rasa jijiknya sifat dosa itu. Pengakuan
yang mengalir dari segenap jiwa berjalan menuju
TUHAN yang mempunyai kasih tiada batasnya.
Penulis Mazmur berkata seperti berikut:
“TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang
patah hati, dan IA menyelamatkan orang-orang
yang remuk jiwanya.” Mazmur 34 : 19
Pengakuan yang sesungguhnya senantiasa
merupakan satu sifat yang unik, serta mengakui
dosa-dosa khusus pula. Mungkin keadaan dosanya
itu demikian rupa sehingga harus dibawa ke
hadapan TUHAN saja; mungkin pula kesalahan-
kesalahan mereka itu haruslah diakui kepada
orang-orang yang telah menderita karenanya, atau
mungkin pula kesalahan yang dilakukan di
hadapan orang banyak, maka perlu diakui di
hadapan orang banyak. Tetapi semua pengakuan
haruslah pasti langsung pada sasarannya,
mengakui dosa yang nyata-nyata telah dilakukan.
Pada zaman Nabi Samuel orang-orang Israel jauh
dan sesat dari TUHAN. Mereka telah menderita
menanggung akibat dosa mereka, karena mereka
telah kehilangan iman dalam TUHAN,
kehilangan kearifan akan kuasa serta
kebijaksanaan TUHAN dalam memerintah
bangsa, hilang keyakinan dan mempertahankan
pekerjaan-NYA. Mereka berpaling dari Pemerintah
yang besar atas semesta alam dan mereka ingin
memerintah sebagaimana bangsa-bangsa yang ada
di sekitarnya. Sebelum mereka mendapat damai
mereka membuat pengakuan yang pasti seperti
berikut: “Sebab dengan meminta raja bagi kami,
kami menambah dosa kami dengan kejahatan ini.”
1 Samuel 12 : 19. Dosa yang mereka sadari itulah
yang harus diakui. Rasa tak berterima kasih
mereka menekan jiwa-jiwa mereka serta
memisahkan mereka dari TUHAN.
Tanpa pertobatan dan pembaruan yang sejati
pengakuannya tidak akan diterima TUHAN.
Harus ada perubahan yang pasti di dalam
kehidupan; segala sesuatu yang sifatnya
menyerang TUHAN haruslah dibuangkan. Inilah
hasil yang murni dari penyesalan kita akan dosa
itu. Pekerjaan yang hendak kita lakukan amat
jelas dipampangkan di hadapan kita : “Basuhlah,
bersihkanlah dirimu jauhkanlah perbuatan-
perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku.
Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik;
usahakanlah keadilan, kendalikan orang kejam.
Belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah
perkara janda-janda!” Yesaya 1 : 16 - 17
“Orang jahat itu mengembalikan gadaian orang, ia
membayar ganti rampasannya, menuruti peraturan-
peraturan yang memberi hidup, sehingga tidak
berbuat curang lagi, ia pasti hidup, ia tidak akan
mati.” Yehezkiel 33 : 15
Berbicara mengenai pekerjaan pertobatan ini Paulus
berkata “Sebab perhatikanlah betapa justru
dukacita yang menurut kehendak TUHAN itu
mengerjakan pada kamu kesungguhan yang besar,
bahkan pembelaan diri, kejengkelan, ketakutan,
kerinduan, kegiatan, penghukuman! Di dalam
semuanya itu kamu telah membuktikan, bahwa
kamu tidak bersalah di dalam perkara itu.” 2
Korintus 7 : 11
Apabila dosa sudah mematikan ajaran-ajaran
moral, maka orang-orang yang berdosa tidak akan
dapat lagi melihat kekurangan tabiatnya atau pun
menyadari hebatnya kejahatan yang telah
dilakukannya; jadi kecuali dia menyerah dalam
kuasa ROH KUDUS yang meyakinkannya maka
dia masih tetap tinggal buta terhadap dosa-
dosanya. Pengakuan-pengakuan yang diadakannya
tidak sungguh-sungguh dan tulus hati. Terhadap
pengakuan segala dosanya selalu ditambahi dalih-
dalih mengatakan bahwa kalau bukan karena
situasi tertentu dia tidak akan pernah melakukan
ini dan itu atas hal mana dia ditegur.
Sesudah Adam dan Hawa memakan buah pohon
larangan itu, mereka dipenuhi satu perasaan malu
dan takut. Mula-mula yang mereka pikirkan
hanyalah bagaimana mencari dalih atau maaf atas
dosa mereka lalu lepas dari hukuman maut yang
menakutkan itu. Ketika TUHAN menanyakan
dari hal dosa mereka, maka Adam menyahut,
menyalahkan TUHAN dan teman hidupnya.
“Perempuan yang KAU tempatkan di sisiku,
dialah yang memberi dari buah pohon itu
kepadaku, maka kumakan.” Jawab perempuan itu:
“Ular itu yang memperdayakan aku, maka
kumakan.” Kejadian 3 : 12 - 13
Mengapa ENGKAU jadikan ular itu ? Mengapa
ENGKAU membiarkannya datang ke taman
Eden ? Inilah pertanyaan-pertanyaan yang
terselubung di dalam dalihnya atas dosanya, justru
menuduh TUHAN bertanggung jawab atas
kejatuhan mereka kepada dosa. Roh pembenaran
diri sendiri bermula di dalam bapa segala dusta itu
dan telah ditunjukkan pula oleh semua putra-putri
Adam. Pengakuan-pengakuan semacam ini
bukanlah diilhamkan oleh ROH TUHAN dan
tidak akan diterima TUHAN. Pertobatan yang
sejati akan menuntut manusia untuk menanggung
kesalahannya sendiri serta mengakuinya tanpa tipu
atau kemunafikan. Seperti seorang pemungut cukai
yang tidak berani mengangkat kepalanya
menengadah ke langit, dia berseru: “Ya TUHAN,
kasihankanlah aku yang berdosa ini,” dan
barangsiapa yang mengaku salahnya akan
dibenarkan, karena YESUS KRISTUS memohonkan
dengan darah-NYA demi jiwa yang bertobat.
Pelbagai teladan dari hal pertobatan yang murni
dan kerendahan hati di dalam Firman TUHAN
menunjukkan satu pengakuan di dalam mana tiada
dalih untuk dosa atau usaha mencoba
membenarkan diri sendiri. Rasul Paulus tidaklah
berusaha menudungi dirinya sendiri; dia
melukiskan dosanya dalam corak yang sehitam-
hitamnya, tidak berusaha mengecilkan
kesalahannya.
Katanya, “Hal itu kulakukan juga di Yerusalem.
Aku bukan saja telah memasukkan banyak orang
kudus ke dalam penjara, setelah aku memperoleh
kuasa dari imam-imam kepala, tetapi aku juga
setuju, jika mereka dihukum mati. Dalam rumah-
rumah ibadat aku sering menyiksa mereka dan
memaksanya untuk menyangkal imannya dan
dalam amarah yang meluap-luap aku mengejar
mereka, bahkan sampai ke kota-kota asing.”
Kisah Para Rasul 26 : 10 - 11
Dia tidak segan-segan menyatakan bahwa
“KRISTUS YESUS datang ke dunia untuk
menyelamatkan orang berdosa. Dan di antara
mereka akulah yang paling berdosa.” 1 Timotius
1 : 15
Hati yang hancur dan rendah hati, ditaklukkan
oleh pertobatan yang sejati, akan menghargai
sesuatu dari hal kasih YESUS KRISTUS dan
kematian-NYA di Golgota dan sebagai seorang
anak yang mengaku dosanya kepada ALLAH
BAPA yang penuh kasih, demikianlah orang yang
berdosa dengan sepenuh hati membawa semua
dosa-dosanya ke hadapan TUHAN. Dan ada
tertulis, “Jika kita mengaku dosa kita, maka IA
adalah setia dan adil, sehingga IA akan
mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita
dari segala kejahatan.” 1Yohanes 1 : 9

No comments:

Post a Comment